Sidoarjo Regional Arts Council's Tourism Communication Strategy in Promoting Cultural Tourism

Abstract

The purpose of this research was to determine the tourism communication strategy of the Sidoarjo Regional Arts Council (Dakesda) in promoting cultural tourism in Sidoarjo. Exploring tourism communication strategies was considered important because, at the time of the study, cultural tourism in Sidoarjo lagged that of surrounding cities such as Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, and Malang. The research method employed was a qualitative case study, focusing on a specific phenomenon, namely the tourism communication strategy implemented by the Sidoarjo Dakesda. The key informants in this research included the general chairman, program chairman, and chairman of the cultural sector of the Sidoarjo Dakesda. Data was obtained through field observations and in-depth interviews with key informants. These data were then triangulated with other sources, such as information from academics, businesspeople involved in tourism, the media, and tourists. The validity of the data was further confirmed through documentation collected during the research process. This research yielded two main findings. First, the Dakesda tourism communication strategy utilized the penta helix model, in which every cultural event promoting cultural tourism was collaboratively executed by the Sidoarjo Dakesda with academic, government, community, media, and business work programs. Second, the promotion of cultural tourism by the Sidoarjo Dakesda consistently involved the younger generation. This approach aimed at introducing local culture to younger audiences, ensuring that cultural tourism in Sidoarjo gained broader and more sustainable recognition. Additionally, the Sidoarjo Dakesda prepared an educational tour package for a cultural museum as a response to government policies on outdoor learning, which were deemed insufficient for introducing local history and culture to the younger generation.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pariwisata Dewan Kesenian Daerah (Dakesda) Sidoarjo dalam mempromosikan wisata budaya yang ada di Sidoarjo. Eksplorasi strategi komunikasi pariwisata menjadi penting karena sampai saat ini wisata budaya di Sidoarjo masih tertinggal dibandingkan dengan kota-kota di sekitarnya, seperti Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, dan Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif studi kasus, yakni memfokuskan riset pada fenomena spesifik, yaitu strategi komunikasi pariwisata yang dilakukan oleh Dakesda Sidoarjo. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah ketua umum, ketua program, dan ketua bidang kebudayaan Dakesda Sidoarjo. Data yang didapat melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam pada informan kunci kemudian ditriangulasikan dengan sumber lain seperti keterangan dari akademisi, pebisnis yang terlibat dalam pariwisata, media, dan juga wisatawan, selain juga dilakukan konfirmasi keabsahan data melalui dokumentasi selama riset ini berlangsung. Hasil penelitian ini ada dua, pertama, strategi komunikasi pariwisata Dakesda menggunakan model penta helix, dimana setiap even kebudayaan yang mengarah pada promosi wisata budaya dikolaborasikan oleh Dakesda Sidoarjo dengan program kerja akademisi, pemerintah, komunitas, media, dan pebisnis. Kedua, promosi wisata budaya yang dilakukan oleh Dakesda Sidoarjo selalu melibatkan generasi muda. Hal ini dilakukan untuk mengenalkan kebudayaan lokal pada generasi muda agar wisata budaya di Sidoarjo diketahui secara massif dan berkelanjutan. Selain itu, Dakesda Sidoarjo sedang menyiapkan paket wisata edukasi museum kebudayaan sebagai respon terhadap kebijakan pemerintah terkait pembelajaran luar ruang yang dinilai masih kurang mengenalkan sejarah dan kebudayaan lokal pada generasi muda.