HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN WELLBEING PADA REMAJA AKHIR DI SURABAYA

Christianto Tedjasuksmana

Abstract


ABSTRAK

Ketika memasuki usia remaja, individu memerlukan kondisi wellbeing yang baik agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta berkarya secara produktif dan efektif. Wellbeing memiliki 2 pendekatan, yaitu pendekatan hedonic atau subjective wellbeing dan pendekatan eudaemonic atau psychological wellbeing. Dalam mencapai hal tersebut, maka dibutuhkannya konsep diri untuk membantu individu memahami dirinya melalui kondisi fisik, sosial, serta aspek-aspek personal seperti kepribadian, sikap, dan perilaku. Dengan mencapai identitas yang utuh, individu dapat memiliki fungsi psikologis dan sosial yang baik, serta mengurangi masalah pada perilakunya. Dengan kata lain, pencapaian identitas melalui konsep diri yang positif mengarah pada kondisi wellbeing yang baik. Penelitian ini melibatkan 72 orang remaja yang berusia 18-21 tahun di Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Peneliti menggunakan skala Pemberton Happiness Index untuk mengukur wellbeing dan skala Personal Self-concept Questionnaire untuk mengukur konsep diri. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi non-parametrik Kendall’s tau-b. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara variabel konsep diri dengan wellbeing, r = 0,456 dan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik konsep diri remaja, maka semakin baik pula wellbeing­ remaja. Demikian pula sebaliknya, konsep diri yang kurang diikuti oleh menurunnya wellbeing.

 


Save to Mendeley


Full Text:

PDF

References


Beddington, J. (2008). Mental Capital and Wellbeing - Final Report. Foresight, 1–22. http://www.bis.gov.uk/assets/bispartners/foresight/docs/mental-capital/learning_through_life.pdf

Craven, R. G., & Marsh, H. W. (2008). The centrality of the self-concept construct for psychological wellbeing and unlocking human potential: Implications for child and educational psychologists. Educational and Child Psychology, 25(2), 104–118.

Diener, E., Emmons, R. A., Larsen, R. J., & Griffin, S. (1985). The Satisfaction With Life Scale. Journal of Personality Assessment, 49(1), 71–75.

Goñi, E., Madariaga, J. M., Axpe, I., & Goñi, A. (2011). Structure of the Personal Self-concept (PSC) Questionnaire. International Journal of Clinical and Health Psychology, 11(3), 509–522.

Hervás, G., & Vázquez, C. (2013). Construction and validation of a measure of integrative well-being in seven languages: The Pemberton Happiness Index. Health and Quality of Life Outcomes, 11(1), 1–13. https://doi.org/10.1186/1477-7525-11-66

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi 5). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Huta, V. & Waterman, A.S. (2014). Eudaimonia and its distinction from hedonia: Developing a classification and terminology for understanding conceptual and operational definitions. Journal of Happiness Studies, 15, 1425-1456.

McCullough, G., Huebner, E. S., & Laughlin, J. E. (2000). Life events, self-concept, and adolescents’ positive subjective well-being. Psychology in the Schools, 37(3), 281–290.

Michaelson, J., Abdallah, S., Steuer, N., Thompson, S., & Marks, N. (2009). National Accounts of Well-being: Bringing real wealth onto the balance sheet NEF is an independent think-and-do tank that inspires and demonstrates real economic well-being (Issue April 2015). www.nationalaccountsofwellbeing.org

Palacios, E. G., Echaniz, I. E., Fernández, A. R., & de Barrón, I. C. O. (2015). Personal self-concept and satisfaction with life in adolescence, youth and adulthood. Psicothema, 27(1), 52–58.

Rodríguez, A., & Goñi, A. (2011). La estructura tridimensional del bienestar subjetivo [The three-dimensional structure of subjective well-being]. Anales de Psicología, 27(2), 327-332.

Ryan, R. M., & Deci, E. L. (2001). On hapiness and human potentials: a review of research on hedonic and eudaemonic well-being. Annual Revision Psychology Journal, 52, 141-166.

Santrock, J. W. (2007). Remaja Jilid 1 (edisi 2). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sumargi, A. M. & Kristi A. N. (2017). well-being orang tua, pengasuhan otoritatif, dan perilaku bermasalah pada remaja. Jurnal Psikologi, 44(3), 185-197.

Zukauskiene, R. (2014). Adolescence and well-being. In A. Beh-Arieh, F. Casas, I. Frones, & J.E. Korbin (Eds.), Handbook of child well-being: Theories, methods, and policies in global perspective (pp 1713-1738). New York: Springer.




DOI: https://doi.org/10.33508/exp.v10i2.2946