Analisis Kualitatif terhadap Fenomena "Peringatan Darurat Garuda Biru": Memahami Peran Framing dan Resonansi Emosional dalam Membentuk Opini Publik

Abstract

The emergence of the 'Garuda Biru' emergency alert symbol in Indonesia reflects the evolving dynamics of political communication in the digital age. Widely disseminated across social media platforms such as Twitter, Instagram, and Facebook, this symbol has become a rallying point for those who oppose perceived constitutional injustices and express dissatisfaction with the nation's political climate. This study aims to analyze the potential of the 'Garuda Biru' symbol in shaping political perceptions, particularly among younger generations. By employing framing analysis and content virality evaluation, this research assesses how social media influences political viewpoints and public discourse in the digital realm. Findings indicate that the 'Garuda Biru' symbol serves as a visual framing device, fostering collective solidarity through emotional resonance and viral content. Social media not only accelerates the spread of political issues but also effectively frames narratives, mobilizing the public both emotionally and cognitively. The symbol primarily functions to convey public discontent with government policies, strengthen cross-group solidarity, and ignite national identity. This study offers new insights into the role of social media as a catalyst for transformative changes in the political consciousness of contemporary society, emphasizing the significance of visual symbolism in digital political communication.

ABSTRAK

Munculnya simbol Peringatan Darurat Garuda Biru di Indonesia mencerminkan dinamika komunikasi politik yang terus berkembang di era digital. Fenomena ini meluas di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter, Instagram, dan Facebook, sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan konstitusional dan ketidakpuasan terhadap kondisi politik nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi simbol Garuda Biru dalam membentuk persepsi politik, khususnya di kalangan generasi muda. Menggunakan metode analisis pembingkaian dan evaluasi viralitas konten, studi ini mengevaluasi bagaimana media sosial membentuk pandangan politik dan memengaruhi wacana publik di ruang digital.Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol Garuda Biru berfungsi sebagai alat framing visual yang memperkuat solidaritas kolektif melalui resonansi emosional dan viralitas konten. Media sosial tidak hanya mempercepat penyebaran isu politik tetapi juga membingkai narasi secara efektif, memobilisasi publik secara emosional dan kognitif. Simbol ini terutama berfungsi untuk menyampaikan ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah, memperkuat solidaritas lintas kelompok, dan membangkitkan identitas nasional. Studi ini memberikan wawasan baru tentang peran media sosial sebagai katalis perubahan transformatif dalam kesadaran politik masyarakat kontemporer, dengan menekankan pentingnya penggunaan simbol visual dalam komunikasi politik digital.