2024-03-29T00:03:28Z
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/oai
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3194
2021-05-21T13:15:05Z
JIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3945
2023-01-29T13:18:02Z
teknik:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/5189
2024-01-09T10:53:57Z
zigma:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/764
2018-09-04T13:09:00Z
JWM:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1923
2019-01-30T12:07:51Z
VOCATIO:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/950
2019-02-21T10:32:50Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/976
2019-02-21T10:32:51Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1967
2019-03-24T20:37:13Z
Magister_Scientiae:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2593
2020-08-03T10:19:35Z
RIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2755
2020-11-04T10:13:54Z
JTPG:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2518
2021-02-18T13:49:52Z
teknik:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3163
2021-04-28T09:59:38Z
JIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3193
2021-05-21T13:15:05Z
JIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4074
2023-06-05T06:21:05Z
NERS:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/5283
2024-02-05T07:52:26Z
BW:RSCH
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1881
2019-01-13T07:59:04Z
JWMJ:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1924
2019-01-30T12:07:51Z
VOCATIO:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/827
2019-02-21T10:32:51Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/977
2019-02-21T10:32:51Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2155
2019-10-08T07:55:36Z
JTPG:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2289
2020-10-23T05:14:23Z
peka:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2807
2020-11-11T08:45:53Z
Magister_Scientiae:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2812
2021-02-20T18:17:13Z
JTPG:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3164
2021-04-28T09:59:38Z
JIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3324
2021-08-16T15:20:45Z
KOMUNIKATIF:ack
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4862
2023-08-01T04:28:05Z
NERS:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4837
2024-02-23T05:49:17Z
teknik:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1885
2019-01-13T07:59:05Z
JWMJ:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1925
2019-01-30T12:07:51Z
VOCATIO:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/952
2019-02-21T10:32:51Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/830
2019-02-21T10:33:04Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2347
2020-02-05T14:25:05Z
JFST:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2290
2020-10-23T05:14:23Z
peka:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2801
2020-11-16T16:35:26Z
Magister_Scientiae:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3160
2021-04-28T09:59:37Z
JIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3124
2021-04-28T10:01:31Z
JUMMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1889
2022-04-10T13:22:30Z
JTPG:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4002
2023-08-03T05:43:44Z
ARETE:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4757
2024-02-23T05:53:36Z
teknik:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1922
2019-01-30T11:39:05Z
VOCATIO:COV
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1926
2019-01-30T12:07:51Z
VOCATIO:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/974
2019-02-21T10:32:51Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/972
2019-02-21T10:33:04Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2440
2020-03-30T14:09:34Z
Magister_Scientiae:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2293
2020-10-23T05:14:23Z
peka:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1916
2020-11-30T21:00:14Z
teknik:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3161
2021-04-28T09:59:38Z
JIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3192
2021-05-21T13:15:05Z
JIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4333
2022-11-29T23:56:24Z
JWMJ:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4534
2023-08-13T15:27:32Z
BW:RSCH
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1928
2019-01-30T12:07:50Z
VOCATIO:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1927
2019-01-30T12:07:51Z
VOCATIO:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/975
2019-02-21T10:32:51Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/973
2019-02-21T10:33:05Z
JMP:Art
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2580
2020-07-11T07:00:38Z
JAKO:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2295
2020-10-23T05:14:23Z
peka:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2161
2020-11-30T21:00:15Z
teknik:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3162
2021-04-28T09:59:38Z
JIMA:ART
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2889
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN SELF ESTEEM REMAJA PEREMPUAN YANG MERASA IMPERFECT AKIBAT BODY SHAMING
Angelina, Priscilla
Christanti, Fransisca Dessi
Mulya, Happy Cahaya
ABSTRAKSelf esteem adalah persepsi masing-masing orang mengenai bagaimana individu menilai atau menghargai dirinya, penilaian seseorang terhadap diri sendiri dapat bersifat positif atau negatif. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman dalam kehidupannya, salah satu yang dapat mempengaruhi self esteem adalah perilaku body shaming. Body shaming adalah fenomena bullying atau mengomentari bentuk tubuh seseorang, hal ini sedang marak atau banyak terjadi hingga saat ini. Bentuk body shaming bukan hanya gemuk ataupun kurus, tetapi juga bisa karena warna kulit, bentuk hidung, bentuk gigi ataupun bentuk tubuh yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui self esteem remaja perempuan yang merasa imperfect akibat body shaming. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe fenomenologis. Penelitian ini menggunakan teknik analisis induktif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah dua remaja yang mengalami body shaming hingga membuat penilaian diri yang negatif. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa informan yang mendapatkan perilaku body shaming memiliki self esteem atau penilaian diri yang negatif. Informan juga mengalami berbagai dampak negatif akibat self esteem yang negatif.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Widya Mandala Surabaya Catholic University
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2889
10.33508/exp.v9i2.2889
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 94-103
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2889/2818
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3359
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME
Wijaya, Yessi Dewi Sangga
Prasetyo, Eli
Kebahagiaan menjadi salah satu tujuan hidup bagi mayoritas individu yang bisa dicapai dengan membentuk persepsi positif terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Kebahagiaan harus diperjuangkan pencapaiannya, sekalipun kenyataan yang terjadi seringkali di luar harapan individu. Memiliki anak dengan down syndrome pasti akan memberikan dampak pada kehidupan individu, khususnya ibu. Ibu sebagai seorang individu berhak untuk merasakan kebahagiaan di dalam diri dan hidupnya sekalipun memiliki anak down syndrome. Ada serangkaian proses yang dilalui seorang ibu sejak menerima diagnosis down syndrome pada anak hingga akhirnya mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika kebahagiaan (happiness) pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah dua ibu yang memiliki anak down syndrome usia 7-12 tahun (usia SD). Peneliti memperoleh informan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data inductive thematic analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua informan merasakan kebahagiaan selama mengasuh anak down syndrome. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya spiritualitas yang terdiri dari pandangan-pandangan positif seperti memandang kehadiran anak sebagai anugerah dan percaya bahwa mereka telah diberi kepercayaan serta tanggung jawab yang lebih dari Allah untuk memiliki anak tersebut. Kedua informan juga menunjukkan adanya penghargaan diri dan pengembangan diri yang positif terhadap kehidupan informan.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Eli Prasetyo, Widya Mandala Catholic University
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3359
10.33508/exp.v9i2.3359
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 71-80
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3359/2816
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3749
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN CITRA TUBUH PADA REMAJA PUTRI DI KABUPATEN ALOR
Hapsari, Elisabet Widyaning
Bakan, Louise Niga
citra tubuh, gratitude, remaja putri.
Citra tubuh merupakan salah satu aspek yang menonjol pada masa remaja. Pada remaja perempuan, perhatian terhadap tubuh menjadi kekhawatiran terpenting dalam kehidupan. Gratitude merupakan emosi positif yang memiliki manfaat untuk mengurangi, dan menghilangkan emosi-emosi negatif seperti penyesalan, ketidakpuasan, kekecewaan, dan frustasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara gratitude dengan citra tubuh pada remaja putri di Kabupaten Alor. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 106 remaja putri di Kabupaten Alor, teknik pengambil sampel yang digunakan yaitu accidental sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara gratitude dengan citra tubuh pada remaja putri di Kabupaten Alor dengan koefisien korelasi sebesar 0,306 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Semakin tinggi tingkat gratitude maka semakin tinggi pula citra tubuh, dan sebaliknya semakin rendah tingkat gratitude maka semakin rendah citra tubuh. Penelitian ini juga menghasilkan temuan lain dimana meningkatnya gratitude tidak selalu diikuti dengan meningkatnya citra tubuh pada individu.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-06-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3749
10.33508/exp.v10i1.3749
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 46-60
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3749/3043
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1786
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Pribadi, Agung Santoso
Sugiarti, Rini
Penelitian ini ini bertujuan menguji perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan tipe Think Pair Share (TPS) dalam meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SMA. Subjek Penelitian ini berjumlah 69 siswa kelas X IPS. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan skala kepercayaan diri. Rancangan penelitiannya adalah eksperimen dengan menggunakan static group design. Analisis data dilakukan menggunakan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung (-0,026, p 0,980>0,05). maka hipotesis diterima. Rata-rata (mean) untuk kelas yang mengunakan model pembelajaran koperatif tipe Numbered Head Together adalah 0,49 dan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah 0,53. Disimpulkan bahwa kepercayaan diri siswa di kelas dengan model pembelajaran koperatif tipe think Pair share lebih tinggi daripada kepercayaan diri siswa di kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1786
10.33508/exp.v6i1.1786
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 11-18
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1786/1634
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2946
2022-12-09T08:16:53Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN WELLBEING PADA REMAJA AKHIR DI SURABAYA
Tedjasuksmana, Christianto
ABSTRAKKetika memasuki usia remaja, individu memerlukan kondisi wellbeing yang baik agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta berkarya secara produktif dan efektif. Wellbeing memiliki 2 pendekatan, yaitu pendekatan hedonic atau subjective wellbeing dan pendekatan eudaemonic atau psychological wellbeing. Dalam mencapai hal tersebut, maka dibutuhkannya konsep diri untuk membantu individu memahami dirinya melalui kondisi fisik, sosial, serta aspek-aspek personal seperti kepribadian, sikap, dan perilaku. Dengan mencapai identitas yang utuh, individu dapat memiliki fungsi psikologis dan sosial yang baik, serta mengurangi masalah pada perilakunya. Dengan kata lain, pencapaian identitas melalui konsep diri yang positif mengarah pada kondisi wellbeing yang baik. Penelitian ini melibatkan 72 orang remaja yang berusia 18-21 tahun di Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Peneliti menggunakan skala Pemberton Happiness Index untuk mengukur wellbeing dan skala Personal Self-concept Questionnaire untuk mengukur konsep diri. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi non-parametrik Kendall’s tau-b. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara variabel konsep diri dengan wellbeing, r = 0,456 dan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik konsep diri remaja, maka semakin baik pula wellbeing remaja. Demikian pula sebaliknya, konsep diri yang kurang diikuti oleh menurunnya wellbeing.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2946
10.33508/exp.v10i2.2946
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 121-132
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2946/3138
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/2946/201
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1791
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
STUDI DESKRIPSI TENTANG RELIGIOSITAS DAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI RELIGIOSITAS PADA MAHASISWA YANG BERAGAMA KATOLIK DI UNIVERSITAS X
Susilo, Johannes Dicky
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religious, namun saat ini penanaman nilainilai religious mulai terdesak oleh perkembangan teknologi, khususnya perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan
informasi. Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat, terbuka dan kurang selektif bisa memberikan dampak negatif bagi keberadaan dan kewibawaan nilai-nilai religious yang dianut dalam kehidupan masyarakat. Mahasiswa juga tidak terlepas dari pengaruh
tersebut padahal sebagai calon agen perubahan diharapkan memiliki religiositas yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari fenomena tersebut di atas terhadap perkembangan religiositas mahasiswa di universitas Y. Penelitian dilakukan terhadap 449 orang mahasiswa yang beragama Katolik di universitas X dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Pengambilan data menggunakan skala religiositas remaja. Hasil penelitian menunjukkan tingkat religiositas dalam kategori sangat tinggi sebanyak 52,9% dan kategori tinggi 40,9%. Faktor-faktor yang dominan dalam mempengaruhi religiositas adalah orangtua, saudara, teman, dan pemuka agama. Orangtua adalah faktor yang paling dominan dalam pertumbuhan religiositas mahasiswa.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1791
10.33508/exp.v6i1.1791
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 51-63
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1791/1639
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4162
2023-02-03T03:05:30Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIOSITAS DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA MAHASISWA YANG BERAGAMA KATOLIK
Susanto, Stanley Evans
Susilo, Dicky
Pendidikan, mahasiswa, religiositas, kecemasan akademik
Abstrak - Menjalani pendidikan di perguruan tinggi menjadi suatu hal yang didambakan. Meskipun demikian, pada mahasiswa, dapat terjadi gangguan pola pemikiran dan perilaku, sebagai bentuk dari kecemasan akademik. Religiositas mungkin berperan sebagai coping mechanism terhadap kecemasan akademik ini sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara religiositas dengan kecemasan akademik. Dengan metode kuantitatif, peneliti membuat alat ukur untuk kedua variabel yakni skala religiositas dan skala kecemasan akademik. Jumlah total responden adalah sebanyak 205 orang dengan kriteria subjek yakni mahasiswa yang beragama Katolik di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan nilai r = -0,156 dan p = 0,001 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan di antara kedua variabel dengan arah hubungan negatif, yang dapat diintepretasikan jika semakin tinggi tingkat religiositas, maka semakin rendah tingkat kecemasan akademik. Demikian pula sebaliknya, jika semakin rendah tingkat religiositas, maka semakin tinggi tingkat kedemasan akademik
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4162
10.33508/exp.v10i2.4162
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 154-165
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4162/3145
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4494
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
PENGARUH GRATITUDE TERHADAP KECENDERUNGAN DEPRESI PADA MAHASISWA DI SURABAYA
Priyantono, Ariel Benny
Susilo, Dicky
Mulya, Happy Cahaya
Gratitude; Kecenderungan Depresi; Mahasiswa di Surabaya
Kecenderungan depresi didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang menyakitkan dengan perasaan kebahagiaan yang hilang dan dapat ditunjukan dengan gejala tertentu. Salah satu penyebab kecenderungan depresi adalah menurunnya gratitude atau rasa syukur yang dimiliki oleh seorang individu yang terdiri dari intencity, frequency, span dan dencity. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetauhi pengaruh dari gratitude terhadap kecenderungan depresi pada mahasiswa Surabaya. Peneliti menggunakan metode kuantitif dengan menyebarkan skala gratitude questionnaire 6 (GQ-6) dan depression anxiety stress scale 21 (DASS-21) yang peneliti susun dengan bantuan Google Form. Subjek yang menjadi penelitian ini adalah mahasiswa strata satu berumur 18-25 tahun di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan teknik analisa regresi sederhana dengan memakai bantuan aplikasi SPSS for Windows versi 25. Penelitian ini mendapatkan hasil adanya pengaruh signifikan antar variabel. Uji pengaruh pada penelitian ini digambarkan dengan sumbangan efektif sebesar 12.6% dan nilai sig, sebesar 0.000 (p < 0.05) dan nilai persamaan Y=41,274 – 0,449X. Berdasarkan persamaan regresi tersebut memperoleh arti bahwa setiap kenaikan 0,449 poin pada poin gratitude maka akan menurunkan 1 poin kecenderungan depresinya. Sebaliknya, setiap terdapat penurunan poin gratitude sebesar 0,449 poin maka akan menambahkan kenaikan 1 poin pada kecenderungan depresinya.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4494
10.33508/exp.v11i1.4494
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 56-69
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4494/3319
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2122
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
PENGELOLAAN KEBUTUHAN SEKSUAL FRATER YANG MENJALANI PEMBINAAN DI SEMINARI TINGGI
Wiraganingrum, Gabriella Dhiegnadya Arini
Engry, Agustina
Frater is a call for Catholic men who decided to devote their lives to God. Live as a frater requires them to live in Seminary until the end of their live, so they must voluntarily leave every worldly life outside of Seminary and obey evangelical advice. This aim of this study is to explore how to manage sexual needs that appears on the live coaching frater at the Seminary. Sexual needs are sexual behaviors that arise through erotic feelings, desires, and sexual fantasies perceived by the individual concerned. On the development of the genital phase, hormones and sexuality are increasingly mature and considered ready to channel the sexual needs arise, no exception on frater. Therefore, researchers are interested in knowing how the management of sexual needs frater undergoing coaching at the High Seminary. This study is using Phenomenology method, and also through a semi-structured interview process. This study involve two frater who was 19-30 years old and already undergoing coaching in the High Seminary of at least 1 year. This study also using inductive thematic analysis, using communicative and argumentative validation. The results of the analysis of the data shown that there were several ways that support sexual needs, namely diverting sexual drive that arise by carrying out other activities. In addition, the motivation to be a priest, the confidence to manage sexual needs and views on sexual need also help manage the sexual needs that arise during coaching at the High Seminary.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2122
10.33508/exp.v7i1.2122
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 43-54
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2122/1913
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4688
2023-12-15T10:31:45Z
EXPERIENTIA:ART
IDENTIFIKASI TAHAPAN SELF-SILENCING DALAM HUBUNGAN BERPACARAN EMERGING ADULTHOOD
Harmoko, Kezia Kevina
Hosea, Felicia Angie
Widjaja, Richelleen
Valentina, Putu Erika
Poniman, Nicholas Oswald
Tandra, Jeanie Sindayani
Rembulan, Cicilia Larasati
Dorkas, Mopheta Audiola
Wardhani, Putri Ayu Puspieta
self-silencing; komunikasi; emerging adulthood; hubungan berpacaran
Self-silencing adalah ketidakhadiran komunikasi efektif dalam hubungan sehingga individu tidak mengekspresikan pemikiran, perasaan serta keinginan yang sebenarnya kepada pasangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Tujuan penelitian adalah memperkaya eksplorasi mengenai tahapan yang mencangkup penyebab, bentuk, dan dampak self-silencing dalam hubungan berpacaran emerging adulthood. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terhadap dua pasangan yang memiliki indikasi self-silencing berdasarkan open-ended questionnaire yang disusun. Data dari kedua pasangan melalui tahap triangulasi dan dianalisis dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam penyebab, tahapan, dan dampak self-silencing bagi laki-laki dan perempuan. Temuan ini merupakan kebaruan dalam penelitian tentang self-silencing. Terdapat beberapa persamaan di faktor internal penyebab self-silencing, tetapi seluruh faktor eksternal dalam laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Self-silencing perempuan cenderung berdampak terhadap relasi sedangkan laki-laki berdampak pada dirinya sendiri. Untuk tahapan, perempuan bisa keluar dari self-silencing akibat dorongan internal. Sementara pada laki-laki, walaupun memiliki motivasi internal, mereka cenderung butuh dorongan eksternal dari pasangan. Bentuk self-silencing antara laki-laki dan perempuan memiliki kemiripan, mereka sama-sama menunjukkan self-silencing dengan diam untuk menghindari konflik dan menunda komunikasi. Penelitian ini bermanfaat bagi emerging adult untuk meningkatkan kesadaran pentingnya berkomunikasi efektif dalam hubungan berpacaran. Keterbatasan penelitian ini adalah latar belakang budaya partisipan yang serupa sehingga informasi yang disampaikan menjadi terbatas pada konteks tertentu. Penelitian selanjutnya dapat mencari partisipan dengan latar belakang budaya yang lebih beragam untuk memperkaya informasi.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Universitas Ciputra Surabaya
2023-12-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4688
10.33508/exp.v11i2.4688
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 2 (2023); 129-151
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4688/3496
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2717
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI PAIN MANAGEMENT DALAM MENGURANGI NYERI TUBUH PADA DEWASA LANSIA DI POSYANDU LANSIA X
Engry, Agustina
The purpose of this research is to find out the effectiveness of pain management psychoeducation to decrease pain on elderly people in the integrated healthcare center X. This study used a quasi experimental research with 25 participants that are members of integrated healthcare center X. The type of quasi experimental designs is one group pretest posttest design. Instrument that used is Geriatric Pain Measure from Ferrell, Stein & Beck (2000) that has adapted to bahasa Indonesia. Data analysis used Paired T Test with sig 0,044 that means there is a significant difference pain score before and after pain management psychoeducation has given.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2717
10.33508/exp.v6i2.2717
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 13-18
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2717/2327
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2722
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
PENGALAMAN TRAUMATIS PADA WANITA YANG MENGALAMI KEGUGURAN BERULANG
Wijaya, Genesis Philia
Erawan, Erlyn
Miscarriage is an event of fetal death without any element of intention before the time of birth. Within time, miscarriages can happen recurrently in some women. When experiencing recurrent miscarriage, individuals generally feel sad and disappointed because their hope to have a child has been lost. Recurrent miscarriages experienced by women can lead to trauma, which is the fear and insecurity that the individual feels from traumatic events. The purpose of this study is to describe the traumatic experience of a woman who has experienced recurrent miscarriage. This study used the qualitative research method and phenomenological approach. Data collection was done by interviewing three informants who suffered recurrent miscarriages of at least 3 times. The feelings seen in this study are generally sad, dissappointed and guilty from the miscarriage. The traumatic experiences that came up in the three informants were different. During handling trauma, the informants continue to believe in God for their recurring miscarriages. The informants received social support from family and spouse. During facing their trauma, the informants need social support that became useful to minimize fear and insecurity that exist in them. Social support makes informants able to accept the condition of recurrent miscarriage and reduce the trauma. Two of the three informants got pregnant again and were able to make their fetus survive after receiving social support, especially the support of their husband.
Keywords: Traumatic event, women, recurrent miscarriage
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2722
10.33508/exp.v6i2.2722
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 67-78
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2722/2342
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2729
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
KONSEP DIRI PADA INDIGO DEWASA AWAL
Prasetio, Maria Dini
Indigo phenomenon in Indonesia at few moments have been trending topic in society. This phenomenon receive every positive or negative view of points in society. Indigo individuals are individual that have a differents potency for every indigo, which is ESP experience (Extrasensory Perception), sensitive, and rational. The purpose of this research is obtain a picture of the self concept’s development. This study uses a qualitative case study method through an interview on early adults aged 18-40 years old and have ESP experience (Extrasensory Perception) since child. There are two participants in this research. The analysis technique that used is inductive technique. This research use two kinds validity such as comunicative and argumentative validitas. Research result show that indigo individuals since child feels different between normal people. They feel special with their advantages and sometimes get different treatment with negative view from society and their family. The views and over-treatment related to their ability resulted indigo individuals not being open to their environment. Early adults who are indigo tend to be forced accept their advantages. Their self concept development influenced by their parents, family, and friendship environment. Early adults who are indigo saw indigo as a permanent ability, which couldn’t be eliminated or easily rejected.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2729
10.33508/exp.v7i2.2729
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 33-44
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2729/2347
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2429
2021-02-08T13:28:35Z
EXPERIENTIA:ART
RESILIENSI IBU DARI ANAK DENGAN DOWN SYNDROME YANG BERPRESTASI DALAM BIDANG OLAHRAGA
Allicia, Allicia
Adhyatma, Made Dharmawan Rama
Down Syndrome is a disorder caused by chromosome abnormalities that are associated with mental retardation, characteristic facial appearance, and poor muscle. The disorder makes a child diagnosed with this disorder has a typical characteristic such as lower intellectual capability, social capability, and healthiness than the other child with normal development. The presence of a child with Down Syndrome makes the majority of mothers experience deep sadness, stress, and depression. That's why the capability to respond and accept the presence of the child positively is needed. Resilience is an individual capability to face, deal, and respond to difficulties or challenges in life in a healthy and productive manner. This study using qualitative research method with phenomenological approach. Informant in this study were three mothers which having a child with Down Syndrome that is achieved in sport. The informant was chosen with a purposive sampling method. This study using an inductive thematic analysis data analysis technique. The results of this study indicate that mothers who have Down Syndrome child’s see her child’s is a gifts, have a sense of pride in the child’s achievements, social support from those around her makes her have an optimism to develop children’s potential, and an effort to develop children’s interests and talents.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2429
10.33508/exp.v8i1.2429
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 1 (2020); 47-58
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2429/2352
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2765
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN TINGKAT SELF-EFFICACY PADA ANAK DISLEKSIA DENGAN PELATIHAN BERKONSEP GROWTH MINDSET
Chauwito, Veronica Amelinda
Prasetyo, Eli
Abstrak Pendidikan dianggap sebagai hal yang penting dalam kehidupan manusia, dan akan berlangsung sepanjang hayat manusia. Namun tidak semua anak dapat melalui proses pendidikan dengan baik. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-5; APA, 2013), terdapat tiga jenis gangguan belajar yang dapat mempengaruhi proses belajar di masa kanak-kanak, yaitu disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Disleksia sendiri adalah gangguan belajar yang paling sering ditemui diantara tiga jenis gangguan belajar yang lainya. Anak-anak dengan disleksia memiliki kecenderungan self-efficacy yang rendah dibandingkan anak-anak pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan self-efficacy anak dengan disleksia dengan memberikan perlakuan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian single case-experimental design. Jumlah subjek yang digunakan adalah dua orang, satu sebagai subjek try out dan satu sebagai subjek perlakuan. Metode pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari 53 ke 75. Serta diperoleh hasil dari wawancara bahwa subjek lebih mau mencoba dan tidak mudah menyerah. Sehingga hipotesa penelitian diterima yaitu ada perbedaan tingkat self-efficacy pada anak dengan disleksia sebelum dan sesudah diberi pelatihan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset, ada peningkatan self-efficacy pada anak dengan disleksia sesudah diberi pelatihan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset.Kata kunci: Disleksia; self-efficacy; Growth Mindset
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2765
10.33508/exp.v8i2.2765
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 112-121
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2765/2568
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2874
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
PENGARUH RELIGIOSITAS TERHADAP KECEMASAN PADA ANGGOTA KOMUNITAS ORANG MUDA KATOLIK (OMK) DI KEVIKEPAN SURABAYA SELATAN
Kusuma, Maria Annuntiata Tiara Ayu
Susilo, Dicky
Kecemasan merupakan salah satu fenomena yang kerap terjadi pada masa dewasa awal. Kecemasan tersebut dipicu oleh ketidakmampuan individu dalam menghadapi permasalahan dan perubahan pada masa tersebut. Di Indonesia, sebesar 9,8% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan munculnya gejala kecemasan. Kecemasan pada masa dewasa awal ini juga dialami oleh anggota Orang Muda Katolik (OMK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiositas terhadap kecemasan pada anggota komunitas OMK di Kevikepan Surabaya Selatan. Penelitian ini dilakukan pada anggota komunitas OMK yang aktif di setiap paroki dalam Kevikepan Surabaya Selatan (N = 162). Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Convenience Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Kecemasan dengan 3 aspek dan skala Religiositas dengan 5 dimensi. Data dianalisis dengan teknik statistika analisis regresi. Hasil pengolahan data mendapatkan nilai F sebesar 5,609 yang memiliki nilai p 0.019 (p < 0,05) yang berarti ada pengaruh religiositas terhadap kecemasan pada anggota komunitas OMK di Kevikepan Surabaya Selatan dan sebesar 3,4% variansi kecemasan dijelaskan oleh religiositas.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2874
10.33508/exp.v8i2.2874
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 95-103
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2874/2582
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2954
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA PSIKOSPIRITUAL PENYEMBUHAN LUKA BATIN
Novitasari, Katharina Anggun Dwi
Nugrohadi, Gratianus Edwi
AbstraksiHingga saat ini luka batin menjadi salah satu persoalan kompleks, terkhusus bagi anak muda dengan segala tugas dan tanggung jawab berat yang mulai diterimanya. Maka penelitian ini ingin mengkaji secara ilmiah mengenai dinamika psikospiritual pada anak muda yang menjalani penyembuhan luka batin. Penyembuhan luka batin merupakan suatu proses mengingat, memahami, dan menerima kembali pengalaman yang melukai batin seseorang dengan apa adanya (Bock, 2011). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan proses wawancara mendalam pada tiga informan yaitu laki-laki dan perempuan dengan usia dewasa awal (18-35 tahun) yang belum menikah dan telah mengikuti penyembuhan luka batin. Penelitian ini menggunakan teknik purposive dalam menentukan informan penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik induktif, dengan melakukan validitas komunikatif dan argumentatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dinamika psikospiritual pada anak muda yang melakukan penyembuhan luka berangkat dari keinginan untuk sembuh dan berdamai dengan masa lalunya sehingga bisa memiliki perasaan, pemikiran, dan perilaku baru yang terlepas dari pengalaman luka batin. Selain itu orang yang sudah berdamai dengan luka batinnya akan lebih bisa menggali pengalaman cinta dan juga hidup bagi sesama dan semesta, tidak memikirkan diri sendiri. Kemauan dari diri sendiri dan dukungan sosial sangat berperan pada proses penyembuhan luka batin ini. Kata kunci : luka batin, penyembuhan luka batin, dinamika psikospiritual
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2954
10.33508/exp.v9i1.2954
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 10-23
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2954/2610
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2910
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN WORK-LIFE BALANCE PADA MOMPRENEUR
Prasartika, Brigitta
Repi, Andhika Alexander
Nowadays married women who do not work nine-to-five and choose to become housewives can be productive by generating high-achieving and income-generating works, one of which is by opening a business at home. Housewives who open businesses at home are commonly referred to as mompreneurs. However, being a mompreneur is not easy. A mompreneur needs to strive for a balance between her work life and also her personal life to maintain the sustainability of her business and her family. This study aims to observe how the work-life balance of the mompreneur is depicted, where work-life balance is an individual effort to balance work life and personal life. This research was conducted using qualitative phenomenological methods that applied the theory-led thematic analysis technique. The informants of this study are mompreneurs, who have been managing a business in the house which is operated online or offline with the business age is <2 years, and have or are currently nurturing a child <18 years old. Informants were selected using purposive and snowball techniques. The results of this study illustrate that the two informants show that there are three aspects of work-life balance, namely time balance, involvement balance, and satisfaction balance. Additionally, this study also found a new aspect of work-life balance, namely emotional balance, and the factors that affect the work-life balance of the two informants are the characteristics of the informant's trait or attitude, continuous learning, social support, and work overload.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2910
10.33508/exp.v9i2.2910
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 112-125
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2910/2812
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3256
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN IDENTITAS SOSIAL PADA WARGA PENGANUT BUDAYA BERSIH DESA WILAYAH SAWO KELURAHAN BRINGIN SURABAYA
Pramudita, Raras
Susilo, Dicky
Indonesia memiliki banyak keberagaman tradisi yang masih dilakukan secara turun-temurun. Salah satu tradisi upacara ritual yang masih dilaksanakan pada masyarakat Indonesia adalah bersih desa atau sedekah bumi. Melekatnya tradisi upacara ritual dengan kehidupan bermasyarakat, dapat menjadi sebagai ciri atau identitas. Akan terkesan janggal jika suatu tradisi atau budaya tidak dilakukan. Sehingga individu yang menganut budaya ini menjadikannya sebagai identitas sosial akan memiliki nilai-nilai, emosi, dan pemikiran serta melewati proses identitas sosial terhadap budaya bersih desa. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan identitas sosial pada warga penganut budaya bersih desa berdasarkan komponen identitas sosial dan proses identitas sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah studi fenomenologi kepada dua informan yang menjalankan upacara kebudayaan ini di suatu daerah. Hasil dari penelitian ini, yaitu berdasarkan tiga komponen identitas sosial, yaitu komponen evaluatif berdasarkan nilai kehidupan, yaitu selamat dan bersyukur, komponen emosi berdasarkan perasaan individu, yaitu empati, cuek dan senang. Serta komponen kognitif yang meliputi proses identitas sosial, yaitu terdiri dari social categorization yang didasarkan atas lingkungan desa, tradisi adat, dan sejarah desa, prototypes yang didasarkan atas bentuk representasi kognitif meliputi kegiatan sedekah bumi dan partisipasi warga dalam kegiatan tersebut, dan depersonalization yang berdasarkan hasil internalisasi dari anggota kelompok, yaitu desa aman, warga rukun, saling membantu, dan tidak membeda-bedakan antar individu.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3256
10.33508/exp.v9i2.3256
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 81-93
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3256/2817
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3736
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAK BOLA ARSENAL DI KOTA MADIUN
Yunus, Alfian
Wicaksono, David Ary
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konformitas dengan fanatisme suporter klub sepak bola Arsenal di Kota Madiun. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 45 orang yang tergabung dalam grup media sosial WhatsApp Arsenal Indonesia Suporter Madiun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan skala konformitas dan skala fanatisme sebagai alat pengumpul data. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil pengujian koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,826 dengan nilai signifikansi p=0,000 (p<0,05). Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukan hipotesis diterima dan ada hubungan yang signifikan antara konformitas dengan fanatisme suporter klub sepak bola Arsenal di Kota Madiun.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3736
10.33508/exp.v10i1.3736
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 61-66
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3736/3048
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1787
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF GAMBARAN SELF EFFICACY GURU SMA KATOLIK TERAKREDITASI A DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SURABAYA
Silalahi, Maria Dewi
Susilo, Johannes Dicky
Kurikulum 2013 (K 13) merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dalam penerapan Kurikulum, peran guru sangatlah penting. Dalam hal ini guru membantu para peserta didik dalam proses perkembangan diri dengan cara
mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang dimiliki. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (UU No. 14 tahun 2015 pasal satu ayat satu). Oleh karena itu, keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu merupakan hal yang sangat mendukung seseorang untuk berbuat. Dalam psikologi hal ini disebut self efficacy. Oleh sebab itu self efficacy memiliki peran yang sangat penting terhadap kinerja para guru dalam mengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran self efficacy guru SMA Katolik terakreditasi A dalam penerapan K 13 di Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan penyebaran skala self efficacy sebanyak 16 aitem. Subyek penelitian (N=92) adalah guru-guru yang mengajar di SMA Katolik. Adapun kriteria subyek adalah guru yang sudah pengalaman mengajar dengan K 13 minimal 1 semester. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proportional stratified sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 92 orang subyek terdapat 62 orang yang tergolong memiliki self efficacy yang tinggi. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru SMA Katolik memiliki self efficacy yang tinggi dalam penerapan K 13. Orang yang memiliki self efficacy yang tinggi akan berusaha lebih giat untuk mengatasi tantangan yang ada.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1787
10.33508/exp.v6i1.1787
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 19-26
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1787/1635
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2949
2022-12-14T05:46:01Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA STRENGTH-BASED PARENTING DENGAN STUDENT SUBJECTIVE WELLBEING PADA REMAJA AWAL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA X SURABAYA
Pondaag, Chavellaryan Raynold Edward Gilbert
ABSTRAKSubjective wellbeing penting bagi remaja awal sebagai pelajar di sekolah, karena menggerakkan remaja untuk menyadari lingkungannya dan membuat mereka lebih efektif dalam membangun dan meningkatkan kemampuan kreativitas, pemecahan masalah dan beberapa kemampuan lainnya yang penting untuk menjadi seseorang pelajar yang sukses. Jika tidak terpenuhi, akan timbul masalah-masalah bagi remaja seperti malas ke sekolah dan terjerumus dalam kenakalan remaja. Salah satu sumber ketidakbahagiaan remaja sebagai pelajar di sekolah adalah masalah dengan orang tua, yakni orang tua kurang mengenali kekuatan anak seperti yang terjadi pada remaja di Sekolah X Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Strength-Based Parenting dengan Student Subjective Wellbeing pada remaja awal di Surabaya. Penelitian ini melibatkan 80 orang pelajar sekolah X di Surabaya dengan rentang usia 13-15 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan skala Student Subjective Wellbeing Questionnaire untuk mengukur wellbeing remaja sebagai pelajar dan Strength-Based Parenting untuk mengukur persepsi Strength-Based Parenting dari siswa terhadap orang tua. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang positif antara Strength Knowledge dengan Student Subjective Wellbeing dengan nilai p=0,027 (p < 0,05) dan r = 0,192, dan antara Strength Use dengan Student Subjective Wellbeing dengan nilai p=0,000 (p < 0,05) dan r = 0,354. Dengan demikian, semakin tinggi Strength-Based Parenting (Strength Knowledge & Strength Use) yang dilaporkan oleh remaja awal, maka semakin tinggi pula Student Subjective Wellbeing remaja awal di sekolah tersebut dan semakin rendah Strength-Based Parenting (Strength Knowledge & Strength Use) maka semakin rendah pula Student Subjective Wellbeing remaja awal di sekolah tersebut.Kata Kunci: Subjective Wellbeing, Strength Knowledge, Strength Use, Strength-Based Parenting, Student Subjective Wellbeing.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2949
10.33508/exp.v10i2.2949
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 133-144
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2949/3140
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/2949/199
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3973
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
EFEKTIVITAS PELATIHAN MOTIVASI BERPRESTASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU PROKRASTINASI PADA REMAJA DI DAERAH PESISIR SURABAYA
Lapod, Jennifer Olivia
Antonio, Arnelita Natalie
Dewi, Clara Hosana Yessica Jelita
Chandra, Inggrid Devyana
Ayu P. W, Putri
Yuliawati, Livia
Sajaya, Ersa Lanang
prokrastinasi akademik, pelatihan motivasi berprestasi, remaja pesisir Surabaya
Remaja bersekolah, terutama yang berada di daerah pesisir kota, menghadapi berbagai tekanan, persoalan dan tuntutan lingkungan, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan prokrastinasi akademik. Tekanan yang terjadi adalah fase storm dan stres akibat perubahan sosial, fisik, dan emosional. Apabila tidak bisa menghadapi fase tersebut secara konstruktif, remaja akan mengalami masalah proses belajar, seperti kurang baik dalam manajemen waktu. Prokrastinasi yang berkelanjutan dapat menyebabkan penurunan performa akademik dan meningkatkan kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat prokrastinasi akademik sebelum dan sesudah diberi pelatihan motivasi berprestasi pada remaja di daerah pesisir Surabaya. Metode yang digunakan yaitu quasi-experiment (one-group pre-test-post-test design) dengan teknik purposive sampling. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini merupakan remaja berjumlah 9 orang yang berusia antara 12-17 tahun di bawah naungan komunitas X dan tinggal di pesisir Surabaya. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah General Procrastination Scale. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan terhadap tingkat prokrastinasi akademik sebelum dan sesudah diberi pelatihan motivasi berprestasi dengan hasil p = 0,542 (p > 0,05). Minimnya efek dari pelatihan terjadi karena beberapa peserta tidak mengikuti pertemuan penuh, kurangnya partisipasi aktif peserta selama pelatihan berlangsung, durasi dan jumlah pelatihan terlalu singkat, serta terdapat faktor lain turut menjadi penyebab prokrastinasi. Hal ini perlu diperhatikan peneliti selanjutnya untuk membuat pelatihan dengan lebih memperhatikan kehadiran dan partisipasi aktif peserta, menambah durasi dan jumlah pelatihan, serta meninjau faktor lain selain motivasi berprestasi.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3973
10.33508/exp.v11i1.3973
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 1-16
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3973/3316
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2117
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
EFEKTIVITAS PELATIHAN SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN KEBAHAGIAAN PEKERJA SOSIAL DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) YANG MENANGANI KASUS ANAK
Engry, Agustina
Ambarini, Tri Kurniati
The purpose of this research is to find out the effectiveness of self management training to increase happinesss on social workers that work in children social organization. This study used a quasi experimental research with seven social workers from three different Children Social Organization. The type of quasi experimental designs is single group pretest posttest design. Instrument that used is The Oxford Happiness Questionnaire from Argyle and Hills (2001) that has adapted to bahasa Indonesia. Data analysis used Wilcoxon Signed Rank Test with sig 0,075 that means there is not a significant difference happiness score before and after self management training given.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2117
10.33508/exp.v7i1.2117
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 1-10
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2117/1909
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4482
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN KOSMETIK TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA WANITA PEKERJA FRONTLINER DI KOTA SURABAYA
Wilbert, Agnes Nathania
Effendy, Nurlaila
Wanita pekerja frontliner penting untuk memiliki kepercayaan diri terutama untuk berinteraksi dengan customer. Namun seringkali, sebagian besar dari frontliner tidak percaya diri karena penampilan fisik terutama pada wajahnya. Hal ini membuat individu memperbaiki penampilan fisiknya agar terlihat lebih cantik dan menawan dengan menggunakan bantuan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh intensitas penggunaan kosmetik terhadap kepercayaan diri pada wanita pekerja frontliner di kota Surabaya. Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala intensitas penggunaan kosmetik berdasarkan empat aspek, yakni perhatian atau daya konsentrasi, durasi, frekuensi, dan penghayatan atau pemahaman. Pada skala kepercayaan diri berdasarkan lima aspek, yakni keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggungjawab, dan rasional. Responden yang didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 164 dan kemudian dilakukan analisis menggunakan teknik statistika uji analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS for windows 16.0. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, yang artinya ada pengaruh yang signifikan dan memiliki nilai positif antara intensitas penggunaan kosmetik dengan kepercayaan diri pada wanita pekerja frontliner di Kota Surabaya. Hal ini berarti dengan menggunakan kosmetik mampu meningkatkan kepercayaan diri oleh para frontliner. Penggunaan kosmetik menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari responden dalam pekerjaannya. Pengaruh yang signifikan berarti nilai positif, berarti semakin tinggi intensitas penggunaan kosmetik, maka semakin tinggi pula kepercayaan diri yang dimilikinya. Selain itu, terdapat sumbangan efektif pengaruh intensitas penggunaan kosmetik terhadap kepercayaan diri sebesar 11,5%.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4482
10.33508/exp.v11i1.4482
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 70-87
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4482/3325
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2124
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
SELF EFFICACY DAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI TUGAS AKHIR PADA MAHASISWA UKWMS
Florencea, Sarah
Hapsari, Elisabet Widyaning
This study aims to determine the relationship of anxiety to students who take the final assignment as a requirement for graduating undergraduate students at UKWMS in terms of self efficacy. Based on one of the factors that can affect anxiety, namely low self efficacy. The link between anxiety facing the final task with self efficacy is that if students believe that they do not have the ability to overcome stressful challenges in the face of the final task, the student will feel increasingly anxious when faced with these challenges. When students have high self-efficacy, the student can overcome the anxiety he faces and challenging or difficult conditions can be likened to a challenge that need not be avoided. The subjects in this study were 341 UKWMS students who were facing the final assignment. The sampling technique used is proportional stratified random sampling. The results of statistical processing obtained a correlation coefficient of -0.376 with a p value of 0.000 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2124
10.33508/exp.v7i1.2124
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 55-68
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2124/1914
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/5106
2024-02-05T04:55:00Z
EXPERIENTIA:ART
Grit dan Religiositas terhadap Work Engagement pada Pengurus Ormawa yang Beragama Kristiani di Surabaya
Manoach, Jessica Lydia
Susilo, Dicky
grit; religiositas; work engagement; pengurus ormawa; mahasiswa
Pengurus Ormawa membutuhkan work engagement untuk mendukung proses kerjanya. Work Engagement merupakan kondisi pikiran yang positif dan adanya pemenuhan diri pada pekerjaan dengan timbulnya rasa puas sehingga melibatkan afeksi dan perasaan termotivasi untuk mencapai kesejahteraan individu melawan timbulnya burnout saat bekerja. Dalam JD-R model, individu dengan job demands dan job resources memerlukan personal resources untuk dapat menunjukkan work engagement dan salah satu bentuknya adalah konsistensi minat dan daya tahan individu dalam melaksanakan tugas dalam organisasi yang disebut juga dengan grit. Faktor personal resources juga berkaitan dengan konstruk religiositas pada individu yang merupakan tata cara individu dalam menjalankan ajaran keagamaannya. Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin menguji pengaruh antara grit dan religiositas terhadap work engagement pada pengurus Ormawa beragama Kristiani di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Google form dengan menyebarkan skala Utrecht Work Engagement Scale–9 (UWES-9), 12-Item Grit Scale, dan skala Religiositas dengan menurunkan berdasarkan aspek-aspek. Partisipan penelitian ini merupakan pengurus Ormawa beragama Kristiani (Kristen Protestan & Katolik) di periode 2022/2023. Penelitian ini memperoleh hasil adanya pengaruh yang signifikan antara Grit & Religiositas terhadap Work Engagement pada pengurus Ormawa beragama Kristiani di kota Surabaya. Sumbangan efektif yang diberikan pada penelitian ini sebesar 11,5% dan nilai sig. 0,002 (p<0,05) dengan persamaan garis linier y= 18,267 + 0,298x1 +0,083x2. Arti dari persamaan garis linier tersebut adalah setiap penambahan 1 poin Grit dan Religiositas akan menambah pula poin Work Engagement sebesar 0,381
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-12-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/5106
10.33508/exp.v11i2.5106
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 2 (2023); 198-217
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/5106/3497
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2718
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN RESILIENSI PADA MANTAN PENGGUNA METHAMPHETAMINE HYDROHLORIDE PASCA MENJALANI REHABILITASI
Tunggal, Elisa Arli
Effendy, Nurlaila
Methamphetamine hydrochloride is known as methamphetamine or sabu which is a synthetic addictive substance that can be easily found in society. Individuals suffer from methamphetamine addiction require to go through rehabilitation to recover and stop the risk of substance tolerance. After rehabilitation, individuals need to have an ability to maintain the recovery process and avoid relapse. This study aimed to explore resilience ability former and in-depth interview technique. Data were gathered from three informants who were former methamphetamine users and had gone through rehabilitation. The result showed an internal condition called resilience and an external condition supporting the resilience ability of informants in order not to relapse. The internal conditions found in this study were attitude towards challenges, self-endurance and positive self-concept. Attitude towards challenges includes avoiding methamphetamine usage, resisting the urge to use methamphetamines, avoiding relationships with other drugs users, realizing their sense of worth, and being aware of their responsibilities and social life. Self-endurance is shown in the form of altering mindset to be more rational, believing in the Almighty God and conducting positive activities. Positive self-concept includes recognizing their strengths, positive emotions, positive mindset, and positive behaviour. In addition to internal conditions, this study also found external condition that supports resilience, which is positive relationship with people that they love and care.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2718
10.33508/exp.v6i2.2718
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 19-32
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2718/2338
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2724
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA SELF-ESTEEM PADA MAHASISWA PENYANDANG TUNADAKSA DI UNIVERSITAS X SURABAYA
Hingkua, Jeanet Yener
Physical disability is a condition of a physical defect that a person has in which the body part is not functioning properly.This condition makes a person feel negative emotions, and experiences some difficulties in conducting their activities especially because the individual also has a role as a college students. The purpose of this research was to explore self-meaning of individuals with physical disability and how the dynamic process of self-esteem of individuals with disabilities that have a role as college students. Self-Esteem is individuals’ assessment of themselves. Assessments or evaluations made are different between person to person, it can be positive or negative that affects a person's behavior in carrying out their activities and the outcomes.This study used a qualitative-inductive approach with phenomenological methods.The informant in this study were college students with physical disability since birth. Data collection was conducted through interview process with two research informants. The result of this study showed that both informants have a positive judgment to themselves. Both informants were able to accept their physical disabilities that were experienced since childhood and made peace with their less enjoyable experiences in the past. The process of forming positive judgment by the two informants were seen from social support where the two informants had feelings of self-meaning, life values, ability and skills in conducting activities and achieving goals as a child and particularlyas a college student.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2724
10.33508/exp.v7i2.2724
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 1-11
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2724/2343
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2730
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
KUALITAS LAYANAN PADA FRONTLINER DI PERGURUAN TINGGI SWASTA SURABAYA
Suryadiningsih, Selviana Novela
Repi, Andhika Alexander
Optimal service quality is related to customer satisfaction which can have an impact on organization's existence. All industrial sectors such as educational institutions, including PTS X, need to optimize their service quality. Results of preliminary research showed that students as the frontliner users of PTS X General Administration Bureau evaluated the bureau as having less-than-optimal quality of service. This study aimed to examine and describe the quality of service of the PTS X General Administration Bureau. Participants were PTS X students who were recruited using incidental sampling technique. The scale of service quality, comprising different aspects such as tangible appearance, reliability, responsiveness, assurance, and empathy, was used as a method of data collection, meanwhile descriptive analysis was used as data analysis technique. Result showed that the quality of service of PTS X General Administration Bureau was perceived at a high level, meaning that students as the service users provided a good evaluation to the service. This was different from the result of preliminary study. Different findings may be due to the implementation of new information technology system as well as self-improvement efforts made continuously by PTS X. Despite this, the head of PTS X General Administration Bureau still needs to optimize human resources within the organization, including the frontliner staff. The management of PTS X should develop the quality of service not only within the General Administration Bureau, but also in other bureau and departements of PTS X.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2730
10.33508/exp.v7i2.2730
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 45-53
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2730/2348
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2546
2021-02-08T13:28:35Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA COPING STRESS WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI ENDOMETRIOSIS
Ningsih, Indah Ratnayu Adhy
When a woman is a teenager, she will experience menstrual periods. Menstrual pain is normal for a woman. If the woman continues to experience more pain than usual, this is one of the symptoms of endometriosis. The pain that arises makes a person experience stress due to the disease itself. To deal with stress, it is necessary to carry out a resistance strategy, namely a stress coping strategy. The aim of the researchers was to determine the dynamics of stress coping in early adult women with endometriosis. This study uses an inductive qualitative approach with phenomenological methods. The informants in this study were individuals diagnosed with endometriosis. Data collection in this study was carried out through an interview process with two research informants. The results of this study indicate that when the two informants were diagnosed with endometriosis, the impact felt by the two informants was feeling stressed, anxious and afraid of the pain they experienced. To deal with the stress experienced by the two informants, they came up with coping strategies. In the form of focus coping problem, the two informants dealt with pain by taking medication, compressing the stomach with warm water, changing diet and lifestyle. In addition, emotional focus coping treatment by diverting to other things such as self-suggestions.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2546
10.33508/exp.v8i1.2546
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 1 (2020); 1-10
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2546/2353
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2844
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA YANG MENGIKUTI SPP-SKS DI SMPN 1 SEDATI SIDOARJO
Ramadhani, Dhea
Siswa yang mengikuti program percepatan belajar membutuhkan adanya motivasi berprestasi yang tinggi untuk siswa agar dapat mencapai prestasi yang diinginkan, di dalam mencapai prestasi dibutuhkan adanya usaha atau daya juang dalam mengatasi hambatan dan tantangan yang akan dihadapi. Usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dinamakan dengan adversity quotient. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada tidaknya hubungan antara adversity quotient dan motivasi berprestasi pada siswa yang mengikuti SPP-SKS (Satuan Panduan Penyelenggaraan-Sistem Kredit Semester). Subjek dalam penelitian ini adalah 60 adalah siswa yang mengikuti spp-sks di SMPN 1 Sedati Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan total population study dengan alat ukur skala yang diisi siswa, yakni skala adversity quotient untuk mengukur daya juang pada siswa dan skala motivasi berprestasi untuk mengukur motivasi berprestasi siswa dalam mengikuti program percepatan belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi yang signifikan dan positif pada adversity quotient dan motivasi berprestasi sebesar 0,697 dengan nilai p sebesar 0,000 (p< 0,05). Semakin tinggi adversity quotient, semakin tinggi motivasi berprestasi. Sebaliknya, semakin rendah adversity quotient, maka semakin rendah motivasi berprestasi pada siswa yang mengikuti SPP-SKS. Kata Kunci : Motivasi Berprestasi, Adversity Quotient, Siswa SPP-SKS
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2844
10.33508/exp.v8i2.2844
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 88-94
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2844/2562
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2881
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
KECENDERUNGAN PERILAKU NARSISTIK DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
Liang, Shania
Media sosial merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet yang digunakan untuk berbagai tujuan seperti berkomunikasi dan berbagi informasi. Individu memiliki kebebasan dalam menggunakan media sosial sehingga menyebabkan pengguna tidak mengungkapkan diri sepenuhnya karena individu dapat membangun image yang diinginkan. Berdasarkan kebebasan penggunaan tersebut, media sosial dianggap dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan perilaku narsistik. Kecenderungan perilaku narsistik merupakan rasa cinta yang berlebih terhadap dirinya sendiri sehingga ingin dipuja, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak memiliki empati terhadap orang di sekitarnya. Individu dengan kecenderungan perilaku narsistik seringkali menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mencari pengakuan terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial instagram dengan kecenderungan perilaku narsistik. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Perguruan Tinggi di Surabaya yang menggunakan media sosial instagram. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 130 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPI-16 untuk mengukur kecenderungan perilaku narsistik dan unstructured questionnaire (pertanyaan lama waktu) untuk mengukur intensitas penggunaan media sosial. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan positif antara intensitas penggunaan media sosial instagram dengan kecenderungan perilaku narsistik pada mahasiswa di Perguruan Tinggi di Surabaya.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2881
10.33508/exp.v9i1.2881
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 32-41
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2881/2612
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2905
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN SUICIDE IDEATION PADA REMAJA DITINJAU DARI BIG FIVE PERSONALITY TRAITS
Mulyana, Florencia Irena
Christanti, Fransisca Dessi
Mulya, Happy Cahaya
Suicide ideation adalah kecenderungan berpikir untuk merusak atau mematikan diri sendiri yang dilakukan secara sengaja. Suicide ideation dapat terjadi pada remaja karena salah satu faktor seseorang mengalami suicide ideation adalah karakteristik kepribadian. Tipe kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah big five personality traits. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suicide ideation pada remaja ditinjau dari big five personality traits. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan data accidental sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala big five inventory (BFI) dan skala suicide ideation yang disusun oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 250 remaja di Surabaya dengan rentang usia 13-21 tahun. Data pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik statistik non-parametrik Kruskall Wallis karena tidak memenuhi uji asumsi. Hasil pada penelitian ini mengatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada suicide ideation pada remaja ditinjau dari big five personality traits karena diperoleh nilai sig sebesar 0,000 (Sig. <0,05). Kepribadian big five yang terdiri dari openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism yang dominan pada remaja akan memberikan pengaruh terhadap cara tingkah lakunya terhadap kecenderungan berpikir untuk merusak atau mematikan diri sendiri yang dilakukan secara sengaja. Oleh karena itu, ada perbedaan ide bunuh diri pada remaja dikarenakan kepribadiannya dengan kepribadian openness memiliki nilai mean rank sebesar 131,58, kepribadian conscientiousness memiliki nilai mean rank sebesar 97,58, kepribadian extraversion memiliki mean rank sebesar 97,48, kepribadian agreeableness memiliki mean rank sebesar 86,91, dan kepribadian neuroticism memiliki mean rank sebesar 153,41. Kata kunci: Suicide Ideation; Big Five Personality Traits; Remaja.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2905
10.33508/exp.v9i1.2905
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 50-62
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2905/2614
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/2905/195
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2904
2022-04-03T13:48:42Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ALEXITHYMIA DAN KECENDERUNGAN BUNUH DIRI PADA REMAJA LAKI-LAKI DI SURABAYA
Kurniawan, Michelle Aveline
Sudagijono, Jaka Santosa
Masa remaja merupakan suatu masa yang diwarnai dengan konflik dan perubahan suasana hati. Konflik yang dialami oleh individu pada masa ini salah satunya adalah bunuh diri. Indonesia diprediksi menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat bunuh diri di Asia Tenggara dan individu laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk bunuh diri yaitu 3x lebih banyak dibandingkan perempuan. Fenomena kecenderungan bunuh diri sendiri memiliki kaitan dengan suatu fenomena yang disebut alexithymia yang merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami kekurangan atau kendala dalam area kognitif serta mengatur emosi, yang menyebabkan individu tidak dapat menyampaikan emosinya secara verbal maupun non-verbal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan alexithymia dan kecenderungan bunuh diri pada remaja laki-laki di Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan incidental sampling pada remaja laki-laki yang bertempat tinggal di Surabaya dan pernah memiliki pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecenderungan bunuh diri yang terdiri dari 3 aspek dan skala alexithymia yang terdiri dari 4 karakteristik. Hasil uji asumsi normalitas terpenuhi, sedangkan uji asumsi linearitas tidak terpenuhi. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik non-parametrik Kendall’s Tau B. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil nilai signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05) dan nilai koefisien korelasi 0,315. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan alexithymia dan kecenderungan bunuh diri pada remaja laki-laki di Surabaya. Arah hubungan kedua variabel positif yang berarti semakin tinggi kecenderungan bunuh diri maka akan diikuti semakin tinggi alexithymia, begitu juga sebaliknya.Kata kunci : kecenderungan bunuh diri, alexithymia, remaja laki-laki
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2904
10.33508/exp.v9i2.2904
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 126-136
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2904/2813
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3820
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
CAREER DECISION MAKING SELF-EFFICACY (CDMSE) DENGAN CAREER INDECISION PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
Repi, Andhika Alexander
Kurniawati, Angela
career indecision; Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE); mahasiswa tingkat akhir
Kehidupan mahasiswa akhir tidak hanya dikelilingi oleh banyaknya beban tugas dan pengerjaan skripsi atau tugas akhir saja, namun juga dihadapkan pada pilihan untuk memilih masa depan. Jika mahasiswa akhir tersebut, tidak dapat menentukan bidang karir yang akan ditekuni di masa depan maka akan timbul perasaan bimbang dan ragu pada pilihan karirnya. Hal ini disebut dengan career indecision. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebimbangan karir pada mahasiswa akhir, salah satunya adalah efikasi diri pada bidang karir yang disebut juga Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE). Dengan metode penelitian kuantitatif, peneliti menyebarkan kuisioner melalui google form dan didapatkan total 79 responden mahasiswa akhir yang tersebar di beberapa fakultas UKWMS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara Career Indecision dan juga Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE). Berdasarkan hasil penelitian, nilai sig sebesar 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang negatif antara Career Decision Making Self-Efficacy dengan Career Indecision pada mahasiswa akhir Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Artinya, semakin tinggi tingkat kebimbangan mahasiswa mengenai karirnya, maka semakin rendah keyakinan pada kemampuannya di bidang karir yang akan ditekuni. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kebimbangan mahasiswa akan karirnya, maka mahasiswa semakin yakin dengan kemampuannya di bidang karir yang ditekuni. Hasil ini didukung dengan sumbangan efektif yang diberikan Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE) terhadap Career Indecision (CI) sebesar 66,6%, yang artinya CDMSE memiliki peran yang kuat untuk menentukan bimbang tidaknya mahasiswa tingkat akhir di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Faculty of Psychology Widya Mandala Catholic University of Surabaya
2022-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3820
10.33508/exp.v10i1.3820
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 1-15
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3820/3041
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3532
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN KEPUASAN HIDUP PADA LANSIA WANITA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL
Lio Dando, Maria Imaculata Minamodesta Adolfince
Sudagijono, Jaka Santosa
ABSTRAKPopulasi lansia wanita yang terus meningkat di Indonesia menunjukkan harapan hidupnya pun meningkat, sehingga lebih banyak menghadapi kesulitan terkait penuaannya seorang diri. Hal tersebut berkaitan dengan konsep “successful aging”, salah satu hal yang mempengaruhi yaitu kepuasan hidup.Kepuasan hidup yang rendah pada lansia wanita dapat menyebabkan tingginya resiko mengalami depresi dan memiliki status fungsional dan kesehatan fisik maupun psikologis yang rendah. Kepuasan hidup adalah evaluasi subjektif terhadap keseluruhan kehidupan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang dengan situasi yang dianggap standar atau ideal sesuai dengan kriteria yang dipilih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan hidup pada lansia wanita ditinjau dari tempat tinggal. Tempat tinggal tersebut terdiri dari tempat tinggal bersama anak/keluarga, sendiri dan di panti lansia. Subjek Penelitian ini adalah lansia wanita yang sudah tidak memiliki pasangan, dan berusia 60 tahun ke atas (N=82). Teknik Pengambilan data dalam penelitian ini adalah Purposive sampling dan snowball sampling. Kepuasan hidup lansia wanita diukur menggunakan kuesioner kepuasan hidup LSITA-SF. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji beda Anova One-Way. Hasil analisis menunjukkan nilai p = 0,019 (p<0,05), yang berarti ada perbedaan kepuasan hidup lansia wanita ditinjau dari tempat tinggal. Berdasarkan nilai mean, kepuasan hidup tertinggi berada pada kelompok tempat tinggal di panti lansia sebesar 39,90 diikuti kelompok tempat tinggal bersama anak/keluarga sebesar 35,84 dan terendah yaitu tempat tinggal sendiri sebesar 34,86. Kata Kunci : kepuasan hidup, lansia wanita, tempat tinggal.ABSTRACTAs the population of older women always increases in Indonesia, it shows that their life expectancy also increases. Therefore, a lot of them experience difficulty in their aging process. This is associated with the concept of “successful aging” on the elderly, one of them being life satisfaction. Low life satisfaction on older women can cause high risk in depression and lower function of physical and psychological health. Life satisfaction is a subjective evaluation of past life, current life, and the future, with a standardized situation that is perceived as ideal and compatible by chosen criteria. This study’s purpose is to know the differences in life satisfaction on older women reviewed by their residences. The residence itself consists of the house with children/family, alone, and in the elderly home. The informants in this study were older women who do not have partners, and the age range is above 60 years old (N=82). The data gathering in this study is using purposive sampling and snowball sampling. Life satisfaction on older women was measured using the life satisfaction LSITA-SF questionnaire. The analysis technique is using a one-way ANOVA test. The analysis result shows a p score = 0,019 (p<0,05), which means that there are differences in life satisfaction on older women reviewed by their residences. According to the mean score, the highest life satisfaction is in the group of older women who live in an elderly home, with the amount of 39,90. It is followed by older women who live with children or families, with the amount of 35,84. The lowest life satisfaction is in the group of older women who live alone, with the amount of 34,86. Keywords : life satisfaction, older women, residence
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3532
10.33508/exp.v10i1.3532
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 67-80
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3532/3044
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/3532/362
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/3532/363
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/3532/364
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1788
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
RESILIENSI PADA WANITA DEWASA MADYA SETELAH KEMATIAN PASANGAN HIDUP
Fernandez, Isanyora Mariana Fielda
Soedagijono, Jaka Santosa
Peristiwa kematian pasangan hidup bisa menjadi hal yang tidak terduga bagi pasangan yang ditinggalkan. Kematian suami memicu pasangan yang masih hidup untuk mengatasi tekanan kesedihan dan emosional serta menerima realitas sosial dan status baru sebagai janda. Hidup menjanda merupakan tantangan emosional dan masalah bagi wanita. Masalah yang dihadapi selama menjanda terkait masalah ekonomi, sosial, hubungan keluarga, dan pekerjaan sehari- hari. Padahal, wanita harus mampu berperan sebagai orangtua tunggal dan bertahan bersama anak, mengatasi tekanan secara sehat, serta dapat bangkit dari keadaan tertekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran resiliensi pada wanita dewasa madya setelah kematian pasangan hidup. Resiliensi adalah kemampuan individu untuk beradaptasi, bertahan dan bangkit dari masalah dengan mengandalkan kekuatan dari dalam diri untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui metode wawancara dengan tiga informan. Kriteria informan penelitian ini adalah wanita dewasa madya yang menjanda (karena kematian suami) dan memiliki anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran resiliensi pada wanita dewasa madya setelah kematian pasangan hidup dari ketiga informan yaitu dengan menghindari pandangan negatif, merawat anak, dan mencukupi kebutuhan keluarga. Hal tersebut memicu informan agar dapat bertanggung jawab dan menyelesaikan masalah dalam proses beradaptasi. Hubungan yang kurang harmonis dengan keluarga suami, kehilangan peran suami dan ayah, dan berperan ganda sebagai ibu dan ayah bagi anak merupakan faktor resiko. Faktor protektif meliputi adanya dukungan dari anak dan keluarga, dukungan dari teman, jabatan karir yang meningkat, dan keaktifan di gereja dan di masyarakat yang mampu meningkatkan adaptasi diri informan dalam menjalankan kehidupannya setelah kematian pasangan hidup.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1788
10.33508/exp.v6i1.1788
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 27-38
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1788/1636
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3882
2023-02-03T03:03:20Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DALAM KETERLIBATAN PENGASUHAN PADA AYAH YANG MEMILIKI ANAK REMAJA
Yonad, Rindy Fiorentika
Sanjaya, Ersa Lanang
Dorkas, Mopheta Audiola
stres kerja; keterlibatan ayah; remaja
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan pengasuhan ayah pada anak remaja. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Alat ukur yang digunakan yaitu skala stres kerja dan skala keterlibatan ayah (IFI). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan ayah (ρ = -0.196; p = 0.133). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan ayah pada anak remaja. Hasil lain dimensi job itself pada stres kerja dengan keterlibatan pengasuhan ayah pada remaja memiliki hubungan negatif (ρ = -0.305; p = 0.018). Dimensi lainnya yang juga memiliki hubungan negatif adalah dimensi family work conflict pada stres kerja dengan keterlibatan pengasuhan ayah pada anak remaja (ρ = -0.310; p = 0.016).
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3882
10.33508/exp.v%vi%i.3882
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 145-153
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3882/3142
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4604
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN FAMILY FUNCTIONING DAN KESEPIAN PADA MAHASISWA PERANTAU
Magdalena, Shinta Maria
Sudagijono, Jaka Santosa
Mulya, Happy Cahaya
kesepian; family functioning; remaja akhir; merantau
Abstrak - Remaja akhir adalah remaja dengan rentang usia 18 – 21 tahun. Ketika merantau untuk keperluan melanjutkan pendidikan tinggi, banyak remaja yang mengalami kesulitan penyesuaian diri karena adanya perbedaan seperti misalnya perbedaan budaya di tempat asal SMA dengan budaya di kota tempat kuliah, sifat pendidikan dari SMA ke perkuliahan, dan perbedaan pola komunikasi serta norma sosial yang ada. Apabila remaja tidak dapat beradaptasi dengan semua perubahan tersebut maka remaja yang merantau akan cenderung mengalami perasaan terasing dan kesepian. Kesepian adalah perasaan ketika hubungan sosial yang diinginkan tidak tercapai, termasuk muncul perasaan kurang nyaman, gelisah, tertekan, dan kesusahan. Saat mengalami kesepian inilah, remaja yang merantau jauh dari keluarga sangat membutuhkan dukungan keluarga. Jika remaja memiliki fungsi keluarga yang baik maka remaja tidak akan merasa sendiri dan tidak terlalu merasa kesepian. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dalam pengambilan data dan didapatkan 146 partisipan. Kesepian diukur menggunakan skala dari Russell yaitu UCLA loneliness version 3 dan skala family functioning yang dibuat oleh peneliti sendiri. Data dianalisis menggunakan statistik non-parametrik yaitu Kendall’s Tau B karena ada uji asumsi yang tidak terpenuhi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kesepian dan family functioning pada remaja akhir yang merantau dengan nilai korelasi sebesar -0,355 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi family functioning, maka semakin rendah kesepian yang dirasakan individu dan begitu pula sebaliknya. Didapatkan juga bahwa variabel family functioning memberikan sumbangan efektif sebesar 12,6% terhadap variabel kesepian. Walaupun jauh dari keluarga namun anak ternyata masih membutuhkan dukungan, perhatian, dan kasih sayang dari keluarga.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4604
10.33508/exp.v11i1.4604
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 17-30
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4604/3326
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/4604/594
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/4604/595
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/4604/596
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2118
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
GAYA PENGASUHAN ORANGTUA DENGAN PERILAKU BERMASALAH PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK (TK)
Tyas, Amadhea Septining
Sumargi, Agnes Maria
Young children usually show emotional and behavioural problems, such as fighting and aggression, and showing anxiety. Parenting style is one of the factors that influence behavioural problems. Theoretically, parenting style is divided into authoritative, authoritarian, and permissive parenting. Authoritarian and permissive parenting influence children in a negative way, while authoritative parenting influences children in a positive way. Studies regarding the impact of parenting style on young children’s emotional and behavioural problems are limited; therefore, the purpose of this study was to examine the relationship between parenting styles and behavioural problems of kindergarten students. Participants were 71 parents of children at kindergarten X and Y in Surabaya. Parents completed parenting and child behavior measures, i.e. Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) to measure parenting style and Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) to measure child emotional and behavioral problems. Results showed a correlation coefficient of -0,049, p = 0,563 (p > 0,05) for authoritative parenting and child emotional and behavioural problems, a correlation coefficient of 0,336, p = 0,000 (p < 0,05) for authoritarian parenting and child emotional and behavioural problems, and a correlation coefficient of 0,267, p = 0,002 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2118
10.33508/exp.v7i1.2118
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 11-18
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2118/1910
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4659
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
STRATEGI REGULASI EMOSI SECARA KOGNITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI YANG SEDANG MENYELESAIKAN SKRIPSI
Sakti, Hario Bimo
Wandansari, Yettie
strategi regulasi emosi secara kognitif; skripsi
Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1. Dalam proses penyelesaian skripsi, mahasiswa seringkali mengalami emosi negatif. Salah satu cara untuk mengatasi emosi negatif ialah dengan menggunakan strategi regulasi emosi secara kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi regulasi emosi secara kognitif pada mahasiswa Prodi Psikologi dalam menyelesaikan skripsi, melalui metode kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan Cognitive Emotion Regulation Questionnaire (CERQ) versi bahasa Indonesia yang ditranslasi oleh penulis melalui tahapan forward translation dan back translation. Kuesioner disebarkan secara luring dan daring melalui media sosial. Partisipan penelitian (N=97) adalah mahasiswa Prodi Psikologi di Surabaya yang sedang menyelesaikan skripsi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi regulasi emosi secara kognitif pada partisipan sebagian besar bersifat adaptif. Strategi regulasi emosi secara kognitif yang paling sering digunakan partisipan adalah positive reappraisal dan refocusing on planning. Strategi regulasi emosi secara kognitif yang paling jarang digunakan yaitu blaming others. Selain itu, partisipan perempuan lebih sering melakukan positive refocusing dan catastrophizing daripada partisipan laki-laki. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada partisipan dari bidang ilmu dan tingkat pendidikan yang berbeda, serta dieksplorasi untuk penyusunan model teoritik regulasi emosi secara kognitif pada konteks Indonesia.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4659
10.33508/exp.v11i1.4659
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 88-107
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4659/3321
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
28494ee4d47a3d33b1f6bd0ea5edf9c7