Pendidikan di Perbatasan Dalam Film “Batas”

Dwipa Anggraini Setiaputri

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana representasi pendidikan di perbatasan dalam film “Batas”. Metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce digunakan untuk membedah film. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
jenis penelitian ini adalah deskriptif. Peneliti memilih untuk melihat bagaimana representasi pendidikan di perbatasan yang berlokasi di Entikong, Kalimantan Barat, karena wilayah perbatasan merupakan wilayah yang jauh dari pemerintah pusat dan butuh perhatian khusus karena mengingat wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Terdapat banyak isu-isu perbatasan yang muncul seperti tindak kriminal dan
perdagangan manusia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa film “Batas” merepresentasikan pendidikan yang berbeda dengan konsep pendidikan nasional pada umumnya, yaitu pendidikan yang tidak formal, yang tidak mengacu pada aturan-aturan, kurikulum, dan jam-jam sekolah pada umumnya. Penyaluran pendidikan diupayakan dengan cara memasuki pola kehidupan masyarakat disana. Ini disebabkan karena
masyarakat perbatasan dalam film tersebut belum memiliki kesadaran untuk bersekolah karena mereka beranggapan pendidikan bukan kebutuhan primer. Butuh upaya untuk
tetap dapat menyalurkan pendidikan bagi anak-anak perbatasan agar dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya sehingga dapat memajukan wilayah perbatasan. Upaya menyalurkan pendidikan untuk anak-anak perbatasan dengan cara memasuki pola kehidupan mereka berhasil sehingga menciptakan sebuah pendidikan versi perbatasan. hal ini mencerminkan pendidikan bekerja sebagai agen perubahan
sosial.

Save to Mendeley


Keywords


Film, Representasi, Semiotika, Pendidikan, Perbatasan

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33508/jk.v5i1.922