The Need for Geriatric Palliative Care in Indonesia
Abstract
Sebagai hasil kemajuan dari berbagai aspek pengetahuan medis dan pelayanan medis di Indonesia, usia harapan hidup penduduk Indonesia menjadi lebih panjang. Jumlah lansia di Indonesia bertambah secara dramatis.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada lansia akan terjadi perubahan-perubahan bio-molekuler yang menyebabkan terjadinya perubahan fisiologi yang diikuti oleh degenerasi dari organ-organ dan sistem pada lansia. Semua ini akan membawa lansia kepada suatu keadaan “frailty”, yang jelas menyebabkan lansia itu membutuhkan berbagai dukungan.
Perawatan Paliatif, selain dapat diberikan kepada semua umur, dan menjadi lebih penting bagi lansia. Di dalam Surat Keputusan Menteri Keehatan Republik Indonesia, jelas dikatakan bahwa perawatan paliatif tidak hanya untuk penderita-penderita penyakit kanker, tetapi juga bagi mereka yang menderita karena penyakit non-kanker seperti penyakit-penyakit degeneratif. Sedangkan Paus Benedictus XVI mengatakan: “dewasa ini masyarakat yang didominasi oleh logika efisiensi dan keuntungan, sering tidak menerima apa adanya lansia. Kualitas masyarakat atau peradaban dapat dinilai dari bagaimana masyarakat itu memperlakukan lansia”
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada lansia akan terjadi perubahan-perubahan bio-molekuler yang menyebabkan terjadinya perubahan fisiologi yang diikuti oleh degenerasi dari organ-organ dan sistem pada lansia. Semua ini akan membawa lansia kepada suatu keadaan “frailty”, yang jelas menyebabkan lansia itu membutuhkan berbagai dukungan.
Perawatan Paliatif, selain dapat diberikan kepada semua umur, dan menjadi lebih penting bagi lansia. Di dalam Surat Keputusan Menteri Keehatan Republik Indonesia, jelas dikatakan bahwa perawatan paliatif tidak hanya untuk penderita-penderita penyakit kanker, tetapi juga bagi mereka yang menderita karena penyakit non-kanker seperti penyakit-penyakit degeneratif. Sedangkan Paus Benedictus XVI mengatakan: “dewasa ini masyarakat yang didominasi oleh logika efisiensi dan keuntungan, sering tidak menerima apa adanya lansia. Kualitas masyarakat atau peradaban dapat dinilai dari bagaimana masyarakat itu memperlakukan lansia”
Save to Mendeley
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.33508/jwm.v1i2.859