2024-03-28T11:00:40Z
http://journal.wima.ac.id/index.php/index/oai
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4502
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN SCHOOL WELL-BEING PADA SISWA SMP NEGERI 1 SILAEN
Marpaung, Sernita
Hapsari, Elisabet Widyaning
School Well-Being, Penyesuaian Diri, Peserta didik
Peralihan dari pembelajaran daring ke luring membutuhkan adaptasi. Adaptasi ialah kemampuan untuk membangun keharmonisan antara individu dan lingkungan. Kualitas sekolah berdampak pada perkembangan penyesuaian pribadi. Penelitian berikut ini mencoba untuk melihat apakah ada korelasi antara self-efficacy dengan kesejahteraan sekolah pada peserta didik SMP Negeri 1 Ceylon. Responden survei ini mencapai 259 peserta didik berusia 11–16 tahun. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini memakai metode sampling yakni random sampling. Penelitian berikut ini memakai metode penelitian kuantitatif dengan memakai skala mutu sekolah dan swakelola. Penelitian selanjutnya memakai metode analisis data Kendall Tau-B dan koefisien korelasi sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan nilai signifikan r = 0,255. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara penyesuaian diri dengan kualitas sekolah, artinya penyesuaian diri mempunyai karunia bagi peserta didik untuk mencapai keharmonisan antara dirinya dan sekolahnya sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi sekolah Untuk meningkatkan sikap peserta didik. Kamu baik. Tingkat penyesuaian diri peserta didik yang tinggi, tingkat kesejahteraan sekolah peserta didik SMP Negeri 1 Sailen yang tinggi. Sebaliknya, menurunkan tingkat pengembangan diri peserta didik, menurunkan kualitas sekolah peserta didik SMP Negeri 1 Silen.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4502
10.33508/exp.v11i1.4502
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 43-55
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4502/3318
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/4502/570
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2121
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DENGAN ADIKSI INTERNET PADA MAHASISWA DI SURABAYA
Budysan, Tiek
Sidjaja, Fransisca Febriana
Internet addiction is a phenomenon generally present among youngsters. One of the factors suggested to be the cause of internet addiction is personality. The present study aims to investigate the relationship between types of personality based on Big Five Theory (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, and openness) and internet addiction among university students in Surabaya. Within this study, 151 university students with internet addiction in Surabaya were recruited using purposive sampling method. Using the Kendall’s Tau b non-parametric correlation technique, the current study found that neuroticism is the only Big Five personality type that shows a significant relationship with internet addiction (r = 0,121, p=0,034; p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2121
10.33508/exp.v7i1.2121
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 31-42
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2121/1912
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2716
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA COPING STRESS KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANAK YANGMENGALAMI HIDROSEFALUS
Handayani, Yunita
Erawan, Erlyn
Hydrocephalus is a nerve-cell damage that caused by excess fluid in the brain. This disease could cause problem in the balance, motoric movement, cognitive and child’s emotion during growth. A child with hydrocephalus must acquire a medical treatment appropriately to avoid negative effects of physical and death. Because of that, a child demands a brain surgery. Treatment processes require expensive costs, with a result that could have an effect on the family’s economic condition. In addition, the family also gets rejection from the environment because of the child’s condition that is different from the other children. The condition induces distress symptoms on the family. To reduce distress, the family needs to have an ability to change their cognition and behaviour. The ability is known as coping-stress. This research is aimed to understand dynamics of family’s coping-stress when raising their child with hydrocephalus. This research was conducted using a qualitative method with a case study approach, performed using an in-depth interview technique. Criteria being used to select informant in this research are family members who took care of the child during early diagnosis until this time, family members had a child with hydrocephalus' diagnosis of the birth, and people who understood the child’s conditions. The result revealed that the dynamics of family’s coping-stress could be seen from family’s way to surrender to God about the illness and their tendency to avoid a negative response from environment (emotion-focused coping). All informants also looked for information about the disease, followed through the treatment and the recovery (problem-focused coping). In this research, social support also influences how to care for the child and how to apply coping stress.
Keyword: Stress, coping-stress, hydrocephalus, family
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2716
10.33508/exp.v6i2.2716
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 1-12
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2716/2336
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4687
2023-12-15T10:31:45Z
EXPERIENTIA:ART
Psychosocial Adjustment Individu dalam Hubungan Pacaran Beda Ras
Talahaturusun, Belicia Griselda
Limantara, Chairein Christy
Tan, Amadea Regine
Lakaseng, Velissia
Sangjaya, Nathania Amabel
Tjiptowidjojo, David Marchellino
pacaran beda ras; penyesuaian psikologis; penyesuaian sosial; penyesuaian psikososial; tantangan pacaran.
Abstrak—Pacaran beda ras memiliki banyak perbedaan yang menimbulkan konflik, sehingga dibutuhkan psychosocial adjustment, yaitukemampuan untuk menyesuaikan dengan diri (psychological adjustment) dan lingkungannya (social adjustment). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan dalam relasi pacaran beda ras serta bentuk psychosocial adjustment individu terhadap tantangan yang muncul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami secara mendalam fenomena yang terjadi dalam pacaran beda ras. Teknik purposive sampling digunakan untuk memperoleh partisipan yang sedang atau pernah pacaran beda ras. Data penelitian diperoleh melalui wawancara semi terstruktur dengan 5 partisipan dan dianalisis menggunakan metode analisis tematik. Upaya meningkatkan kredibilitas penelitian dilakukan dengan menerapkan metode triangulasi berupa member checking. Hasil penelitian menemukan bahwa tantangan yang paling menonjol adalah restu dari pihak keluarga, yang secara langsung dapat mempengaruhi keberlangsungan relasi. Bentuk dari psychological adjustment adalah mampu mengekspresikan perasaan, memiliki coping mechanism dalam menghadapi tekanan, dan mendapatkan dukungan dari orang lain. Bentuk dari social adjustment adalah mengikuti tradisi/budaya pasangan, membangun citra pasangan yang positif, serta meningkatkan kualitas diri sendiri. Penelitian ini juga menemukan psychosocial adjustment dinyatakan berhasil apabila dapat mengatasi konflik pacaran beda ras. Namun beberapa bentuk penyesuaian tersebut dapat menyebabkan hubungan berakhir atau berjalan. Keterbatasan dalam penelitian terdapat pada karakteristik partisipan yang hanya berasal dari salah satu pihak dalam suatu hubungan, kurangnya keberagaman ras, dan guideline wawancara yang kurang spesifik. Penelitian ini memberikan perspektif baru terkait tantangan berpacaran beda ras di Indonesia serta penggunaan teori psychosocial adjustment dalam konteks relasi pacaran beda ras.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-12-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4687
10.33508/exp.v11i2.4687
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 2 (2023); 152-172
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4687/3495
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2721
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
HEALTH BELIEF MODEL PADA PASIEN YANG BEROBAT KE PENGOBATAN ALTERNATIF
Damayanti, Orin Veronika
Rahardanto, Michael Seno
Alternative medicine is a treatment that uses supernatural powers. This alternative treatment is often used to treat diseases caused by sorcery. Witchcraft or so-called witchcraft is the result of black magicians who aim to satisfy hatred, anger or aggression against someone. There are two medical systems, namely personalistic medical systems and naturalistic systems. This study focuses more on alternative treatments that belong to a personalistic system, a medical system that uses supernatural knowledge with the help of ancestral spirits or jinns to heal its patients. This research uses qualitative research method of case study by using semi-structured interview data retrieval technique. Participants in this study were patients from alternative medicine and those around the participants. The results of this study were the fulfillment of aspects of the health belief model in participants who gave an idea of the reasons of the participants to seek treatment for alternative medicine. The researchers also found some motives that made participants encouraged to go to alternative medicine, namely because of cultural and religious influences believed by participants who later caused a person to experience cognitive dissonance of alternative treatments he has done.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2721
10.33508/exp.v6i2.2721
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 57-66
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2721/2341
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/5192
2023-12-15T10:31:45Z
EXPERIENTIA:ART
Academic Burnout dan Self-Regulated Learning pada Mahasiswa yang Bekerja di Masa Pandemi Covid-19
Adityaputra, Andrey Akira
Simanjuntak, Ermida
academic burnout, self-regulated learning, mahasiswa yang bekerja
Abstrak- Mahasiswa yang bekerja akan rentan mengalami kelelahan berlebih baik dari segi fisik dan juga emosional. Kelelahan berlebih dari segi fisik dan emosional pada perkuliahan berhubungan dengan konsep academic burnout. Academic burnout ditandai dengan rasa lelah yang muncul karena beban pembelajaran, pandangan sinis pada tugas-tugas kewajiban perkuliahan dan juga adanya rasa kurang kompeten yang dirasakan oleh mahasiswa. Salah satu cara agar mahasiswa dapat mengurangi tingkat academic burnout yang dimilikinya akibat bekerja adalah melakukan pengaturan diri untuk belajar yang disebut sebagai self-regulated learning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan self-regulated learning dan academic burnout pada mahasiswa yang bekerja di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa di Surabaya dengan metode incidental sampling dan terdapat sebanyak 149 responden mahasiswa yang bekerja di Surabaya. Responden dalam penelitian ini meliputi 64 mahasiswa dan 85 mahasiswi. Variabel academic burnout diukur memakai skala yang disusun oleh peneliti sendiri dengan didasari oleh aspek-aspek skala dari Salmela-Aro et al. (2009). Self-regulated learning diukur menggunakan aspek dari alat ukur Kadioǧlu et al. (2011). Uji hipotesa korelasi menunjukkan nilai r = -0.468 (p = 0.00; p < 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa self-regulated learning memiliki hubungan yang signifikan dengan academic burnout pada mahasiwa yang bekerja di masa pandemi Covid-19. Arah hubungan yang bersifat negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi self-regulated learning yang dimiliki mahasiswa yang bekerja maka semakin rendah academic burnout yang dirasakannya. Tingkat academic burnout mahasiswa dengan jumlah terbanyak adalah kategori sedang (59.6%) sedangkan jumlah responden terbanyak pada self-regulated learning adalah self-regulated learning dengan kategori tinggi (66.2%). Kata kunci: academic burnout, self-regulated learning, mahasiswa yang bekerja Abstract- Students who work are prone to excessive fatigue both physically and emotionally. Physical and emotional overexertion in lectures is related to academic burnout. Academic burnout characteristics are fatigue caused by the burden of learning, a cynical attitude toward lecture assignments, and a feeling of incompetence as a student. One way that students can reduce their academic burnout due to work is to self-regulate their learning, or what is known as self-regulated learning. This study examines the relationship between self-regulated learning and academic burnout in students who work during the Covid-19 pandemic. This research was conducted on 149 students who work in Surabaya using the incidental sampling method. Respondents in this study included 64 male students and 85 female students. The academic burnout variable was measured by an academic burnout scale made by the researcher based on some aspects of the academic burnout scale by Salmela-Aro et al. (2009). Self-regulated learning was measured using aspects from the measuring instrument of Kadioǧlu et al. (2011). The results showed r = -0.468 (p = 0.00; p < 0.05), indicating a significant relationship between self-regulated learning and academic burnout in students working during the Covid-19 pandemic. The direction of the negative relationship shows that the higher the level of self-regulated learning of working students, the lower their academic burnout. The level of academic burnout students feel is mostly in the moderate category (59.6%), and the highest level of self-regulated learning is in the high category (66.2%). Keywords: academic burnout, self-regulated learning, working students.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-12-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/5192
10.33508/exp.v11i2.5192
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 2 (2023); 218-231
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/5192/3500
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2728
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN (GRATITUDE) DENGAN STRES PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME
Andriani, Rosa
Sumargi, Agnes Maria
In comparison to typical developing children, children with autism spectrum disorder have unusual development. Nurturing and raising children with special needs, particularly children with autism spectrum disorder, are challenging. Parents often experience distress because have to support and accompany their children in a wide range of therapies that can be tiring and costly. Positive emotions such as gratitude could be developed to alleviate parental stress. This study aimed to test the relationship between gratitude and stress among mothers who had children with autism spectrum disorder. Participants were 40 mothers of children with autism spectrum disorder. They were recruited from therapy centres, special schools, and inclusive schools in Sidoarjo. The measures used in the study were the Depression Anxiety Stress Scale (DASS-21) and Gratitude Questionnaire-6 (GQ-6). Results showed a significant, negative correlation between gratitude and maternal stress, r = -0.310, p = 0.007 (p < 0.05). The higher the levels of maternal gratitude, the lower the levels of maternal stress, and vice versa, the lower the levels of maternal gratitude, the higher the levels of maternal stress. The tendency to be grateful seems to reduce the stress levels of mothers who had children with autism spectrum disorder.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2728
10.33508/exp.v7i2.2728
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 26-32
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2728/2346
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2411
2021-02-08T13:28:35Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN SEXUAL COMPLIANCE PADA REMAJA PEREMPUAN YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
Tigeryani, Uun Yosie
Study about sexual compliance is still rarely done in Indonesia. Study about sexual compliance is also often done with quantitative research methods, so that the results of the study are data percentages that describe the surface of sexual compliance. This study aims to explore sexual compliance in-depth in women who engaged in premarital sexual behavior. This study is a qualitative study with a phenomenological research method. The analysis technique of this study is an inductive thematic analysis. The subjects of this study are two teenage girls who engage in unwanted sexual activity. The results of this study are in the form of themes, which are about premarital sexual behavior, sexual compliance, meaning towards sexual compliance experience and about current condition of the subjects.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2411
10.33508/exp.v8i1.2411
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 1 (2020); 27-38
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2411/2351
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/48
2012-11-06T10:01:33Z
EXPERIENTIA:ART
PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH INKLUSI: DITINJAU DARI PERSPEKTIF IBU
Yustina Yettie Wandansari, Yeanny Ekawati,
Autisme masa kanak mencakup tiga hal, yaitu gangguan dalam interaksi sosial yang bersifat timbal balik, gangguan dalam komunikasi, dan adanya pola perilaku yang dipertahankan dan diulang. Oleh karena itu, anak-anak penyandang autisme membutuhkan layanan pendidikan yang dapat mengakomodasi kebutuhan khusus mereka. Salah satu bentuk layanan yang tersedia adalah sekolah inklusi. Di sekolah inklusi, anak autis dapat belajar mandiri serta mengembangkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan mengembangkan kemampuan interaksi sosial, yaitu berkomunikasi baik secara verbal dan non-verbal dengan teman seusia. Studi kasus ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perkembangan interaksi sosial anak autis yang menjadi siswa sekolah inklusi, ditinjau dari perspektif ibu. Simpulan penelitian adalah bahwa subjek mengalami perkembangan interaksi sosial yang signifikan setelah menjadi siswa di sekolah inklusi, yaitu pada perkembangan komunikasi, interaksi, dan perilaku sosial. Teridentifikasi pula faktor internal dan faktor eksternal yang mendukung dan yang menghambat perkembangan interaksi sosial subjek.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2012-11-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/48
10.33508/exp.v1i1.48
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 1, No 1 (2012); 1-15
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v1i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/48/46
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2764
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN HUBUNGAN ROMANTIS PADA WANITA YANG MELAKUKAN ABORSI ATAS PERMINTAAN PASANGAN
Purnamasari, Fransisca Rosalinda
Pada suatu hubungan romantis terdapat unsur-unsur keintiman fisik, hal tersebut yang membedakan hubungan romantis dengan hubungan teman dekat. Pada masa emerging adult kebanyakan individu mulai aktif secara seksual meskipun belum menikah. Adanya dorongan tersebut yang membuat timbulnya perilaku seks pranikah yang memiliki beberapa resiko, salah satunya kehamilan diluar pernikahan. Pilihan dari kejadian kehamilan diluar pernikahan adalah menikah atau melakukan aborsi. Di Indonesia sendiri fenomena aborsi masih terjadi di setiap tahunnya. Salah satu dampak aborsi adalah adanya tekanan emosional, hal tersebut dapat juga mempengaruhi kestabilan hubungan romantis suatu pasangan. Penelitian ini mencari tahu gambaran hubungan romantis pada wanita yang pernah melakukan aborsi atas permintaan pasangan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif model single case study dengan teknik analisis data inductive thematic analysis. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita yang pernah melakukan aborsi minimal dua kali atas permintaan pasangan dan masih mempertahankan hubungan romantis dengan pasangannya. Subjek dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa gambaran hubungan romantis wanita yang pernah melakukan aborsi saat ini rumit karena tidak memiliki tujuan untuk masa depannya. Alasan subjek tetap mempertahankan hubungannya adalah karena adanya ketertarikan terhadap pasangan dan keintiman yang memuaskan. Kata kunci: Aborsi, hubungan romantis, keintiman dan ketertarikan pada pasangan
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2764
10.33508/exp.v8i2.2764
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 77-87
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2764/2560
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/53
2012-11-06T10:01:34Z
EXPERIENTIA:ART
WELL-BEING PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WERDHA ATAS DASAR KEPUTUSAN SENDIRI
Eli Prasetyo, Tjahyo Utomo,
Adanya tuntutan dari dunia yang semakin modern, lansia tampaknya seringkali dianggap sebagai hambatan bagi keluarga. Salah satu alternatif yang dapat diambil para lansia adalah tinggal di panti werdha sehingga dapat melanjutkan hidup mereka tanpa mengganggu anggota keluarga yang lain. Kekakuan mental pada lansia akan menjadikan hambatan tersendiri ketika beradaptasi dengan orang-orang lain di panti werdha sehingga secara langsung juga akan mempengaruhi well-being individu tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap secara mendalam dan mendeskripsikan well-being pada lansia yang tinggal di panti werdha atas dasar keputusan sendiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara terhadap 2 orang informan yang merupakan warga dari panti werdha dan tinggal di panti werdha atas dasar keputusannya sendiri.
Di dalam melihat well-being seseorang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana warga panti memiliki hubungan dengan keluarga, konflik dengan orang lain, kedekatan relasi dengan orang lain, otonomi, problem solving, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi dan fasilitas panti. Semua tema di atas saling berkaitan dalam membentuk well-being seseorang. Ketika salah satu tema tersebut tidak terpenuhi maka akan menurunkan well-being seseorang.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2012-11-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/53
10.33508/exp.v1i1.53
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 1, No 1 (2012); 57-69
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v1i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/53/51
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/780
2016-04-22T12:15:58Z
EXPERIENTIA:ART
Sikap Terhadap Kenakalan Remaja Dengan Religiositas Pada Anggota REKAT (Remaja Katolik) Di Surabaya
Widyarti, Margaretha Wahyu
Susilo, Johannes Dicky
Kenakalan remaja adalah salah satu perilaku menyimpang yang disebabkan oleh kegagalan individu dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya di masa remaja. Perilaku kenakalan remaja ini juga dilandasi oleh sikap yang dimiliki para remaja. Sikap yang mendukung terhadap kenakalan remaja memiliki potensi untuk memunculkan perilaku kenakalan pada remaja. Upaya pencegahan kenakalan remaja dapat dilakukan dengan pembinaan dari segi agama untuk menumbuhkan religiositas pada remaja dan pengetahuan baik-buruk sehingga akan membentuk sikap yang tidak mendukung pada kenakalan remaja. Salah satu pembinaan keagamaan yang ada adalah pembinaan Remaja Katolik (REKAT). Namun pada kenyataannya masih ada anggota REKAT yang melakukan kenakalan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiositas dengan sikap terhadap kenakalan remaja pada anggota REKAT di Surabaya. Subjek penelitian (N = 108) adalah anggota REKAT di Surabaya yang berusia 12-17 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara incidental sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik korelasi non parametrik Kendall’s tau-b. Hasil analisis menunjukkan nilai r = 0,426 dengan p < 0.001 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara religiositas dengan sikap terhadap kenakalan remaja.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/780
10.33508/exp.v3i1.780
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 3, No 1 (2015); 69-78
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v3i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/780/769
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2867
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN INTENSITAS LONELINESS PADA MAHASISWA INDONESIA YANG MELANJUTKAN STUDI DI LUAR NEGERI DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN
Kristlyna, Eileen
Sudagijono, Jaka Santosa
ABSTRAKLoneliness adalah suatu emosi negatif yang terjadi karena berkurangnya hubungan sosial atau karena seseorang tidak mampu untuk membangun hubungan sosial sesuai dengan apa yang diharapkannya. Loneliness dapat terjadi pada mahasiswa yang melanjutkan studi di luar negeri karena salah satu faktor loneliness adalah karakteristik individual yaitu kepribadian. Tipe kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepribadian ekstrovert dan introvert. Individu dengan tipe kepribadian introvert memiliki kecenderungan untuk mengalami kesepian lebih tinggi daripada individu dengan tipe kepribadian ekstrovert karena mereka memiliki karakteristik yang memilih lingkungan yang tenang, memilih kegiatan yang dilakukan seorang diri, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, sedangkan individu dengan tipe kepribadian ekstrovert memiliki karakteristik yang mudah bergaul, suka berkumpul dengan banyak orang, dan mudah beradaptasi di lingkungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan intensitas loneliness ditinjau dari tipe kepribadian pada Mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di luar negeri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan data purposive dan snowball sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala tipe kepribadian Eysenck Personality Questionnaire (EPQ) dan skala Loneliness yang disusun oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di luar negeri yang berusia 18-22 tahun. Data diolah dengan menggunakan teknik statistik non-parametrik Mann-Whitney U karena tidak memenuhi uji asumsi. Hasil pada penelitian ini mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara intensitas loneliness pada mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi di luar negeri ditinjau dari tipe kepribadian karena adanya faktor lain yaitu self-esteem, dukungan sosial dan juga adanya perkumpulan mahasiswa Indonesia.Kata Kunci: Loneliness, Tipe Kepribadian, Mahasiswa yang Melanjutkan Studi Di Luarnegeri.ABSTRACTLoneliness is a negative emotion that occurs due to reduced social relationships or becausesomeone is unable to build social relationships in accordance with what they expect. Loneliness can occur in students who continue their studies abroad because one of the factors of loneliness is individual characteristic, namely personality. The personality types used in this study are extrovert and introvert personality. Introverted individuals have a higher tendency to experience loneliness than extroverted individuals because they havecharacteristics that prefer quiet environments, choose activities that are carried out alone,tend to withdraw from social environments, while individuals with extrovert personality types have characteristics that are easy to get along with, likes to hang out with many people, and easy to adapt in social environment. This study is to determine the difference in loneliness intensity in terms of personality types among Indonesian students who continue their studies abroad. This study used a quantitative methods with purposive and snowball sampling techniques. Data were collected using the Eysenck Personality Questionnaire (EPQ) personality type scale and the Loneliness scale compiled by the researcher. Subjects in this study are Indonesian students who studies abroad, aged 18-22 years. The data are process using non-parametric statistical techniques Mann-Whitney U because it did not meet the assumption test. The results said that there was no difference between the intensity of loneliness among Indonesian students who continued their studies abroad in terms ofpersonality types due to other factors such as self-esteem, social support and also Indonesian students associations.Keywords: Loneliness, Personality Type, Students Who Study Abroad.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2867
10.33508/exp.v8i2.2867
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 104-111
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2867/2564
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/2867/187
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/895
2016-12-19T11:43:48Z
EXPERIENTIA:ART
Peningkatan Kemampuan Operasional Penjumlahan Mata Pelajaran Matematika dengan Mengunakan Media Gambar pada Siswa Kelas III Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Semarang
Pribadi, Agung Santoso
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional penjumlahan mata pelajaran matematika dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas III SLB Negeri Semarang. Hipotesis yang diajukan adalah ada peningkatan kemampuan operasional penjumlahan mata pelajaran matematika dengan menggunakan media gambar pada siswa kelas III SDLB Negeri Semarang. Subjek penelitian ini berjumlah 9 orang siswa kelas III tuna grahita ringan SDLB Semarang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest posttest desain. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa t = -6,275 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2016-12-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/895
10.33508/exp.v4i2.895
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 4, No 2 (2016); 41-48
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v4i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/895/870
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2913
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA GRATITUDE PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME
Teguh, Pipit Meidy
Prasetyo, Eli
Down syndrome adalah sebuah kelainan kromosom 21 menyebabkan anak dengan memiliki kekurangan dalam aspek kognitif. Ketika seorang ibu dihadapkan dengan lahirnya anak down syndrome pasti akan memberikan dampak pada kehidupan ibu. Adanya keterbatasan yang dialami oleh anak down syndrome, pengasuhan yang diberikan kepada anak down syndrome dengan anak normal akan berbeda. Dalam hal ini, gratitude penting untuk tumbuh dalam kehidupan orangtua atau ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Adanya gratitude ini penting, sebagai protective factor agar individu menjadi pribadi yang resilien dalam melampaui kondisi yang penuh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah tiga ibu yang memiliki anak down syndrome usia remaja. Peneliti memperoleh informan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data inductive thematic analysis. Hasil penelitian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa titik di mana informan merasakan gratitude adalah ketika terjadi proses internal dalam diri informan yang disertai oleh nilai-nilai spiritualitas, lalu informan membandingkan kondisinya dengan kondisi orang lain yang lebih di bawahnya dan adanya dukungan sosial dari keluarga dan lingkungannya. Dengan adanya gratitude, ketiga informan dapat memunculkan rasa empati, memaknai kehadiran anak, dan juga mendukung perkembangan anak.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2913
10.33508/exp.v9i1.2913
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 1-9
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2913/2609
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/900
2016-12-19T11:43:49Z
EXPERIENTIA:ART
Regulasi Belajar pada Mahasiswa Psikologi
Simanjuntak, Ermida
Penelitian ini adalah penelitian tentang regulasi belajar yang didasarkan pada hasil penelitian oleh Kadioglu, Uzuntiryaki & Aydin (2011) yang merumuskan ada tujuh aspek regulasi belajar yaitu : motivation regulation, planning, effort regulation, attention focusing, task strategies, using additional resources dan self instruction. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan regulasi belajar yang dimiliki oleh mahasiswa Fakultas Psikologi. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya yang aktif pada tahun ajaran Genap 2015/2016. Subjek penelitian sejumlah 170 orang. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah self regulatory strategic scale (SRSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki regulasi belajar yang tergolong tinggi dan sangat tinggi. Prosentase tertinggi pada aspek regulasi belajar adalah pada aspek effort regulation dan attention focusing. Aspek regulasi belajar dengan kategori rendah dan sangat rendah dengan nilai prosentase tertinggi adalah pada aspek task strategies dan planning. Fakultas disarankan untuk dapat mengembangkan program-program yang dapat mengembangkan regulasi belajar pada mahasiswa. Penelitian selanjutnya disarankan dapat mengembangkan alat ukur yang lebih variatif untuk mengungkap perilaku regulasi belajar.
Kata kunci : self-regulated learning, mahasiswa Psikologi, effort regulation, attention focusing, task strategies, planning
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2016-12-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/900
10.33508/exp.v4i2.900
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 4, No 2 (2016); 97-109
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v4i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/900/875
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2889
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN SELF ESTEEM REMAJA PEREMPUAN YANG MERASA IMPERFECT AKIBAT BODY SHAMING
Angelina, Priscilla
Christanti, Fransisca Dessi
Mulya, Happy Cahaya
ABSTRAKSelf esteem adalah persepsi masing-masing orang mengenai bagaimana individu menilai atau menghargai dirinya, penilaian seseorang terhadap diri sendiri dapat bersifat positif atau negatif. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman dalam kehidupannya, salah satu yang dapat mempengaruhi self esteem adalah perilaku body shaming. Body shaming adalah fenomena bullying atau mengomentari bentuk tubuh seseorang, hal ini sedang marak atau banyak terjadi hingga saat ini. Bentuk body shaming bukan hanya gemuk ataupun kurus, tetapi juga bisa karena warna kulit, bentuk hidung, bentuk gigi ataupun bentuk tubuh yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui self esteem remaja perempuan yang merasa imperfect akibat body shaming. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe fenomenologis. Penelitian ini menggunakan teknik analisis induktif. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah dua remaja yang mengalami body shaming hingga membuat penilaian diri yang negatif. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa informan yang mendapatkan perilaku body shaming memiliki self esteem atau penilaian diri yang negatif. Informan juga mengalami berbagai dampak negatif akibat self esteem yang negatif.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Widya Mandala Surabaya Catholic University
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2889
10.33508/exp.v9i2.2889
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 94-103
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2889/2818
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3359
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME
Wijaya, Yessi Dewi Sangga
Prasetyo, Eli
Kebahagiaan menjadi salah satu tujuan hidup bagi mayoritas individu yang bisa dicapai dengan membentuk persepsi positif terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Kebahagiaan harus diperjuangkan pencapaiannya, sekalipun kenyataan yang terjadi seringkali di luar harapan individu. Memiliki anak dengan down syndrome pasti akan memberikan dampak pada kehidupan individu, khususnya ibu. Ibu sebagai seorang individu berhak untuk merasakan kebahagiaan di dalam diri dan hidupnya sekalipun memiliki anak down syndrome. Ada serangkaian proses yang dilalui seorang ibu sejak menerima diagnosis down syndrome pada anak hingga akhirnya mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika kebahagiaan (happiness) pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini adalah dua ibu yang memiliki anak down syndrome usia 7-12 tahun (usia SD). Peneliti memperoleh informan dengan menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data inductive thematic analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua informan merasakan kebahagiaan selama mengasuh anak down syndrome. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya spiritualitas yang terdiri dari pandangan-pandangan positif seperti memandang kehadiran anak sebagai anugerah dan percaya bahwa mereka telah diberi kepercayaan serta tanggung jawab yang lebih dari Allah untuk memiliki anak tersebut. Kedua informan juga menunjukkan adanya penghargaan diri dan pengembangan diri yang positif terhadap kehidupan informan.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Eli Prasetyo, Widya Mandala Catholic University
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3359
10.33508/exp.v9i2.3359
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 71-80
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3359/2816
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/907
2017-01-26T13:56:16Z
EXPERIENTIA:ART
Dinamika Kesurupan Patologis: Studi Kasus di Jawa Tengah
Anjaryani, Anna Maria
Rahardanto, Michael Seno
Fenomena kesurupan telah diidentifikasi dalam berbagai budaya yang ada di dunia. Sepanjang sejarah, kesurupan dikaitkan dengan hal gaib, mistik, budaya, dan juga gangguan kejiwaan. Fenomena kesurupan dapat dibagi menjadi beberapa tipe, salah satunya adalah kesurupan patologis. Kesurupan patologis memiliki karateristik yang serupa dengan gangguan identitas disosiatif, gangguan depersonalisasi, atau gangguan derealisasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dinamika kesurupan patologis. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan teknik pengambilan data wawancara dan observasi. Tes grafis diberikan untuk menunjang analisis data. Partisipan penelitian adalah individu yang pernah mengalami kesurupan patologis dan significant others. Hasil penelitian mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesurupan, simtom-simtom kesurupan, dan proses kesembuhan.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/907
10.33508/exp.v4i1.907
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 4, No 1 (2016); 11-22
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v4i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/907/880
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3749
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA GRATITUDE DENGAN CITRA TUBUH PADA REMAJA PUTRI DI KABUPATEN ALOR
Hapsari, Elisabet Widyaning
Bakan, Louise Niga
citra tubuh, gratitude, remaja putri.
Citra tubuh merupakan salah satu aspek yang menonjol pada masa remaja. Pada remaja perempuan, perhatian terhadap tubuh menjadi kekhawatiran terpenting dalam kehidupan. Gratitude merupakan emosi positif yang memiliki manfaat untuk mengurangi, dan menghilangkan emosi-emosi negatif seperti penyesalan, ketidakpuasan, kekecewaan, dan frustasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara gratitude dengan citra tubuh pada remaja putri di Kabupaten Alor. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 106 remaja putri di Kabupaten Alor, teknik pengambil sampel yang digunakan yaitu accidental sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara gratitude dengan citra tubuh pada remaja putri di Kabupaten Alor dengan koefisien korelasi sebesar 0,306 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Semakin tinggi tingkat gratitude maka semakin tinggi pula citra tubuh, dan sebaliknya semakin rendah tingkat gratitude maka semakin rendah citra tubuh. Penelitian ini juga menghasilkan temuan lain dimana meningkatnya gratitude tidak selalu diikuti dengan meningkatnya citra tubuh pada individu.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-06-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3749
10.33508/exp.v10i1.3749
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 46-60
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3749/3043
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1551
2017-10-23T10:35:36Z
EXPERIENTIA:ART
Pengetahuan Mengenai Penanganan Penyakit Diabetes dengan Kepatuhan Melaksanakan Diet Diabetes pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
Yustiana, Ely
Sumargi, Agnes Maria
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit yang terjadi akibat berkurangnya produksi hormon insulin yang berfungsi mengubah gula menjadi tenaga. Pola makan mempengaruhi stabilitas kesehatan penderita DM tipe 2 (DM2). Berdasarkan hal ini, diet diabetes merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengatasi terjadinya DM. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terlaksana tidaknya diet diabetes adalah pengetahuan individu terhadap penanganan penyakit yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengetahuan mengenai penanganan penyakit diabetes dengan kepatuhan melaksanakan diet diabetes. Partisipan penelitian adalah 30 orang penderita DM2 dengan rentang usia dewasa hingga lanjut usia (lansia) yang masih aktif beraktivitas dan tinggal di Surabaya. Teknik pengambilan sampel adalah snowball sampling dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil analisis dengan Kendall’s tau b mendapatkan koefisien korelasi sebesar 0,125 dengan p = 0,388 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai penanganan penyakit diabetes dengan kepatuhan melaksanakan diet diabetes. Tingkat kepatuhan dalam menjalankan diet diabetes pada sebagian partisipan tergolong buruk (53,33%), sedangkan tingkat pengetahuan terhadap penyakit diabetes cenderung menyebar pada kategori rendah (36,67%), sedang (23,33%), dan tinggi (26,67%). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengatasi kelemahan penelitian ini seperti jumlah sampel yang terbatas dan memperhitungkan faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan melaksanakan diet diabetes berdasarkan teori Health Belief Model.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-10-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1551
10.33508/exp.v5i1.1551
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 5, No 1 (2017); 45-53
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v5i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1551/1441
Copyright (c) 2017 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2946
2022-12-09T08:16:53Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN WELLBEING PADA REMAJA AKHIR DI SURABAYA
Tedjasuksmana, Christianto
ABSTRAKKetika memasuki usia remaja, individu memerlukan kondisi wellbeing yang baik agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta berkarya secara produktif dan efektif. Wellbeing memiliki 2 pendekatan, yaitu pendekatan hedonic atau subjective wellbeing dan pendekatan eudaemonic atau psychological wellbeing. Dalam mencapai hal tersebut, maka dibutuhkannya konsep diri untuk membantu individu memahami dirinya melalui kondisi fisik, sosial, serta aspek-aspek personal seperti kepribadian, sikap, dan perilaku. Dengan mencapai identitas yang utuh, individu dapat memiliki fungsi psikologis dan sosial yang baik, serta mengurangi masalah pada perilakunya. Dengan kata lain, pencapaian identitas melalui konsep diri yang positif mengarah pada kondisi wellbeing yang baik. Penelitian ini melibatkan 72 orang remaja yang berusia 18-21 tahun di Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Peneliti menggunakan skala Pemberton Happiness Index untuk mengukur wellbeing dan skala Personal Self-concept Questionnaire untuk mengukur konsep diri. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi non-parametrik Kendall’s tau-b. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif yang signifikan antara variabel konsep diri dengan wellbeing, r = 0,456 dan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik konsep diri remaja, maka semakin baik pula wellbeing remaja. Demikian pula sebaliknya, konsep diri yang kurang diikuti oleh menurunnya wellbeing.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2946
10.33508/exp.v10i2.2946
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 121-132
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2946/3138
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/2946/201
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1786
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA
Pribadi, Agung Santoso
Sugiarti, Rini
Penelitian ini ini bertujuan menguji perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan tipe Think Pair Share (TPS) dalam meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SMA. Subjek Penelitian ini berjumlah 69 siswa kelas X IPS. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan skala kepercayaan diri. Rancangan penelitiannya adalah eksperimen dengan menggunakan static group design. Analisis data dilakukan menggunakan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung (-0,026, p 0,980>0,05). maka hipotesis diterima. Rata-rata (mean) untuk kelas yang mengunakan model pembelajaran koperatif tipe Numbered Head Together adalah 0,49 dan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah 0,53. Disimpulkan bahwa kepercayaan diri siswa di kelas dengan model pembelajaran koperatif tipe think Pair share lebih tinggi daripada kepercayaan diri siswa di kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1786
10.33508/exp.v6i1.1786
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 11-18
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1786/1634
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4162
2023-02-03T03:05:30Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIOSITAS DAN KECEMASAN AKADEMIK PADA MAHASISWA YANG BERAGAMA KATOLIK
Susanto, Stanley Evans
Susilo, Dicky
Pendidikan, mahasiswa, religiositas, kecemasan akademik
Abstrak - Menjalani pendidikan di perguruan tinggi menjadi suatu hal yang didambakan. Meskipun demikian, pada mahasiswa, dapat terjadi gangguan pola pemikiran dan perilaku, sebagai bentuk dari kecemasan akademik. Religiositas mungkin berperan sebagai coping mechanism terhadap kecemasan akademik ini sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara religiositas dengan kecemasan akademik. Dengan metode kuantitatif, peneliti membuat alat ukur untuk kedua variabel yakni skala religiositas dan skala kecemasan akademik. Jumlah total responden adalah sebanyak 205 orang dengan kriteria subjek yakni mahasiswa yang beragama Katolik di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan nilai r = -0,156 dan p = 0,001 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan di antara kedua variabel dengan arah hubungan negatif, yang dapat diintepretasikan jika semakin tinggi tingkat religiositas, maka semakin rendah tingkat kecemasan akademik. Demikian pula sebaliknya, jika semakin rendah tingkat religiositas, maka semakin tinggi tingkat kedemasan akademik
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4162
10.33508/exp.v10i2.4162
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 154-165
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4162/3145
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1791
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
STUDI DESKRIPSI TENTANG RELIGIOSITAS DAN FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI RELIGIOSITAS PADA MAHASISWA YANG BERAGAMA KATOLIK DI UNIVERSITAS X
Susilo, Johannes Dicky
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religious, namun saat ini penanaman nilainilai religious mulai terdesak oleh perkembangan teknologi, khususnya perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan
informasi. Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat, terbuka dan kurang selektif bisa memberikan dampak negatif bagi keberadaan dan kewibawaan nilai-nilai religious yang dianut dalam kehidupan masyarakat. Mahasiswa juga tidak terlepas dari pengaruh
tersebut padahal sebagai calon agen perubahan diharapkan memiliki religiositas yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari fenomena tersebut di atas terhadap perkembangan religiositas mahasiswa di universitas Y. Penelitian dilakukan terhadap 449 orang mahasiswa yang beragama Katolik di universitas X dengan menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Pengambilan data menggunakan skala religiositas remaja. Hasil penelitian menunjukkan tingkat religiositas dalam kategori sangat tinggi sebanyak 52,9% dan kategori tinggi 40,9%. Faktor-faktor yang dominan dalam mempengaruhi religiositas adalah orangtua, saudara, teman, dan pemuka agama. Orangtua adalah faktor yang paling dominan dalam pertumbuhan religiositas mahasiswa.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1791
10.33508/exp.v6i1.1791
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 51-63
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1791/1639
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4494
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
PENGARUH GRATITUDE TERHADAP KECENDERUNGAN DEPRESI PADA MAHASISWA DI SURABAYA
Priyantono, Ariel Benny
Susilo, Dicky
Mulya, Happy Cahaya
Gratitude; Kecenderungan Depresi; Mahasiswa di Surabaya
Kecenderungan depresi didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang menyakitkan dengan perasaan kebahagiaan yang hilang dan dapat ditunjukan dengan gejala tertentu. Salah satu penyebab kecenderungan depresi adalah menurunnya gratitude atau rasa syukur yang dimiliki oleh seorang individu yang terdiri dari intencity, frequency, span dan dencity. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetauhi pengaruh dari gratitude terhadap kecenderungan depresi pada mahasiswa Surabaya. Peneliti menggunakan metode kuantitif dengan menyebarkan skala gratitude questionnaire 6 (GQ-6) dan depression anxiety stress scale 21 (DASS-21) yang peneliti susun dengan bantuan Google Form. Subjek yang menjadi penelitian ini adalah mahasiswa strata satu berumur 18-25 tahun di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan teknik analisa regresi sederhana dengan memakai bantuan aplikasi SPSS for Windows versi 25. Penelitian ini mendapatkan hasil adanya pengaruh signifikan antar variabel. Uji pengaruh pada penelitian ini digambarkan dengan sumbangan efektif sebesar 12.6% dan nilai sig, sebesar 0.000 (p < 0.05) dan nilai persamaan Y=41,274 – 0,449X. Berdasarkan persamaan regresi tersebut memperoleh arti bahwa setiap kenaikan 0,449 poin pada poin gratitude maka akan menurunkan 1 poin kecenderungan depresinya. Sebaliknya, setiap terdapat penurunan poin gratitude sebesar 0,449 poin maka akan menambahkan kenaikan 1 poin pada kecenderungan depresinya.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4494
10.33508/exp.v11i1.4494
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 56-69
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4494/3319
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2122
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
PENGELOLAAN KEBUTUHAN SEKSUAL FRATER YANG MENJALANI PEMBINAAN DI SEMINARI TINGGI
Wiraganingrum, Gabriella Dhiegnadya Arini
Engry, Agustina
Frater is a call for Catholic men who decided to devote their lives to God. Live as a frater requires them to live in Seminary until the end of their live, so they must voluntarily leave every worldly life outside of Seminary and obey evangelical advice. This aim of this study is to explore how to manage sexual needs that appears on the live coaching frater at the Seminary. Sexual needs are sexual behaviors that arise through erotic feelings, desires, and sexual fantasies perceived by the individual concerned. On the development of the genital phase, hormones and sexuality are increasingly mature and considered ready to channel the sexual needs arise, no exception on frater. Therefore, researchers are interested in knowing how the management of sexual needs frater undergoing coaching at the High Seminary. This study is using Phenomenology method, and also through a semi-structured interview process. This study involve two frater who was 19-30 years old and already undergoing coaching in the High Seminary of at least 1 year. This study also using inductive thematic analysis, using communicative and argumentative validation. The results of the analysis of the data shown that there were several ways that support sexual needs, namely diverting sexual drive that arise by carrying out other activities. In addition, the motivation to be a priest, the confidence to manage sexual needs and views on sexual need also help manage the sexual needs that arise during coaching at the High Seminary.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2122
10.33508/exp.v7i1.2122
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 43-54
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2122/1913
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2717
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
EFEKTIVITAS PSIKOEDUKASI PAIN MANAGEMENT DALAM MENGURANGI NYERI TUBUH PADA DEWASA LANSIA DI POSYANDU LANSIA X
Engry, Agustina
The purpose of this research is to find out the effectiveness of pain management psychoeducation to decrease pain on elderly people in the integrated healthcare center X. This study used a quasi experimental research with 25 participants that are members of integrated healthcare center X. The type of quasi experimental designs is one group pretest posttest design. Instrument that used is Geriatric Pain Measure from Ferrell, Stein & Beck (2000) that has adapted to bahasa Indonesia. Data analysis used Paired T Test with sig 0,044 that means there is a significant difference pain score before and after pain management psychoeducation has given.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2717
10.33508/exp.v6i2.2717
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 13-18
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2717/2327
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4688
2023-12-15T10:31:45Z
EXPERIENTIA:ART
IDENTIFIKASI TAHAPAN SELF-SILENCING DALAM HUBUNGAN BERPACARAN EMERGING ADULTHOOD
Harmoko, Kezia Kevina
Hosea, Felicia Angie
Widjaja, Richelleen
Valentina, Putu Erika
Poniman, Nicholas Oswald
Tandra, Jeanie Sindayani
Rembulan, Cicilia Larasati
Dorkas, Mopheta Audiola
Wardhani, Putri Ayu Puspieta
self-silencing; komunikasi; emerging adulthood; hubungan berpacaran
Self-silencing adalah ketidakhadiran komunikasi efektif dalam hubungan sehingga individu tidak mengekspresikan pemikiran, perasaan serta keinginan yang sebenarnya kepada pasangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan desain studi kasus. Tujuan penelitian adalah memperkaya eksplorasi mengenai tahapan yang mencangkup penyebab, bentuk, dan dampak self-silencing dalam hubungan berpacaran emerging adulthood. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara terhadap dua pasangan yang memiliki indikasi self-silencing berdasarkan open-ended questionnaire yang disusun. Data dari kedua pasangan melalui tahap triangulasi dan dianalisis dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam penyebab, tahapan, dan dampak self-silencing bagi laki-laki dan perempuan. Temuan ini merupakan kebaruan dalam penelitian tentang self-silencing. Terdapat beberapa persamaan di faktor internal penyebab self-silencing, tetapi seluruh faktor eksternal dalam laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Self-silencing perempuan cenderung berdampak terhadap relasi sedangkan laki-laki berdampak pada dirinya sendiri. Untuk tahapan, perempuan bisa keluar dari self-silencing akibat dorongan internal. Sementara pada laki-laki, walaupun memiliki motivasi internal, mereka cenderung butuh dorongan eksternal dari pasangan. Bentuk self-silencing antara laki-laki dan perempuan memiliki kemiripan, mereka sama-sama menunjukkan self-silencing dengan diam untuk menghindari konflik dan menunda komunikasi. Penelitian ini bermanfaat bagi emerging adult untuk meningkatkan kesadaran pentingnya berkomunikasi efektif dalam hubungan berpacaran. Keterbatasan penelitian ini adalah latar belakang budaya partisipan yang serupa sehingga informasi yang disampaikan menjadi terbatas pada konteks tertentu. Penelitian selanjutnya dapat mencari partisipan dengan latar belakang budaya yang lebih beragam untuk memperkaya informasi.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Universitas Ciputra Surabaya
2023-12-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4688
10.33508/exp.v11i2.4688
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 2 (2023); 129-151
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4688/3496
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2722
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
PENGALAMAN TRAUMATIS PADA WANITA YANG MENGALAMI KEGUGURAN BERULANG
Wijaya, Genesis Philia
Erawan, Erlyn
Miscarriage is an event of fetal death without any element of intention before the time of birth. Within time, miscarriages can happen recurrently in some women. When experiencing recurrent miscarriage, individuals generally feel sad and disappointed because their hope to have a child has been lost. Recurrent miscarriages experienced by women can lead to trauma, which is the fear and insecurity that the individual feels from traumatic events. The purpose of this study is to describe the traumatic experience of a woman who has experienced recurrent miscarriage. This study used the qualitative research method and phenomenological approach. Data collection was done by interviewing three informants who suffered recurrent miscarriages of at least 3 times. The feelings seen in this study are generally sad, dissappointed and guilty from the miscarriage. The traumatic experiences that came up in the three informants were different. During handling trauma, the informants continue to believe in God for their recurring miscarriages. The informants received social support from family and spouse. During facing their trauma, the informants need social support that became useful to minimize fear and insecurity that exist in them. Social support makes informants able to accept the condition of recurrent miscarriage and reduce the trauma. Two of the three informants got pregnant again and were able to make their fetus survive after receiving social support, especially the support of their husband.
Keywords: Traumatic event, women, recurrent miscarriage
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2722
10.33508/exp.v6i2.2722
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 67-78
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2722/2342
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2729
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
KONSEP DIRI PADA INDIGO DEWASA AWAL
Prasetio, Maria Dini
Indigo phenomenon in Indonesia at few moments have been trending topic in society. This phenomenon receive every positive or negative view of points in society. Indigo individuals are individual that have a differents potency for every indigo, which is ESP experience (Extrasensory Perception), sensitive, and rational. The purpose of this research is obtain a picture of the self concept’s development. This study uses a qualitative case study method through an interview on early adults aged 18-40 years old and have ESP experience (Extrasensory Perception) since child. There are two participants in this research. The analysis technique that used is inductive technique. This research use two kinds validity such as comunicative and argumentative validitas. Research result show that indigo individuals since child feels different between normal people. They feel special with their advantages and sometimes get different treatment with negative view from society and their family. The views and over-treatment related to their ability resulted indigo individuals not being open to their environment. Early adults who are indigo tend to be forced accept their advantages. Their self concept development influenced by their parents, family, and friendship environment. Early adults who are indigo saw indigo as a permanent ability, which couldn’t be eliminated or easily rejected.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2729
10.33508/exp.v7i2.2729
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 33-44
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2729/2347
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2429
2021-02-08T13:28:35Z
EXPERIENTIA:ART
RESILIENSI IBU DARI ANAK DENGAN DOWN SYNDROME YANG BERPRESTASI DALAM BIDANG OLAHRAGA
Allicia, Allicia
Adhyatma, Made Dharmawan Rama
Down Syndrome is a disorder caused by chromosome abnormalities that are associated with mental retardation, characteristic facial appearance, and poor muscle. The disorder makes a child diagnosed with this disorder has a typical characteristic such as lower intellectual capability, social capability, and healthiness than the other child with normal development. The presence of a child with Down Syndrome makes the majority of mothers experience deep sadness, stress, and depression. That's why the capability to respond and accept the presence of the child positively is needed. Resilience is an individual capability to face, deal, and respond to difficulties or challenges in life in a healthy and productive manner. This study using qualitative research method with phenomenological approach. Informant in this study were three mothers which having a child with Down Syndrome that is achieved in sport. The informant was chosen with a purposive sampling method. This study using an inductive thematic analysis data analysis technique. The results of this study indicate that mothers who have Down Syndrome child’s see her child’s is a gifts, have a sense of pride in the child’s achievements, social support from those around her makes her have an optimism to develop children’s potential, and an effort to develop children’s interests and talents.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2429
10.33508/exp.v8i1.2429
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 1 (2020); 47-58
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2429/2352
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/49
2012-11-06T10:01:33Z
EXPERIENTIA:ART
KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA TUNARUNGU DI SMPLB KARYA MULIA
Elisabet Widyaning Hapsari, Sonia Ardianie,
Learning achievement is the result of study that shows the level of individual mastery of the material taught. One factor that may affect the achievement of learning is emotion Goleman (2002: 17). Noble’s work on the school SMPLB Surabaya where students have a limited hearing that the learning achievement of deaf students were allegedly also associated with emotional intelligence possessed by students.
This study aims to look at the relationship between emotional intelligence with learning achievement in hearing impaired students in schools SMPLB Karya Mulia Surabaya. The study subjects (N = 41) were students of Surabaya Majesty SMPLB using total study population sampling technique that capture the. Data were collected by using a scale of emotional intelligence to uncover the emotional intelligence of students while learning achievement revealed by looking at the total value of the first semester report cards during the school year 2011-2012. Data were analyzed with non parametric Kendall’s tau_b, with the help of SPSS For Windows Version 17.0.
The analysis of data showed the correlation coefficient rxy = 0296 with p = 0.008 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2012-11-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/49
10.33508/exp.v1i1.49
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 1, No 1 (2012); 16-26
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v1i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/49/47
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/54
2012-11-06T10:01:34Z
EXPERIENTIA:ART
MENGKAJI SEJUMLAH KEMUNGKINAN PENYEBAB TINDAK TERORISME: KAJIAN SOSIO-KLINIS
Seno Rahardanto, Michael
“Terorisme” merupakan sebuah fenomena yang selama satu dekade terakhir ini berulangkali terjadi di Indonesia. Acapkali, tindak terorisme dikaitkan dengan unsur radikalisme dalam pemaknaan terhadap ajaran agama. Pemberantasan terorisme dipersulit karena adanya sejumlah faktor yang melatarbelakangi munculnya aksi terorisme, seperti persepsi ketidakadilan distributif, prosedural, interaksional; pemaknaan terhadap ayat-ayat kitab suci yang dipersepsikan mendukung radikalisme; polarisasi ingroup-outgroup yang semakin besar; adanya bias heuristik yang dialami para pelaku tindak terorisme; indoktrinasi dari lingkungan, dan kekecewaan terhadap praktik sistem demokrasi di Indonesia. Faktor-faktor ini saling jalin-menjalin sehingga menjadikan tindak terorisme seolah memiliki banyak ranting dan cabang yang menyulitkan pemberantasan tindak tersebut. Pemberantasan terorisme dengan cara inkapasitasi langsung terhadap para pelaku terorisme tidak akan efektif bila tidak dibarengi dengan tindakan diplomatis-humanistis, yakni menyasar akar sosiokultural yang melatarbelakangi terorisme. Psikologi, sebagai suatu ilmu, memiliki tanggungjawab untuk mengeksplorasi asal-muasal terorisme dan mencari solusi yang aplikatif dan relevan.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2012-11-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/54
10.33508/exp.v1i1.54
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 1, No 1 (2012); 70-78
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v1i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/54/52
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2765
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN TINGKAT SELF-EFFICACY PADA ANAK DISLEKSIA DENGAN PELATIHAN BERKONSEP GROWTH MINDSET
Chauwito, Veronica Amelinda
Prasetyo, Eli
Abstrak Pendidikan dianggap sebagai hal yang penting dalam kehidupan manusia, dan akan berlangsung sepanjang hayat manusia. Namun tidak semua anak dapat melalui proses pendidikan dengan baik. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition (DSM-5; APA, 2013), terdapat tiga jenis gangguan belajar yang dapat mempengaruhi proses belajar di masa kanak-kanak, yaitu disleksia, disgrafia, dan diskalkulia. Disleksia sendiri adalah gangguan belajar yang paling sering ditemui diantara tiga jenis gangguan belajar yang lainya. Anak-anak dengan disleksia memiliki kecenderungan self-efficacy yang rendah dibandingkan anak-anak pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan self-efficacy anak dengan disleksia dengan memberikan perlakuan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan desain penelitian single case-experimental design. Jumlah subjek yang digunakan adalah dua orang, satu sebagai subjek try out dan satu sebagai subjek perlakuan. Metode pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari 53 ke 75. Serta diperoleh hasil dari wawancara bahwa subjek lebih mau mencoba dan tidak mudah menyerah. Sehingga hipotesa penelitian diterima yaitu ada perbedaan tingkat self-efficacy pada anak dengan disleksia sebelum dan sesudah diberi pelatihan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset, ada peningkatan self-efficacy pada anak dengan disleksia sesudah diberi pelatihan yang berlandaskan pada konsep Growth Mindset.Kata kunci: Disleksia; self-efficacy; Growth Mindset
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2765
10.33508/exp.v8i2.2765
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 112-121
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2765/2568
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/781
2016-04-22T12:15:58Z
EXPERIENTIA:ART
Faktor-Faktor Brand Loyalty Smartphone Pada Generasi Y
Angela, Tirta
Effendi, Nurlaila
Brand loyalty terhadap smartphone merupakan bentuk perilaku pembelian berulang yang dilakukan konsumen terhadap suatu merek smartphone yang sama. Brand loyalty merupakan suatu fenomena penting bagi industri. Generasi Y merupakan sasaran penelitian ini karena berkarakteristik sebagai techno-generation yang akan menjadi pimpinan pasar pada masa depan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi brand loyalty terhadap smartphone, pada generasi Y. Teknik sampling adalah purposive dan snowball. Penelitian ini dilakukan dengan perspektif kualitatif, dengan metode fenomenologi. Data dikumpulkan dengan wawancara, dan dianalisis mengunakan analisis tematik induktif. Hasil menunjukkan dua faktor yang memengaruhi brand loyalty terhadap smartphone pada generasi Y, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor interla mencakup faktor-faktor psikologis yang melibatkan motivasi, persepsi, proses belajar, dan faktor-faktor pribadi yang melibatkan kepribadian dan nilai. Faktor-faktor eksternal mencakup faktor-faktor sosial yang melibatkan gaya hidup komunitas, lingkaran kerja atau kuliah, teman, lingkaran keluarga, dan media. Kepribadian yang dipengaruhi oleh lingkaran keluarga merupakan hal terpenting yang memengaruhi brand loyalty generasi Y terhadap smartphone.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/781
10.33508/exp.v3i1.781
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 3, No 1 (2015); 79-91
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v3i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/781/770
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2874
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
PENGARUH RELIGIOSITAS TERHADAP KECEMASAN PADA ANGGOTA KOMUNITAS ORANG MUDA KATOLIK (OMK) DI KEVIKEPAN SURABAYA SELATAN
Kusuma, Maria Annuntiata Tiara Ayu
Susilo, Dicky
Kecemasan merupakan salah satu fenomena yang kerap terjadi pada masa dewasa awal. Kecemasan tersebut dipicu oleh ketidakmampuan individu dalam menghadapi permasalahan dan perubahan pada masa tersebut. Di Indonesia, sebesar 9,8% penduduk berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan munculnya gejala kecemasan. Kecemasan pada masa dewasa awal ini juga dialami oleh anggota Orang Muda Katolik (OMK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiositas terhadap kecemasan pada anggota komunitas OMK di Kevikepan Surabaya Selatan. Penelitian ini dilakukan pada anggota komunitas OMK yang aktif di setiap paroki dalam Kevikepan Surabaya Selatan (N = 162). Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Convenience Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Kecemasan dengan 3 aspek dan skala Religiositas dengan 5 dimensi. Data dianalisis dengan teknik statistika analisis regresi. Hasil pengolahan data mendapatkan nilai F sebesar 5,609 yang memiliki nilai p 0.019 (p < 0,05) yang berarti ada pengaruh religiositas terhadap kecemasan pada anggota komunitas OMK di Kevikepan Surabaya Selatan dan sebesar 3,4% variansi kecemasan dijelaskan oleh religiositas.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2874
10.33508/exp.v8i2.2874
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 95-103
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2874/2582
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/896
2016-12-19T11:43:48Z
EXPERIENTIA:ART
Gambaran Subjective Well-Being pada Wanita Usia Dewasa Madya yang Hidup Melajang
Tandiono, Indira Mustika
Sudagijono, Jaka Santosa
Usia dewasa madya tidak lagi memasuki tahapan perkembangan memilih pasangan hidup dan membina keluarga, melainkan menghadapi peran sebagai individu produktif dan kreatif, baik sebagai orang tua, pekerja, suami/istri. Wanita usia dewasa madya yang masih melajang memiliki konsekuensi yang harus dihadapi, seperti kesepian, kekhawatiran, dan emosi negatif lainnya. Padahal penting bagi wanita usia dewasa madya untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan dalam menjalani tugas perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran subjective well-being pada wanita usia dewasa madya yang hidup melajang. Subjective well-being adalah suatu evaluasi positif individu secara afektif dan kognitif terhadap pengalaman hidupnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui wawancara dan observasi dengan tiga informan. Kriteria informan penelitian ini adalah wanita usia dewasa madya dengan status hidup lajang (belum menikah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran subjective well-being dapat terlihat dari evaluasi positif kehidupan sebagai lajang, yaitu kebahagiaan, kepuasan hidup, cara menikmati perjalanan hidup, dan harapan keajaiban mendapatkan jodoh. Dukungan sosial, spiritualitas, dan hubungan interpersonal turut merupakan faktor protektif yang mempengaruhi informan untuk dapat memberikan evaluasi positif terhadap kehidupannya. Faktor resiko yang menurunkan evaluasi hidup secara positif adalah pemikiran dan perasaan negatif, kondisi tidak bekerja, dan keinginan yang belum tercapai.
Kata kunci: Subjective well-being, wanita dewasa madya, lajang
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2016-12-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/896
10.33508/exp.v4i2.896
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 4, No 2 (2016); 49-64
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v4i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/896/871
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2954
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA PSIKOSPIRITUAL PENYEMBUHAN LUKA BATIN
Novitasari, Katharina Anggun Dwi
Nugrohadi, Gratianus Edwi
AbstraksiHingga saat ini luka batin menjadi salah satu persoalan kompleks, terkhusus bagi anak muda dengan segala tugas dan tanggung jawab berat yang mulai diterimanya. Maka penelitian ini ingin mengkaji secara ilmiah mengenai dinamika psikospiritual pada anak muda yang menjalani penyembuhan luka batin. Penyembuhan luka batin merupakan suatu proses mengingat, memahami, dan menerima kembali pengalaman yang melukai batin seseorang dengan apa adanya (Bock, 2011). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan proses wawancara mendalam pada tiga informan yaitu laki-laki dan perempuan dengan usia dewasa awal (18-35 tahun) yang belum menikah dan telah mengikuti penyembuhan luka batin. Penelitian ini menggunakan teknik purposive dalam menentukan informan penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik induktif, dengan melakukan validitas komunikatif dan argumentatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dinamika psikospiritual pada anak muda yang melakukan penyembuhan luka berangkat dari keinginan untuk sembuh dan berdamai dengan masa lalunya sehingga bisa memiliki perasaan, pemikiran, dan perilaku baru yang terlepas dari pengalaman luka batin. Selain itu orang yang sudah berdamai dengan luka batinnya akan lebih bisa menggali pengalaman cinta dan juga hidup bagi sesama dan semesta, tidak memikirkan diri sendiri. Kemauan dari diri sendiri dan dukungan sosial sangat berperan pada proses penyembuhan luka batin ini. Kata kunci : luka batin, penyembuhan luka batin, dinamika psikospiritual
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2954
10.33508/exp.v9i1.2954
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 10-23
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2954/2610
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/903
2017-01-26T13:32:41Z
EXPERIENTIA:ART
Pengaruh Metode Wayang Kulit Terhadap Motivasi Belajar Bahasa Daerah Pada Siswa Sekolah Dasar
Priyono, Wahyu
Simanjuntak, Ermida
Dewi, Desak Nyoman Arista Retno
Eksistensi Bahasa Daerah perlu dilestarikan sehingga saat ini Bahasa Daerah masuk pada kurikulum SD. Salah satu permasalahan belajar Bahasa Daerah di sekolah adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada pelajaran Bahasa Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh metode pengajaran menggunakan wayang kulit terhadap motivasi belajar bahasa Daerah pada siswa SD. Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental dengan desain nonrandomized pretest-posttest control group design. Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 Sekolah Dasar St. Mary Surabaya yaitu kelompok eksperimen (N=11) dan kelompok kontrol (N=15). Alat ukur menggunakan skala motivasi belajar Bahasa Daerah dan treatment yang diberikan berupa 6 sesi pelajaran Bahasa Daerah menggunakan wayang kulit. Hasil penelitian yaitu independent sample t-test menunjukkan nilai t = -2.13 dengan p = 0.044 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/903
10.33508/exp.v3i2.903
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 3, No 2 (2015); 1-12
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v3i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/903/876
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2910
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN WORK-LIFE BALANCE PADA MOMPRENEUR
Prasartika, Brigitta
Repi, Andhika Alexander
Nowadays married women who do not work nine-to-five and choose to become housewives can be productive by generating high-achieving and income-generating works, one of which is by opening a business at home. Housewives who open businesses at home are commonly referred to as mompreneurs. However, being a mompreneur is not easy. A mompreneur needs to strive for a balance between her work life and also her personal life to maintain the sustainability of her business and her family. This study aims to observe how the work-life balance of the mompreneur is depicted, where work-life balance is an individual effort to balance work life and personal life. This research was conducted using qualitative phenomenological methods that applied the theory-led thematic analysis technique. The informants of this study are mompreneurs, who have been managing a business in the house which is operated online or offline with the business age is <2 years, and have or are currently nurturing a child <18 years old. Informants were selected using purposive and snowball techniques. The results of this study illustrate that the two informants show that there are three aspects of work-life balance, namely time balance, involvement balance, and satisfaction balance. Additionally, this study also found a new aspect of work-life balance, namely emotional balance, and the factors that affect the work-life balance of the two informants are the characteristics of the informant's trait or attitude, continuous learning, social support, and work overload.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2910
10.33508/exp.v9i2.2910
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 112-125
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2910/2812
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3256
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN IDENTITAS SOSIAL PADA WARGA PENGANUT BUDAYA BERSIH DESA WILAYAH SAWO KELURAHAN BRINGIN SURABAYA
Pramudita, Raras
Susilo, Dicky
Indonesia memiliki banyak keberagaman tradisi yang masih dilakukan secara turun-temurun. Salah satu tradisi upacara ritual yang masih dilaksanakan pada masyarakat Indonesia adalah bersih desa atau sedekah bumi. Melekatnya tradisi upacara ritual dengan kehidupan bermasyarakat, dapat menjadi sebagai ciri atau identitas. Akan terkesan janggal jika suatu tradisi atau budaya tidak dilakukan. Sehingga individu yang menganut budaya ini menjadikannya sebagai identitas sosial akan memiliki nilai-nilai, emosi, dan pemikiran serta melewati proses identitas sosial terhadap budaya bersih desa. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan identitas sosial pada warga penganut budaya bersih desa berdasarkan komponen identitas sosial dan proses identitas sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah studi fenomenologi kepada dua informan yang menjalankan upacara kebudayaan ini di suatu daerah. Hasil dari penelitian ini, yaitu berdasarkan tiga komponen identitas sosial, yaitu komponen evaluatif berdasarkan nilai kehidupan, yaitu selamat dan bersyukur, komponen emosi berdasarkan perasaan individu, yaitu empati, cuek dan senang. Serta komponen kognitif yang meliputi proses identitas sosial, yaitu terdiri dari social categorization yang didasarkan atas lingkungan desa, tradisi adat, dan sejarah desa, prototypes yang didasarkan atas bentuk representasi kognitif meliputi kegiatan sedekah bumi dan partisipasi warga dalam kegiatan tersebut, dan depersonalization yang berdasarkan hasil internalisasi dari anggota kelompok, yaitu desa aman, warga rukun, saling membantu, dan tidak membeda-bedakan antar individu.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3256
10.33508/exp.v9i2.3256
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 81-93
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3256/2817
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/908
2017-01-26T13:56:16Z
EXPERIENTIA:ART
Coping Stress Penyandang Tunanetra Late-Blind
Santoso, Serafine Hosana
Erawan, Erlyn
Penyandang tunanetra late-blind adalah seseorang yang menjadi tunanetra ketika berusia diatas 12 tahun. Ketika menjadi penyandang tunanetra, individu mengalami kejadian yang stressful di mana semua aktivitas yang semula bisa dilakukan menjadi tidak bisa dilakukan. Dalam menghadapi stres, individu akan melakukan usaha coping stress, yaitu usaha yang terus menerus berubah dalam menghadapi tuntutan dari luar maupun dari dalam yang menjadi sumber ancaman seseorang. Tujuan dari penelitian ini adalah berusaha mengetahui coping stress dari seorang penyandang tunanetra late-blind terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologis, peneliti melakukan wawancara pada tiga informan yang menjadi penyandang tunanetra setelah usia dewasa. Reaksi stres yang paling umum ditampakkan adalah perasaan marah dan kecewa terhadap keadaan yang menimpa diri para informan. Dalam proses menghadapi kemarahan dan kekecewaan tersebut, para informan mendekatkan diri pada Tuhan dan berdoa. Setelah menemukan komunitas penyandang tunanetra, para informan bisa kembali beraktivitas seperti sebelumnya dan menerima keadaan dirinya. Selama proses coping stress para informan membutuhkan dukungan dari orang lain, baik dalam bentuk materi, informasi, maupun emosi. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai coping stress yang dilakukan oleh informan terkait dengan kondisinya.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/908
10.33508/exp.v4i1.908
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 4, No 1 (2016); 23-40
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v4i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/908/881
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3736
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN FANATISME SUPORTER KLUB SEPAK BOLA ARSENAL DI KOTA MADIUN
Yunus, Alfian
Wicaksono, David Ary
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konformitas dengan fanatisme suporter klub sepak bola Arsenal di Kota Madiun. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 45 orang yang tergabung dalam grup media sosial WhatsApp Arsenal Indonesia Suporter Madiun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan skala konformitas dan skala fanatisme sebagai alat pengumpul data. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil pengujian koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,826 dengan nilai signifikansi p=0,000 (p<0,05). Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukan hipotesis diterima dan ada hubungan yang signifikan antara konformitas dengan fanatisme suporter klub sepak bola Arsenal di Kota Madiun.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3736
10.33508/exp.v10i1.3736
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 61-66
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3736/3048
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1552
2017-10-23T10:35:36Z
EXPERIENTIA:ART
Positive Youth Development Program, Stimulator to Increase Competences For Sexual Educator: A Documentation Study
Repi, Andhika Alexander
Sexual harassment; teenager premarital sexual activities; and sexually transmitted infections (STIs) among teenager are remain alarmingly high for Indonesian youth. Actually, these three phenomena can be overcome by conduct sex education training. Researchers found that sex education training is still an effective way to prevent youth from those phenomenons and enhance the well being of them. The ideal sex educators are parents and teacher as a closest side to the youth. But, In Indonesia, sex educator still threat by many constraints such as belief of discussion about sex is taboo, lack of knowledge, and lack of confidence to conduct the training.This gap could overcome by developing program called Positive Youth Development Program. Design of this program consist of two topic, the sex education training for the youth, and training of trainer for the sex educator. This paper focused on how to preparing sex educators in case of conduct the Positive Youth Development Program. The discussion on this paper come out with two topics: (1) What is Positive Youth Development Program: concept and training topic and (2) how to be a good sex educator: how to design the program, and how to deliver the positive youth development program.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-10-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1552
10.33508/exp.v5i1.1552
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 5, No 1 (2017); 55-67
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v5i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1552/1442
Copyright (c) 2017 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2949
2022-12-14T05:46:01Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA STRENGTH-BASED PARENTING DENGAN STUDENT SUBJECTIVE WELLBEING PADA REMAJA AWAL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA X SURABAYA
Pondaag, Chavellaryan Raynold Edward Gilbert
ABSTRAKSubjective wellbeing penting bagi remaja awal sebagai pelajar di sekolah, karena menggerakkan remaja untuk menyadari lingkungannya dan membuat mereka lebih efektif dalam membangun dan meningkatkan kemampuan kreativitas, pemecahan masalah dan beberapa kemampuan lainnya yang penting untuk menjadi seseorang pelajar yang sukses. Jika tidak terpenuhi, akan timbul masalah-masalah bagi remaja seperti malas ke sekolah dan terjerumus dalam kenakalan remaja. Salah satu sumber ketidakbahagiaan remaja sebagai pelajar di sekolah adalah masalah dengan orang tua, yakni orang tua kurang mengenali kekuatan anak seperti yang terjadi pada remaja di Sekolah X Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara Strength-Based Parenting dengan Student Subjective Wellbeing pada remaja awal di Surabaya. Penelitian ini melibatkan 80 orang pelajar sekolah X di Surabaya dengan rentang usia 13-15 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan skala Student Subjective Wellbeing Questionnaire untuk mengukur wellbeing remaja sebagai pelajar dan Strength-Based Parenting untuk mengukur persepsi Strength-Based Parenting dari siswa terhadap orang tua. Hasil uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang positif antara Strength Knowledge dengan Student Subjective Wellbeing dengan nilai p=0,027 (p < 0,05) dan r = 0,192, dan antara Strength Use dengan Student Subjective Wellbeing dengan nilai p=0,000 (p < 0,05) dan r = 0,354. Dengan demikian, semakin tinggi Strength-Based Parenting (Strength Knowledge & Strength Use) yang dilaporkan oleh remaja awal, maka semakin tinggi pula Student Subjective Wellbeing remaja awal di sekolah tersebut dan semakin rendah Strength-Based Parenting (Strength Knowledge & Strength Use) maka semakin rendah pula Student Subjective Wellbeing remaja awal di sekolah tersebut.Kata Kunci: Subjective Wellbeing, Strength Knowledge, Strength Use, Strength-Based Parenting, Student Subjective Wellbeing.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2949
10.33508/exp.v10i2.2949
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 133-144
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2949/3140
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/2949/199
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1787
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF GAMBARAN SELF EFFICACY GURU SMA KATOLIK TERAKREDITASI A DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013 DI SURABAYA
Silalahi, Maria Dewi
Susilo, Johannes Dicky
Kurikulum 2013 (K 13) merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dalam penerapan Kurikulum, peran guru sangatlah penting. Dalam hal ini guru membantu para peserta didik dalam proses perkembangan diri dengan cara
mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang dimiliki. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik (UU No. 14 tahun 2015 pasal satu ayat satu). Oleh karena itu, keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu merupakan hal yang sangat mendukung seseorang untuk berbuat. Dalam psikologi hal ini disebut self efficacy. Oleh sebab itu self efficacy memiliki peran yang sangat penting terhadap kinerja para guru dalam mengajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran self efficacy guru SMA Katolik terakreditasi A dalam penerapan K 13 di Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan penyebaran skala self efficacy sebanyak 16 aitem. Subyek penelitian (N=92) adalah guru-guru yang mengajar di SMA Katolik. Adapun kriteria subyek adalah guru yang sudah pengalaman mengajar dengan K 13 minimal 1 semester. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proportional stratified sampling. Hasil penelitian menunjukkan dari 92 orang subyek terdapat 62 orang yang tergolong memiliki self efficacy yang tinggi. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru SMA Katolik memiliki self efficacy yang tinggi dalam penerapan K 13. Orang yang memiliki self efficacy yang tinggi akan berusaha lebih giat untuk mengatasi tantangan yang ada.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1787
10.33508/exp.v6i1.1787
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 19-26
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1787/1635
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3973
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
EFEKTIVITAS PELATIHAN MOTIVASI BERPRESTASI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU PROKRASTINASI PADA REMAJA DI DAERAH PESISIR SURABAYA
Lapod, Jennifer Olivia
Antonio, Arnelita Natalie
Dewi, Clara Hosana Yessica Jelita
Chandra, Inggrid Devyana
Ayu P. W, Putri
Yuliawati, Livia
Sajaya, Ersa Lanang
prokrastinasi akademik, pelatihan motivasi berprestasi, remaja pesisir Surabaya
Remaja bersekolah, terutama yang berada di daerah pesisir kota, menghadapi berbagai tekanan, persoalan dan tuntutan lingkungan, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan prokrastinasi akademik. Tekanan yang terjadi adalah fase storm dan stres akibat perubahan sosial, fisik, dan emosional. Apabila tidak bisa menghadapi fase tersebut secara konstruktif, remaja akan mengalami masalah proses belajar, seperti kurang baik dalam manajemen waktu. Prokrastinasi yang berkelanjutan dapat menyebabkan penurunan performa akademik dan meningkatkan kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat prokrastinasi akademik sebelum dan sesudah diberi pelatihan motivasi berprestasi pada remaja di daerah pesisir Surabaya. Metode yang digunakan yaitu quasi-experiment (one-group pre-test-post-test design) dengan teknik purposive sampling. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini merupakan remaja berjumlah 9 orang yang berusia antara 12-17 tahun di bawah naungan komunitas X dan tinggal di pesisir Surabaya. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah General Procrastination Scale. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan terhadap tingkat prokrastinasi akademik sebelum dan sesudah diberi pelatihan motivasi berprestasi dengan hasil p = 0,542 (p > 0,05). Minimnya efek dari pelatihan terjadi karena beberapa peserta tidak mengikuti pertemuan penuh, kurangnya partisipasi aktif peserta selama pelatihan berlangsung, durasi dan jumlah pelatihan terlalu singkat, serta terdapat faktor lain turut menjadi penyebab prokrastinasi. Hal ini perlu diperhatikan peneliti selanjutnya untuk membuat pelatihan dengan lebih memperhatikan kehadiran dan partisipasi aktif peserta, menambah durasi dan jumlah pelatihan, serta meninjau faktor lain selain motivasi berprestasi.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3973
10.33508/exp.v11i1.3973
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 1-16
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3973/3316
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2117
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
EFEKTIVITAS PELATIHAN SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN KEBAHAGIAAN PEKERJA SOSIAL DI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) YANG MENANGANI KASUS ANAK
Engry, Agustina
Ambarini, Tri Kurniati
The purpose of this research is to find out the effectiveness of self management training to increase happinesss on social workers that work in children social organization. This study used a quasi experimental research with seven social workers from three different Children Social Organization. The type of quasi experimental designs is single group pretest posttest design. Instrument that used is The Oxford Happiness Questionnaire from Argyle and Hills (2001) that has adapted to bahasa Indonesia. Data analysis used Wilcoxon Signed Rank Test with sig 0,075 that means there is not a significant difference happiness score before and after self management training given.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2117
10.33508/exp.v7i1.2117
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 1-10
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2117/1909
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4482
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN KOSMETIK TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA WANITA PEKERJA FRONTLINER DI KOTA SURABAYA
Wilbert, Agnes Nathania
Effendy, Nurlaila
Wanita pekerja frontliner penting untuk memiliki kepercayaan diri terutama untuk berinteraksi dengan customer. Namun seringkali, sebagian besar dari frontliner tidak percaya diri karena penampilan fisik terutama pada wajahnya. Hal ini membuat individu memperbaiki penampilan fisiknya agar terlihat lebih cantik dan menawan dengan menggunakan bantuan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh intensitas penggunaan kosmetik terhadap kepercayaan diri pada wanita pekerja frontliner di kota Surabaya. Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala intensitas penggunaan kosmetik berdasarkan empat aspek, yakni perhatian atau daya konsentrasi, durasi, frekuensi, dan penghayatan atau pemahaman. Pada skala kepercayaan diri berdasarkan lima aspek, yakni keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggungjawab, dan rasional. Responden yang didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 164 dan kemudian dilakukan analisis menggunakan teknik statistika uji analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS for windows 16.0. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, yang artinya ada pengaruh yang signifikan dan memiliki nilai positif antara intensitas penggunaan kosmetik dengan kepercayaan diri pada wanita pekerja frontliner di Kota Surabaya. Hal ini berarti dengan menggunakan kosmetik mampu meningkatkan kepercayaan diri oleh para frontliner. Penggunaan kosmetik menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari responden dalam pekerjaannya. Pengaruh yang signifikan berarti nilai positif, berarti semakin tinggi intensitas penggunaan kosmetik, maka semakin tinggi pula kepercayaan diri yang dimilikinya. Selain itu, terdapat sumbangan efektif pengaruh intensitas penggunaan kosmetik terhadap kepercayaan diri sebesar 11,5%.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4482
10.33508/exp.v11i1.4482
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 70-87
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4482/3325
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2124
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
SELF EFFICACY DAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI TUGAS AKHIR PADA MAHASISWA UKWMS
Florencea, Sarah
Hapsari, Elisabet Widyaning
This study aims to determine the relationship of anxiety to students who take the final assignment as a requirement for graduating undergraduate students at UKWMS in terms of self efficacy. Based on one of the factors that can affect anxiety, namely low self efficacy. The link between anxiety facing the final task with self efficacy is that if students believe that they do not have the ability to overcome stressful challenges in the face of the final task, the student will feel increasingly anxious when faced with these challenges. When students have high self-efficacy, the student can overcome the anxiety he faces and challenging or difficult conditions can be likened to a challenge that need not be avoided. The subjects in this study were 341 UKWMS students who were facing the final assignment. The sampling technique used is proportional stratified random sampling. The results of statistical processing obtained a correlation coefficient of -0.376 with a p value of 0.000 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2124
10.33508/exp.v7i1.2124
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 55-68
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2124/1914
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2718
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN RESILIENSI PADA MANTAN PENGGUNA METHAMPHETAMINE HYDROHLORIDE PASCA MENJALANI REHABILITASI
Tunggal, Elisa Arli
Effendy, Nurlaila
Methamphetamine hydrochloride is known as methamphetamine or sabu which is a synthetic addictive substance that can be easily found in society. Individuals suffer from methamphetamine addiction require to go through rehabilitation to recover and stop the risk of substance tolerance. After rehabilitation, individuals need to have an ability to maintain the recovery process and avoid relapse. This study aimed to explore resilience ability former and in-depth interview technique. Data were gathered from three informants who were former methamphetamine users and had gone through rehabilitation. The result showed an internal condition called resilience and an external condition supporting the resilience ability of informants in order not to relapse. The internal conditions found in this study were attitude towards challenges, self-endurance and positive self-concept. Attitude towards challenges includes avoiding methamphetamine usage, resisting the urge to use methamphetamines, avoiding relationships with other drugs users, realizing their sense of worth, and being aware of their responsibilities and social life. Self-endurance is shown in the form of altering mindset to be more rational, believing in the Almighty God and conducting positive activities. Positive self-concept includes recognizing their strengths, positive emotions, positive mindset, and positive behaviour. In addition to internal conditions, this study also found external condition that supports resilience, which is positive relationship with people that they love and care.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2718
10.33508/exp.v6i2.2718
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 19-32
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2718/2338
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/5106
2024-02-05T04:55:00Z
EXPERIENTIA:ART
Grit dan Religiositas terhadap Work Engagement pada Pengurus Ormawa yang Beragama Kristiani di Surabaya
Manoach, Jessica Lydia
Susilo, Dicky
grit; religiositas; work engagement; pengurus ormawa; mahasiswa
Pengurus Ormawa membutuhkan work engagement untuk mendukung proses kerjanya. Work Engagement merupakan kondisi pikiran yang positif dan adanya pemenuhan diri pada pekerjaan dengan timbulnya rasa puas sehingga melibatkan afeksi dan perasaan termotivasi untuk mencapai kesejahteraan individu melawan timbulnya burnout saat bekerja. Dalam JD-R model, individu dengan job demands dan job resources memerlukan personal resources untuk dapat menunjukkan work engagement dan salah satu bentuknya adalah konsistensi minat dan daya tahan individu dalam melaksanakan tugas dalam organisasi yang disebut juga dengan grit. Faktor personal resources juga berkaitan dengan konstruk religiositas pada individu yang merupakan tata cara individu dalam menjalankan ajaran keagamaannya. Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin menguji pengaruh antara grit dan religiositas terhadap work engagement pada pengurus Ormawa beragama Kristiani di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Google form dengan menyebarkan skala Utrecht Work Engagement Scale–9 (UWES-9), 12-Item Grit Scale, dan skala Religiositas dengan menurunkan berdasarkan aspek-aspek. Partisipan penelitian ini merupakan pengurus Ormawa beragama Kristiani (Kristen Protestan & Katolik) di periode 2022/2023. Penelitian ini memperoleh hasil adanya pengaruh yang signifikan antara Grit & Religiositas terhadap Work Engagement pada pengurus Ormawa beragama Kristiani di kota Surabaya. Sumbangan efektif yang diberikan pada penelitian ini sebesar 11,5% dan nilai sig. 0,002 (p<0,05) dengan persamaan garis linier y= 18,267 + 0,298x1 +0,083x2. Arti dari persamaan garis linier tersebut adalah setiap penambahan 1 poin Grit dan Religiositas akan menambah pula poin Work Engagement sebesar 0,381
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-12-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/5106
10.33508/exp.v11i2.5106
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 2 (2023); 198-217
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/5106/3497
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2724
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA SELF-ESTEEM PADA MAHASISWA PENYANDANG TUNADAKSA DI UNIVERSITAS X SURABAYA
Hingkua, Jeanet Yener
Physical disability is a condition of a physical defect that a person has in which the body part is not functioning properly.This condition makes a person feel negative emotions, and experiences some difficulties in conducting their activities especially because the individual also has a role as a college students. The purpose of this research was to explore self-meaning of individuals with physical disability and how the dynamic process of self-esteem of individuals with disabilities that have a role as college students. Self-Esteem is individuals’ assessment of themselves. Assessments or evaluations made are different between person to person, it can be positive or negative that affects a person's behavior in carrying out their activities and the outcomes.This study used a qualitative-inductive approach with phenomenological methods.The informant in this study were college students with physical disability since birth. Data collection was conducted through interview process with two research informants. The result of this study showed that both informants have a positive judgment to themselves. Both informants were able to accept their physical disabilities that were experienced since childhood and made peace with their less enjoyable experiences in the past. The process of forming positive judgment by the two informants were seen from social support where the two informants had feelings of self-meaning, life values, ability and skills in conducting activities and achieving goals as a child and particularlyas a college student.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2724
10.33508/exp.v7i2.2724
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 1-11
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2724/2343
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2730
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
KUALITAS LAYANAN PADA FRONTLINER DI PERGURUAN TINGGI SWASTA SURABAYA
Suryadiningsih, Selviana Novela
Repi, Andhika Alexander
Optimal service quality is related to customer satisfaction which can have an impact on organization's existence. All industrial sectors such as educational institutions, including PTS X, need to optimize their service quality. Results of preliminary research showed that students as the frontliner users of PTS X General Administration Bureau evaluated the bureau as having less-than-optimal quality of service. This study aimed to examine and describe the quality of service of the PTS X General Administration Bureau. Participants were PTS X students who were recruited using incidental sampling technique. The scale of service quality, comprising different aspects such as tangible appearance, reliability, responsiveness, assurance, and empathy, was used as a method of data collection, meanwhile descriptive analysis was used as data analysis technique. Result showed that the quality of service of PTS X General Administration Bureau was perceived at a high level, meaning that students as the service users provided a good evaluation to the service. This was different from the result of preliminary study. Different findings may be due to the implementation of new information technology system as well as self-improvement efforts made continuously by PTS X. Despite this, the head of PTS X General Administration Bureau still needs to optimize human resources within the organization, including the frontliner staff. The management of PTS X should develop the quality of service not only within the General Administration Bureau, but also in other bureau and departements of PTS X.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2730
10.33508/exp.v7i2.2730
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 45-53
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2730/2348
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2546
2021-02-08T13:28:35Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA COPING STRESS WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI ENDOMETRIOSIS
Ningsih, Indah Ratnayu Adhy
When a woman is a teenager, she will experience menstrual periods. Menstrual pain is normal for a woman. If the woman continues to experience more pain than usual, this is one of the symptoms of endometriosis. The pain that arises makes a person experience stress due to the disease itself. To deal with stress, it is necessary to carry out a resistance strategy, namely a stress coping strategy. The aim of the researchers was to determine the dynamics of stress coping in early adult women with endometriosis. This study uses an inductive qualitative approach with phenomenological methods. The informants in this study were individuals diagnosed with endometriosis. Data collection in this study was carried out through an interview process with two research informants. The results of this study indicate that when the two informants were diagnosed with endometriosis, the impact felt by the two informants was feeling stressed, anxious and afraid of the pain they experienced. To deal with the stress experienced by the two informants, they came up with coping strategies. In the form of focus coping problem, the two informants dealt with pain by taking medication, compressing the stomach with warm water, changing diet and lifestyle. In addition, emotional focus coping treatment by diverting to other things such as self-suggestions.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2546
10.33508/exp.v8i1.2546
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 1 (2020); 1-10
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2546/2353
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/50
2012-11-06T10:01:33Z
EXPERIENTIA:ART
MEWACANAKAN KEARIFAN SEBAGAI KAJIAN PSIKOLOGI
Edwi Nugrohadi, Gratianus
Kearifan yang diyakini sebagai kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat tertentu, yang terbentuk karena upaya-upaya yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun berdasarkan kemampuannya untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku, masih sering dilupakan atau kadang-kadang dipahami secara keliru. Padahal, berdasarkan pada berbagai studi dan penelitian yang sudah dijalankan, kearifan tersebut memiliki peran membantu kehidupan seseorang dan juga masyarakat penghayatnya.
Dalam dunia keilmuan, khususnya psikologi yang berkembang di Indonesia, kajian tentang tema tersebut juga belum sebanyak tema-tema lainnya. Penulis berasumsi bahwa salah satu penyebabnya adalah kurangnya kajian ilmiah tentang tema tersebut. Dengan dasar itu, penulis mencoba membuat uraian sederhana yang dapat dipahami sebagai pijakan awal. Harapan yang dibangun adalah semakin beragamnya kajian ilmiah tentang kearifan yang khas Indonesia.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2012-11-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/50
10.33508/exp.v1i1.50
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 1, No 1 (2012); 27-38
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v1i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/50/48
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/55
2012-11-06T10:01:34Z
EXPERIENTIA:ART
THE EFFECT SIZE OF MINDFULNESS-BASED COGNITIVE THERAPY AS AN INTERVENTION OPTION FOR DEPRESSION
Erawan, Erlyn
Depression as a form of mental health illness is well-known and widespread nowadays in this age and time. Many interventions, curative and preventive, have been created to fight this illness. This paper discussed the use of Jon Kabat-Zinn’s mindfulness meditation and its philosophy when combined with a recognized therapy form, Cognitive Behavioral Therapy, to become Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT). Specifically, this paper discussed which aspect of depression that MBCT can specifically tackle when working with depressed individuals, which is their ruminative thinking style. The goal of this paper is to see the effect size of MBCT as an intervention to be used when working with depressed individuals. By looking at the effect size, it can also help to determine how effective this option might be as an intervention.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2012-11-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/55
10.33508/exp.v1i1.55
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 1, No 1 (2012); 79-88
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v1i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/55/53
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2844
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA YANG MENGIKUTI SPP-SKS DI SMPN 1 SEDATI SIDOARJO
Ramadhani, Dhea
Siswa yang mengikuti program percepatan belajar membutuhkan adanya motivasi berprestasi yang tinggi untuk siswa agar dapat mencapai prestasi yang diinginkan, di dalam mencapai prestasi dibutuhkan adanya usaha atau daya juang dalam mengatasi hambatan dan tantangan yang akan dihadapi. Usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut dinamakan dengan adversity quotient. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada tidaknya hubungan antara adversity quotient dan motivasi berprestasi pada siswa yang mengikuti SPP-SKS (Satuan Panduan Penyelenggaraan-Sistem Kredit Semester). Subjek dalam penelitian ini adalah 60 adalah siswa yang mengikuti spp-sks di SMPN 1 Sedati Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan total population study dengan alat ukur skala yang diisi siswa, yakni skala adversity quotient untuk mengukur daya juang pada siswa dan skala motivasi berprestasi untuk mengukur motivasi berprestasi siswa dalam mengikuti program percepatan belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi yang signifikan dan positif pada adversity quotient dan motivasi berprestasi sebesar 0,697 dengan nilai p sebesar 0,000 (p< 0,05). Semakin tinggi adversity quotient, semakin tinggi motivasi berprestasi. Sebaliknya, semakin rendah adversity quotient, maka semakin rendah motivasi berprestasi pada siswa yang mengikuti SPP-SKS. Kata Kunci : Motivasi Berprestasi, Adversity Quotient, Siswa SPP-SKS
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2844
10.33508/exp.v8i2.2844
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 88-94
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2844/2562
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/782
2016-04-22T12:15:58Z
EXPERIENTIA:ART
Proses Dan Dampak Informasi Dalam Strategi Iklan Bersambung Pond’s Flawless White Versi 7 Days To Love
Onggosaputra, Novita Ekasari
Apsari, Florentina Yuni
Strategi penayangan iklan yang kreatif ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat. Salah satu strategi penayangan iklan yang ternyata menjadi perhatian masyarakat yaitu iklan bersambung seperti iklan produk Pond’s Flawless White. Penelitian tentang strategi penayangan iklan bersambung ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana proses dan dampak informasi dari strategi penayangan iklan bersambung produk Pond’s Flawless White. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan model penelitian studi kasus. Proses pangambilan data dilakukan melalui angket dan wawancara. Informan yang menjadi subjek penelitian merupakan konsumen yang telah menonton keseluruhan episode iklan bersambung Pond’s Flawless White versi 7 Days to Love. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses dan dampak informasi dari iklan bersambung Pond’s Flawless White versi 7 Days to Love hanya sampai pada dimensi afeksi. Iklan bersambung Pond’s Flawless White versi 7 Days to Love belum mampu membuat penontonnya melakukan pembelian produk. Konsumen menyukai konsep cerita yang disuguhkan, tetapi enggan untuk mencoba menggunakan produk karena lebih percaya pada produk yang sudah biasa digunakan.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/782
10.33508/exp.v3i1.782
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 3, No 1 (2015); 93-108
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v3i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/782/771
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2881
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
KECENDERUNGAN PERILAKU NARSISTIK DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM
Liang, Shania
Media sosial merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet yang digunakan untuk berbagai tujuan seperti berkomunikasi dan berbagi informasi. Individu memiliki kebebasan dalam menggunakan media sosial sehingga menyebabkan pengguna tidak mengungkapkan diri sepenuhnya karena individu dapat membangun image yang diinginkan. Berdasarkan kebebasan penggunaan tersebut, media sosial dianggap dapat digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan perilaku narsistik. Kecenderungan perilaku narsistik merupakan rasa cinta yang berlebih terhadap dirinya sendiri sehingga ingin dipuja, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak memiliki empati terhadap orang di sekitarnya. Individu dengan kecenderungan perilaku narsistik seringkali menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mencari pengakuan terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan media sosial instagram dengan kecenderungan perilaku narsistik. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Perguruan Tinggi di Surabaya yang menggunakan media sosial instagram. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 130 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah NPI-16 untuk mengukur kecenderungan perilaku narsistik dan unstructured questionnaire (pertanyaan lama waktu) untuk mengukur intensitas penggunaan media sosial. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan positif antara intensitas penggunaan media sosial instagram dengan kecenderungan perilaku narsistik pada mahasiswa di Perguruan Tinggi di Surabaya.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2881
10.33508/exp.v9i1.2881
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 32-41
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2881/2612
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/897
2016-12-19T11:43:49Z
EXPERIENTIA:ART
Self-Regulation dan Perilaku Makan Sehat Mahasiswa yang Mengalami Dyspepsia
Mulya, Happy Cahaya
Sumargi, Agnes Maria
Dyspepsia adalah rasa nyeri yang dirasakan di ulu hati dan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas. Salah satu hal yang dapat menimbulkan gejala ini terjadi adalah perilaku makan sehat seseorang. Salah satu faktor dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku makan sehat adalah self-regulation. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada/tidaknya hubungan antara self-regulation dan perilaku makan sehat pada mahasiswa yang mengalami dyspepsia. Subjek penelitian adalah mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang mengalami dyspepsia (N=31). Pengambilan sampel dilakukan dengan cara incidental sampling. Pengumpulan data untuk variabel perilaku makan sehat dilakukan dengan menggunakan My Meals Diary, yaitu subjek melakukan pencatatan perilaku makannya selama 7 hari. Variabel self-regulation diukur dengan menggunakan Skala Self- Regulation. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik korelasi non parametric Kendall’s Tau_b. Hasil analisis mendapatkan nilai r = -0.005, p = 0,972 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara self-regulation dengan perilaku makan sehat pada mahasiswa yang mengalami dyspepsia di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Selain kelemahan pada metodologi penelitian, penelitian selanjutnya dapat memperhitungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku makan seperti stress dan pengetahuan mengenai dyspepsia.
Kata Kunci: Self-regulation, perilaku makan sehat, dyspepsia
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2016-12-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/897
10.33508/exp.v4i2.897
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 4, No 2 (2016); 65-74
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v4i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/897/872
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2905
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN SUICIDE IDEATION PADA REMAJA DITINJAU DARI BIG FIVE PERSONALITY TRAITS
Mulyana, Florencia Irena
Christanti, Fransisca Dessi
Mulya, Happy Cahaya
Suicide ideation adalah kecenderungan berpikir untuk merusak atau mematikan diri sendiri yang dilakukan secara sengaja. Suicide ideation dapat terjadi pada remaja karena salah satu faktor seseorang mengalami suicide ideation adalah karakteristik kepribadian. Tipe kepribadian yang digunakan dalam penelitian ini adalah big five personality traits. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suicide ideation pada remaja ditinjau dari big five personality traits. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan data accidental sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan skala big five inventory (BFI) dan skala suicide ideation yang disusun oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 250 remaja di Surabaya dengan rentang usia 13-21 tahun. Data pada penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik statistik non-parametrik Kruskall Wallis karena tidak memenuhi uji asumsi. Hasil pada penelitian ini mengatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada suicide ideation pada remaja ditinjau dari big five personality traits karena diperoleh nilai sig sebesar 0,000 (Sig. <0,05). Kepribadian big five yang terdiri dari openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism yang dominan pada remaja akan memberikan pengaruh terhadap cara tingkah lakunya terhadap kecenderungan berpikir untuk merusak atau mematikan diri sendiri yang dilakukan secara sengaja. Oleh karena itu, ada perbedaan ide bunuh diri pada remaja dikarenakan kepribadiannya dengan kepribadian openness memiliki nilai mean rank sebesar 131,58, kepribadian conscientiousness memiliki nilai mean rank sebesar 97,58, kepribadian extraversion memiliki mean rank sebesar 97,48, kepribadian agreeableness memiliki mean rank sebesar 86,91, dan kepribadian neuroticism memiliki mean rank sebesar 153,41. Kata kunci: Suicide Ideation; Big Five Personality Traits; Remaja.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2905
10.33508/exp.v9i1.2905
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 50-62
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2905/2614
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/2905/195
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/904
2017-01-26T13:32:42Z
EXPERIENTIA:ART
Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Minum Obat Pada Pasien Skizofrenia Yang Sedang Rawat Jalan
Minarni, Lia
Sudagijono, Jaka Santosa
Keteraturan minum obat adalah perilaku yang harus dijalani oleh penderita skizofrenia rawat jalan untuk memperpanjang periode relaps. Namun sayangnya banyak penderita yang tidak teratur minum obat yang salah satunya dikarenakan kurangnya dukungan dari faktor sosial seperti kurangnya dukungan dari keluarga maupun lingkungan terhadap diri penderita, juga karena adanya efek samping obat bagi penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dukungan keluarga terhadap perilaku minum obat pasien skizofrenia yang sedang menjalani rawat jalan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang anggota keluarga penderita skizofrenia. Hasil penelitian dianalisa dengan cara mengorganisasi data, melakukan koding, melakukan intepretasi lalu membuat kategorisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dukungan keluarga terhadap penderita tidak hanya terbatas pada perilaku minum obat, namun juga dalam keseharian penderita. Dalam perilaku minum obat penderita, dukungan keluarga yang diberikan secara garis besar terdiri atas dukungan instrumental, dukungan informatif, dan dukungan emosional. Adapun contoh dukungan keluarga yang diberikan seperti menyiapkan obat setiap hari, memberi pengertian dan nasehat pada penderita agar mau minum obat, serta memiliki perasaan kasihan terhadap penderita. Selain dukungan keluarga, sikap positif dan negatif yang dimiliki oleh penderita terhadap obat yang diminumnya juga mempengaruhi perilaku minum obat yang ada.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/904
10.33508/exp.v3i2.904
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 3, No 2 (2015); 13-22
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v3i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/904/877
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2904
2022-04-03T13:48:42Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ALEXITHYMIA DAN KECENDERUNGAN BUNUH DIRI PADA REMAJA LAKI-LAKI DI SURABAYA
Kurniawan, Michelle Aveline
Sudagijono, Jaka Santosa
Masa remaja merupakan suatu masa yang diwarnai dengan konflik dan perubahan suasana hati. Konflik yang dialami oleh individu pada masa ini salah satunya adalah bunuh diri. Indonesia diprediksi menjadi negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat bunuh diri di Asia Tenggara dan individu laki-laki memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk bunuh diri yaitu 3x lebih banyak dibandingkan perempuan. Fenomena kecenderungan bunuh diri sendiri memiliki kaitan dengan suatu fenomena yang disebut alexithymia yang merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami kekurangan atau kendala dalam area kognitif serta mengatur emosi, yang menyebabkan individu tidak dapat menyampaikan emosinya secara verbal maupun non-verbal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan alexithymia dan kecenderungan bunuh diri pada remaja laki-laki di Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan incidental sampling pada remaja laki-laki yang bertempat tinggal di Surabaya dan pernah memiliki pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecenderungan bunuh diri yang terdiri dari 3 aspek dan skala alexithymia yang terdiri dari 4 karakteristik. Hasil uji asumsi normalitas terpenuhi, sedangkan uji asumsi linearitas tidak terpenuhi. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik non-parametrik Kendall’s Tau B. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil nilai signifikansi sebesar 0,015 (p < 0,05) dan nilai koefisien korelasi 0,315. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan alexithymia dan kecenderungan bunuh diri pada remaja laki-laki di Surabaya. Arah hubungan kedua variabel positif yang berarti semakin tinggi kecenderungan bunuh diri maka akan diikuti semakin tinggi alexithymia, begitu juga sebaliknya.Kata kunci : kecenderungan bunuh diri, alexithymia, remaja laki-laki
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2904
10.33508/exp.v9i2.2904
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 126-136
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2904/2813
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3820
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
CAREER DECISION MAKING SELF-EFFICACY (CDMSE) DENGAN CAREER INDECISION PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
Repi, Andhika Alexander
Kurniawati, Angela
career indecision; Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE); mahasiswa tingkat akhir
Kehidupan mahasiswa akhir tidak hanya dikelilingi oleh banyaknya beban tugas dan pengerjaan skripsi atau tugas akhir saja, namun juga dihadapkan pada pilihan untuk memilih masa depan. Jika mahasiswa akhir tersebut, tidak dapat menentukan bidang karir yang akan ditekuni di masa depan maka akan timbul perasaan bimbang dan ragu pada pilihan karirnya. Hal ini disebut dengan career indecision. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebimbangan karir pada mahasiswa akhir, salah satunya adalah efikasi diri pada bidang karir yang disebut juga Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE). Dengan metode penelitian kuantitatif, peneliti menyebarkan kuisioner melalui google form dan didapatkan total 79 responden mahasiswa akhir yang tersebar di beberapa fakultas UKWMS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara Career Indecision dan juga Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE). Berdasarkan hasil penelitian, nilai sig sebesar 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang negatif antara Career Decision Making Self-Efficacy dengan Career Indecision pada mahasiswa akhir Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Artinya, semakin tinggi tingkat kebimbangan mahasiswa mengenai karirnya, maka semakin rendah keyakinan pada kemampuannya di bidang karir yang akan ditekuni. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kebimbangan mahasiswa akan karirnya, maka mahasiswa semakin yakin dengan kemampuannya di bidang karir yang ditekuni. Hasil ini didukung dengan sumbangan efektif yang diberikan Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE) terhadap Career Indecision (CI) sebesar 66,6%, yang artinya CDMSE memiliki peran yang kuat untuk menentukan bimbang tidaknya mahasiswa tingkat akhir di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Faculty of Psychology Widya Mandala Catholic University of Surabaya
2022-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3820
10.33508/exp.v10i1.3820
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 1-15
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3820/3041
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1548
2017-10-23T10:35:36Z
EXPERIENTIA:ART
Tingkat Flourishing Individu dalam Organisasi PT X dan PT Y
Effendy, Nurlaila
Subandriyo, Herlina
Kesejahteraan dalam organisasi dapat diukur dengan konsep Psikologi Positif yang dikenal dengan nama Flourishing sebagai tingkat tertinggi dari Subjective well-being sehingga dapat diukur kesehatan organisasi secara keseluruhan. Pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan X dan Y dengan jumlah subjek sebanyak 55 orang yang dilakukan teknik sampling kuota. Adapun alat ukur yang digunakan adalah transalasi PERMA yang terdiri dari 5 dimensi Positif Emotion, Engagement, Relationship, Meaningfulness, Accomplishment dengan total dari 15 item. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan karyawan 75% tinggi dan 25% sedang. Sedangkan untuk 5 dimensi diperoleh bahwa tingkat Positif Emotion 78% tinggi dan 22% rendah; Tingkat Engagement karyawan 53% tinggi dan 43% sedang dan 4% rendah; Tingkat Relationship karyawan 85% tinggi dan 11% sedang dan 4% rendah; Tingkat Meaningfulness karyawan 82% tinggi dan 11% sedang dan 7% rendah; Tingkat Accomplishment karyawan 74% tinggi dan 19% sedang dan 7% rendah. Kemudian untuk Tingkat Flourishing karyawan 45% dikatakan sudah mencapai flourishing dan 55% masih dikategorikan Non-Flourishing.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-10-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1548
10.33508/exp.v5i1.1548
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 5, No 1 (2017); 1-17
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v5i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1548/1438
Copyright (c) 2017 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3532
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
PERBEDAAN KEPUASAN HIDUP PADA LANSIA WANITA DITINJAU DARI TEMPAT TINGGAL
Lio Dando, Maria Imaculata Minamodesta Adolfince
Sudagijono, Jaka Santosa
ABSTRAKPopulasi lansia wanita yang terus meningkat di Indonesia menunjukkan harapan hidupnya pun meningkat, sehingga lebih banyak menghadapi kesulitan terkait penuaannya seorang diri. Hal tersebut berkaitan dengan konsep “successful aging”, salah satu hal yang mempengaruhi yaitu kepuasan hidup.Kepuasan hidup yang rendah pada lansia wanita dapat menyebabkan tingginya resiko mengalami depresi dan memiliki status fungsional dan kesehatan fisik maupun psikologis yang rendah. Kepuasan hidup adalah evaluasi subjektif terhadap keseluruhan kehidupan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang dengan situasi yang dianggap standar atau ideal sesuai dengan kriteria yang dipilih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan hidup pada lansia wanita ditinjau dari tempat tinggal. Tempat tinggal tersebut terdiri dari tempat tinggal bersama anak/keluarga, sendiri dan di panti lansia. Subjek Penelitian ini adalah lansia wanita yang sudah tidak memiliki pasangan, dan berusia 60 tahun ke atas (N=82). Teknik Pengambilan data dalam penelitian ini adalah Purposive sampling dan snowball sampling. Kepuasan hidup lansia wanita diukur menggunakan kuesioner kepuasan hidup LSITA-SF. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji beda Anova One-Way. Hasil analisis menunjukkan nilai p = 0,019 (p<0,05), yang berarti ada perbedaan kepuasan hidup lansia wanita ditinjau dari tempat tinggal. Berdasarkan nilai mean, kepuasan hidup tertinggi berada pada kelompok tempat tinggal di panti lansia sebesar 39,90 diikuti kelompok tempat tinggal bersama anak/keluarga sebesar 35,84 dan terendah yaitu tempat tinggal sendiri sebesar 34,86. Kata Kunci : kepuasan hidup, lansia wanita, tempat tinggal.ABSTRACTAs the population of older women always increases in Indonesia, it shows that their life expectancy also increases. Therefore, a lot of them experience difficulty in their aging process. This is associated with the concept of “successful aging” on the elderly, one of them being life satisfaction. Low life satisfaction on older women can cause high risk in depression and lower function of physical and psychological health. Life satisfaction is a subjective evaluation of past life, current life, and the future, with a standardized situation that is perceived as ideal and compatible by chosen criteria. This study’s purpose is to know the differences in life satisfaction on older women reviewed by their residences. The residence itself consists of the house with children/family, alone, and in the elderly home. The informants in this study were older women who do not have partners, and the age range is above 60 years old (N=82). The data gathering in this study is using purposive sampling and snowball sampling. Life satisfaction on older women was measured using the life satisfaction LSITA-SF questionnaire. The analysis technique is using a one-way ANOVA test. The analysis result shows a p score = 0,019 (p<0,05), which means that there are differences in life satisfaction on older women reviewed by their residences. According to the mean score, the highest life satisfaction is in the group of older women who live in an elderly home, with the amount of 39,90. It is followed by older women who live with children or families, with the amount of 35,84. The lowest life satisfaction is in the group of older women who live alone, with the amount of 34,86. Keywords : life satisfaction, older women, residence
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3532
10.33508/exp.v10i1.3532
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 67-80
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3532/3044
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/3532/362
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/3532/363
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/3532/364
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1553
2017-10-23T10:35:36Z
EXPERIENTIA:ART
Gambaran Subjective Well-Being pada Single
Wiranti, .
Sudagijono, Jaka Santosa
Menjadi seorang single mother pastilah sangat berat, karena tugas-tugas dalam keluarga yang biasanya diemban ayah dan ibu, namun dalam kondisi sebagai single mother haruslah ditangani seorang diri. Beberapa hal yang menjadi masalah cukup berat bagi para single mother adalah mengasuh anak-anak yang dimiliki seorang diri serta pada saat yang bersamaan mereka harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Meskipun menjadi single mother sangatlah berat namun berdasarkan wawancara awal diketahui bahwa mereka ternyata juga masih memiliki kebahagiaan sebagai seorang single mother. Oleh karena itu, menjadi seorang single mother ternyata memiliki gambaran penderitaan dan kebahagiaan (kesejahteraan) yang tersendiri. Gambaran beratnya hidup sebagai single mother telah banyak diketahui secara umum. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran subjective well-being yang dimiliki oleh single mother. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model yang dipakai adalah fenomenologis. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) orang dengan kriteria wanita dewasa awal yang berusia 18 sampai dengan 40 tahun. Partisipan juga harus memiliki minimal seorang anak yang hidup bersama dengannya. Partisipan memiliki status single mother baik karena kematian pasangan atau perceraian. Metode pengambilan data yang digunakan adalah wawancara semi tersruktur. Data yang diperoleh akan diolah dengan analisis data induktif, validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas komunikatif dan validitas kumulatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada ketiga informan didapat gambaran subjective well-being yang mengacu pada kondisi perekonomian karena ketika perekonomian sudah tercukupi dengan sendirinya maka kebahagiaan bisa didapatkan dan kehidupan partisipan bisa sejahtera. Demikian keyakinan dari para informan. Walaupun informan sudah bercerai tetapi informan masih menginginkan figur keluarga yang utuh dan informan tetap bekerja keras untuk menghidupi anak anaknya.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-10-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1553
10.33508/exp.v5i1.1553
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 5, No 1 (2017); 69-79
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v5i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1553/1443
Copyright (c) 2017 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3882
2023-02-03T03:03:20Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DALAM KETERLIBATAN PENGASUHAN PADA AYAH YANG MEMILIKI ANAK REMAJA
Yonad, Rindy Fiorentika
Sanjaya, Ersa Lanang
Dorkas, Mopheta Audiola
stres kerja; keterlibatan ayah; remaja
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan pengasuhan ayah pada anak remaja. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Alat ukur yang digunakan yaitu skala stres kerja dan skala keterlibatan ayah (IFI). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan ayah (ρ = -0.196; p = 0.133). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara stres kerja dengan keterlibatan ayah pada anak remaja. Hasil lain dimensi job itself pada stres kerja dengan keterlibatan pengasuhan ayah pada remaja memiliki hubungan negatif (ρ = -0.305; p = 0.018). Dimensi lainnya yang juga memiliki hubungan negatif adalah dimensi family work conflict pada stres kerja dengan keterlibatan pengasuhan ayah pada anak remaja (ρ = -0.310; p = 0.016).
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3882
10.33508/exp.v%vi%i.3882
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 145-153
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3882/3142
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1788
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
RESILIENSI PADA WANITA DEWASA MADYA SETELAH KEMATIAN PASANGAN HIDUP
Fernandez, Isanyora Mariana Fielda
Soedagijono, Jaka Santosa
Peristiwa kematian pasangan hidup bisa menjadi hal yang tidak terduga bagi pasangan yang ditinggalkan. Kematian suami memicu pasangan yang masih hidup untuk mengatasi tekanan kesedihan dan emosional serta menerima realitas sosial dan status baru sebagai janda. Hidup menjanda merupakan tantangan emosional dan masalah bagi wanita. Masalah yang dihadapi selama menjanda terkait masalah ekonomi, sosial, hubungan keluarga, dan pekerjaan sehari- hari. Padahal, wanita harus mampu berperan sebagai orangtua tunggal dan bertahan bersama anak, mengatasi tekanan secara sehat, serta dapat bangkit dari keadaan tertekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran resiliensi pada wanita dewasa madya setelah kematian pasangan hidup. Resiliensi adalah kemampuan individu untuk beradaptasi, bertahan dan bangkit dari masalah dengan mengandalkan kekuatan dari dalam diri untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui metode wawancara dengan tiga informan. Kriteria informan penelitian ini adalah wanita dewasa madya yang menjanda (karena kematian suami) dan memiliki anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran resiliensi pada wanita dewasa madya setelah kematian pasangan hidup dari ketiga informan yaitu dengan menghindari pandangan negatif, merawat anak, dan mencukupi kebutuhan keluarga. Hal tersebut memicu informan agar dapat bertanggung jawab dan menyelesaikan masalah dalam proses beradaptasi. Hubungan yang kurang harmonis dengan keluarga suami, kehilangan peran suami dan ayah, dan berperan ganda sebagai ibu dan ayah bagi anak merupakan faktor resiko. Faktor protektif meliputi adanya dukungan dari anak dan keluarga, dukungan dari teman, jabatan karir yang meningkat, dan keaktifan di gereja dan di masyarakat yang mampu meningkatkan adaptasi diri informan dalam menjalankan kehidupannya setelah kematian pasangan hidup.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1788
10.33508/exp.v6i1.1788
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 27-38
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1788/1636
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4604
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN FAMILY FUNCTIONING DAN KESEPIAN PADA MAHASISWA PERANTAU
Magdalena, Shinta Maria
Sudagijono, Jaka Santosa
Mulya, Happy Cahaya
kesepian; family functioning; remaja akhir; merantau
Abstrak - Remaja akhir adalah remaja dengan rentang usia 18 – 21 tahun. Ketika merantau untuk keperluan melanjutkan pendidikan tinggi, banyak remaja yang mengalami kesulitan penyesuaian diri karena adanya perbedaan seperti misalnya perbedaan budaya di tempat asal SMA dengan budaya di kota tempat kuliah, sifat pendidikan dari SMA ke perkuliahan, dan perbedaan pola komunikasi serta norma sosial yang ada. Apabila remaja tidak dapat beradaptasi dengan semua perubahan tersebut maka remaja yang merantau akan cenderung mengalami perasaan terasing dan kesepian. Kesepian adalah perasaan ketika hubungan sosial yang diinginkan tidak tercapai, termasuk muncul perasaan kurang nyaman, gelisah, tertekan, dan kesusahan. Saat mengalami kesepian inilah, remaja yang merantau jauh dari keluarga sangat membutuhkan dukungan keluarga. Jika remaja memiliki fungsi keluarga yang baik maka remaja tidak akan merasa sendiri dan tidak terlalu merasa kesepian. Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dalam pengambilan data dan didapatkan 146 partisipan. Kesepian diukur menggunakan skala dari Russell yaitu UCLA loneliness version 3 dan skala family functioning yang dibuat oleh peneliti sendiri. Data dianalisis menggunakan statistik non-parametrik yaitu Kendall’s Tau B karena ada uji asumsi yang tidak terpenuhi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kesepian dan family functioning pada remaja akhir yang merantau dengan nilai korelasi sebesar -0,355 dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi family functioning, maka semakin rendah kesepian yang dirasakan individu dan begitu pula sebaliknya. Didapatkan juga bahwa variabel family functioning memberikan sumbangan efektif sebesar 12,6% terhadap variabel kesepian. Walaupun jauh dari keluarga namun anak ternyata masih membutuhkan dukungan, perhatian, dan kasih sayang dari keluarga.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4604
10.33508/exp.v11i1.4604
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 17-30
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4604/3326
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/4604/594
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/4604/595
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/4604/596
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2118
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
GAYA PENGASUHAN ORANGTUA DENGAN PERILAKU BERMASALAH PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK (TK)
Tyas, Amadhea Septining
Sumargi, Agnes Maria
Young children usually show emotional and behavioural problems, such as fighting and aggression, and showing anxiety. Parenting style is one of the factors that influence behavioural problems. Theoretically, parenting style is divided into authoritative, authoritarian, and permissive parenting. Authoritarian and permissive parenting influence children in a negative way, while authoritative parenting influences children in a positive way. Studies regarding the impact of parenting style on young children’s emotional and behavioural problems are limited; therefore, the purpose of this study was to examine the relationship between parenting styles and behavioural problems of kindergarten students. Participants were 71 parents of children at kindergarten X and Y in Surabaya. Parents completed parenting and child behavior measures, i.e. Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) to measure parenting style and Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) to measure child emotional and behavioral problems. Results showed a correlation coefficient of -0,049, p = 0,563 (p > 0,05) for authoritative parenting and child emotional and behavioural problems, a correlation coefficient of 0,336, p = 0,000 (p < 0,05) for authoritarian parenting and child emotional and behavioural problems, and a correlation coefficient of 0,267, p = 0,002 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2118
10.33508/exp.v7i1.2118
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 11-18
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2118/1910
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2125
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
STUDI FENOMENOLOGI TENTANG MAKNA HIDUP PADA PEREMPUAN PELAKU ABORTUS PROVOCATUS CRIMINALIS DALAM FASE REMAJA DI KOTA SURABAYA
Lestari, Sri Dewi Indah
Engry, Agustina
Teenagers as perpetrators of abortion provocatus criminalis have both physical and psychological effects, because decisions taken to undergo abortion is very dilemma, controversial, and risky. In fact, often women who carry out abortion provocatus criminalist they feel embarrassed, afraid, sad, stresssed, feel guilty, want to commit suicide and so on. Therefore, it is very possible the psychological condition of a teenager who has performs abortion provocatus criminalist, is dynamic in terms of movement from the psychological condition of pre-abortion, when to execute an abortion, and post-abortion. The movement of these psychological conditions raises the concept of meaningful life that comes from creative values, experiential values, and attitudinal values. This study uses qualitative methods with phenomenology models. The technique used was an interview with an inductive model coding and categorization analysis, which involved two informants who acted as perpetrators of criminalist provocatus abortion in their teenagers. The validity of the research conducted was communicative validity and argumentative validity. This study found that the meaning of life of women perpetrators of abusive provocatus criminalis at the age of adolescence originated from creative values, experiental values and attitudional values. These values give rise to an expectation for individuals who are used as guidelines in carrying out their daily lives. On the other, also raises risk factors such as the invitation from friends to return to the world of free association made the informants dynamically, even though her self promised not to return to the bad world. Whereas factors protective such as commitment, new family and reflection on past experiences provide reinforcement to defend expectations that act as life goals.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2125
10.33508/exp.v7i1.2125
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 69-88
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2125/1915
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4659
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
STRATEGI REGULASI EMOSI SECARA KOGNITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI YANG SEDANG MENYELESAIKAN SKRIPSI
Sakti, Hario Bimo
Wandansari, Yettie
strategi regulasi emosi secara kognitif; skripsi
Skripsi merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1. Dalam proses penyelesaian skripsi, mahasiswa seringkali mengalami emosi negatif. Salah satu cara untuk mengatasi emosi negatif ialah dengan menggunakan strategi regulasi emosi secara kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi regulasi emosi secara kognitif pada mahasiswa Prodi Psikologi dalam menyelesaikan skripsi, melalui metode kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan Cognitive Emotion Regulation Questionnaire (CERQ) versi bahasa Indonesia yang ditranslasi oleh penulis melalui tahapan forward translation dan back translation. Kuesioner disebarkan secara luring dan daring melalui media sosial. Partisipan penelitian (N=97) adalah mahasiswa Prodi Psikologi di Surabaya yang sedang menyelesaikan skripsi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi regulasi emosi secara kognitif pada partisipan sebagian besar bersifat adaptif. Strategi regulasi emosi secara kognitif yang paling sering digunakan partisipan adalah positive reappraisal dan refocusing on planning. Strategi regulasi emosi secara kognitif yang paling jarang digunakan yaitu blaming others. Selain itu, partisipan perempuan lebih sering melakukan positive refocusing dan catastrophizing daripada partisipan laki-laki. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada partisipan dari bidang ilmu dan tingkat pendidikan yang berbeda, serta dieksplorasi untuk penyusunan model teoritik regulasi emosi secara kognitif pada konteks Indonesia.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4659
10.33508/exp.v11i1.4659
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 88-107
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4659/3321
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2719
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN RESILIENSI PADA REMAJA DENGAN ADVENTITIOUS VISUAL IMPAIRMENT
Pramasdwita, Angela
Erawan, Erlyn
Having vision is a blessing in our lives. Through vision, we can experience and feel various emotions and experiences. Losing vision can cause someone to feel negative emotions. This is a qualitative research that studies resilience in adolescents with adventitious visual impairment. Resilience is the capability to cope with obstacles and rise from negative events. This research used qualitative-inductive approach with phenomenological method, involving adolescents within the age range of 12-20, visually impaired not since birth, and have been visually impaired for 5-11 years. Data collection was done using semi-structured interview with three visually impaired adolescents. The result showed that participants experienced all aspects of resilience since they became visually impaired, including emotion regulation, impulse control, causal analysis, empathy, optimism, self-efficacy, and reaching out. Resilience helps participants to bounce back and overcome obstacles in their lives. In addition, support from their close relatives and friends help them to become more resilient.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2719
10.33508/exp.v6i2.2719
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 33-44
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2719/2339
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/5122
2023-12-15T10:31:45Z
EXPERIENTIA:ART
DINAMIKA SELF-ESTEEM PADA EMERGING ADULTHOOD YANG FATHERLESS
Iskandar, Abdiel Serafino
Prasetyo, Eli
Mulya, Happy Cahaya
Fatherless; Emerging Adulthood; Self-Esteem; Laki-laki
Fatherless adalah kondisi anak tumbuh dengan tanpa keterlibatan ayah kandung (fisik, emosional dan spiritual) dikarenakan meninggal, perceraian, ataupun permasalahan pernikahan. Kurangnya secure attachment dari ayah berdampak pada perkembangan self-esteem ke arah negatif, khususnya anak laki-laki. Self-esteem adalah evaluasi diri secara positif maupun negatif. Rendahnya self-esteem dari masa kanak-kanak akan mempengaruhi hingga fase perkembangan berikutnya (Emerging adulthood). Tujuan penelitian ini untuk melihat dinamika self-esteem (positif dan negatif) emerging adulthood fatherless (perceraian). Metode kualitatif fenomenologi dan analisis tematik induktif. Informan penelitian ini adalah 2 laki-laki emerging adulthood fatherless sejak usia 3-11 tahun. Peneliti menggolongkan dinamika self-esteem dalam 3 fase, yaitu 1) fase anak-anak (3-11 tahun), 2) fase remaja (12-18 tahun), 3) fase emerging adulthood (18-25 tahun), juga faktor pembentuk self-esteem. Hasil penelitian menyatakan ada penilaian diri negatif yaitu kurang percaya diri, tetapi juga ada penilaian diri positif yaitu pribadi yang adaptif dan resilient. Penerimaan dari individu sebaya, relasi keluarga, pemaknaan pribadi pada kondisi fatherless-nya, menjadi faktor yang membentuk self-esteem. Jadi tidak selalu, individu fatherless akan menilai diri negatif lalu terpuruk. Penilaian diri positif membuat individu semakin kuat menjalani tantangan hidup.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-12-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/5122
10.33508/exp.v11i2.5122
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 2 (2023); 173-197
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/5122/3498
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2725
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN PROSES REGULASI EMOSI PADA PELAKU SELF INJURY
Margaretha, Angelin Adelaide
Self-injury is an attempt or an act of hurting oneself. When one’s emotional stability is low, they tend to hurt themselves intentionally, for example by cutting their wrist. Self–injury individual enjoy the action and use it as a medium for emotional release. Emotion regulation is the ability to manage emotions that can be performed by anyone so that they can understand problems correctly and can be calm and think clearly. This study used a qualitative approach, in particular phenomenological method through semi-structured interview to individuals with self-injury behaviorwith the age range of 18-40 years and hadbeen involved in self-injury behavior at least 5 times in the last 12 months without any intention to commit suicide.Data analysis used is inductive analysis. Results showed that individuals who committed self-injury had a desire to release their negative emotions and negative feelings such as anger by seeing their own wound. Both informants received less attention from their parents and showed a lack of communication with their family, thus making both informants unable to express their feelings to others since they were childhood. This made the two informants looked for another way to transfer their negative emotions; that is, by repeating the self injury because they were relieved.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2725
10.33508/exp.v7i2.2725
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 12-20
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2725/2344
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2731
2021-02-08T13:29:32Z
EXPERIENTIA:ART
PERAN SOSIALISASI EMOSI OLEH IBU & AYAH TERHADAP REGULASI EMOSI ANAK USIA DINI
Wandansari, Yettie
Emotion regulation is a skill that develops rapidly in early childhood. Previous research reported that parents play an important role in the development of children's emotion regulation, especially through emotion socialization. This study aims to examine the effect of emotion socialization by mother and father on children’s emotion regulation. Emotion socialization in this study includes the socialization of emotions through parental expression of emotions, parental response to the expression of negative emotions of children, and parental emotion coaching. Participants were 98 pairs of 4-6 years old kindergarten students and their parents. The measurement used Indonesian version of four instruments, includes Self-Expressiveness in the Family Questionnaire (SEFQ), Coping with Children’s Negative Emotions Scale (CCNES), Subscale Coaching of Maternal Emotional Styles Questionnaire (MESQ), and Emotion Regulation Checklist (ERC). The results of multiple regression analysis showed F value of 2.114 (p=0.043). In conclusion, the socialization of emotions by mother and father through emotional expression, responses to child's emotional expression, and emotion coaching, simultaneously affect child's emotional regulation. The contribution of parental emotion socialization to children’s emotional competence is 16%, while the remaining 84% is influenced by other variables not examined in this study.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2731
10.33508/exp.v7i2.2731
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 2 (2019); 54-64
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2731/2349
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2697
2021-02-08T13:28:35Z
EXPERIENTIA:ART
EMOTION COACHING OLEH IBU PADA ANAK PRASEKOLAH
Wandansari, Yettie
Early childhood is known as a critical period in the human life span. For this reason, optimization of early childhood development needs to be done in all aspects, including emotional aspects. In the preschool period, children's emotional development develops rapidly, namely in emotion knowledge, emotion expression, and emotion regulation. Parents, especially mothers, play an important role in child’s emotional development, one of which is through emotion coaching. According to the parental meta-emotion theory, emotion coaching includes parents' awareness of their own emotions and children's emotions. Parents who apply emotion coaching perceive children's negative emotions as important, are sensitive to children's emotional conditions, respect children's emotions, and use emotional situations constructively. In the process of interaction between parents and children, parents' reactions cannot be separated from the influence of their cultural values. However, research on emotion coaching by parents in the Indonesian context is still limited. Therefore, this study aims to obtain an overview of emotion coaching for mothers in Surabaya who have preschool aged children. Subjects were 147 mothers of children aged 3-6 years who attend Playgroup/ Kindergarten. The results showed that the majority of mothers (92%) showed a low level of emotion coaching. The discussion is related to the cultural framework. The results of the research can be further developed, for example exploring the cultural values of each ethnicity that contribute to emotion coaching, building models or emotion coaching interventions that are appropriate to the cultural context for parents in Indonesia.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2697
10.33508/exp.v8i1.2697
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 1 (2020); 11-19
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2697/2354
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/51
2012-11-06T10:01:34Z
EXPERIENTIA:ART
PELATIHAN SAT (SELF REGULATION, ASSERTIVENESS, TIME MANAGEMENT) DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA
Florentina Yuni Apsari, Ermida,
High school students tend to do academic procrastination, which is behaviour that relates to delay action towards academic tasks during their study. Refer to this condition, SAT training (Self Regulation, Assertiveness and Time Management) is designed to reduce academic procrastination of high school students. Subjects are high school students in class XI. This research uses experimental design one-group pretest-posttest design. The results showed t values = 1, 403 with p = 0.175 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2012-11-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/51
10.33508/exp.v1i1.51
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 1, No 1 (2012); 39-47
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v1i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/51/49
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/778
2016-04-22T12:15:58Z
EXPERIENTIA:ART
Intensi Social Loafing Pada Tugas Kelompok Ditinjau Dari Adversity Quotient Pada Mahasiswa
Sutanto, Stephanie
Simanjuntak, Ermida
Tugas kelompok dalam perkuliahan dapat menimbulkan social loafing pada mahasiswa. Social loafing adalah kecenderungan seseorang untuk mengurangi usahanya ketika mengerjakan tugas secara kelompok dibandingkan ketika mereka dievaluasi secara personal. Intensi mahasiswa untuk melakukan social loafing diduga berhubungan dengan adversity quotient yang dimiliki oleh mahasiswa. Adversity quotient adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dalam menghadapi dan mengatasi masalah, hambatan atau kesulitan yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan intensi mahasiswa untuk melakukan social loafing pada tugas kelompok. Subyek penelitian adalah 85 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala intensi social loafing dan skala adversity quotient. Hasil analisa data menunjukkan nilai -0.299 dengan p < 0.001 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara adversity quotient dengan intensi mahasiswa untuk melakukan social loafing pada tugas kelompok. Semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin rendah intensi mahasiswa untuk melakukan social loafing pada tugas kelompok. Dosen disarankan untuk memberikan tugas-tugas perkuliahan yang dapat menstimulasi adversity quotient pada mahasiswa sehingga intensi mahasiswa untuk melakukan social loafing dapat menurun.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/778
10.33508/exp.v3i1.778
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 3, No 1 (2015); 33-46
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v3i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/778/767
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2846
2021-03-02T12:25:25Z
EXPERIENTIA:ART
REGULASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
Sari, Puspita
Simanjuntak, Ermida
Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah disertai urine yang mengandung glukosa. Salah satu tipe dari diabetes melitus adalah tipe 2 atau non insulin dependent diabetes melitus. Pasien dengan kondisi diabetes melitus tipe 2 harus menjalani pengobatan agar kondisi gula darahnya tetap stabil. Keberhasilan pengobatan pasien dipengaruhi oleh regulasi diri yang dimiliki oleh pasien. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi regulasi diri pasien adalah dukungan sosial dari keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara regulasi diri dengan dukungan sosial dari keluarga pada pasien diabetes melitus tipe 2. Subjek penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 (N=74) yang berdomisili di Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala regulasi diri dan skala dukungan sosial dari keluarga. Hasil penelitian menunjukkan nilai rxy=0,507 dan nilai p=0,000 (p<0,05). Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara regulasi diri dengan dukungan sosial dari keluarga pada pasien diabetes melitus tipe 2. Saran yang dapat diberikan adalah dukungan keluarga merupakan faktor yang penting untuk membantu pasien dalam meregulasi diri terkait pengobatan diabetes melitus tipe 2. Kata kunci:Regulasi diri, dukungan sosial dari keluarga, diabetes melitus tipe 2 Diabetes mellitus is a chronic condition characterized by increased concentration of glucose in the blood with urine containing glucose. One type of diabetes mellitus is type 2 or non-insulin dependent diabetes mellitus. Patients with diabetes mellitus type 2 must undergo treatment in order to achieve stable blood sugar level. Successful treatments are influenced by self-regulation of the patients. One of the external factors that affects the patient's self-regulation is the social support from family. This study aims to identify the relationship between self-regulation and family social suppport on patients diabetes mellitus type 2. Subjects of this study are patients with diabetes mellitus type 2 (N = 74) who live in Surabaya. Samples were taken by using purposive sampling technique. Self-regulation scale and Social support from family scale are used to collect the data. The results show that rxy = 0.507 and p = 0.000 (p < 0.05), means that there is a significant relationship between self-regulation and social support from family on patients with diabetes mellitus type 2. Social support from family is considered to be an important factor to encourage self-regulation of patients with diabetes mellitus type 2 when they undergo medical treatments.Keywords:Self regulation, social support from family, diabetes mellitus type 2
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-03-02
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2846
10.33508/exp.v8i2.2846
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 2 (2020); 122-130
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2846/2566
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/783
2016-04-22T12:15:58Z
EXPERIENTIA:ART
Antara Harapan Dan Takdir: Resolution To Infertility Pada Perempuan Infertil
Tedjawidjaja, Detricia
Rahardanto, Michael Seno
Infertilitas merupakan masa krisis bagi orang yang mengalaminya. Tujuan penelitian ini ialah mengeksplorasi gambaran psikologis yang dialami perempuan infertil hingga sampai tahap resolution to infertility. Dengan pendekatan fenomenologis, peneliti melakukan wawancara kepada empat perempuan yang memiliki masalah infertilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan infertil akan melalui tahap period of grief sebelum masuk ke tahap penerimaan terhadap infertilitas. Gambaran psikologis yang paling sering ditunjukkan informan ialah perasaan sedih, cemas, dan stres. Proses penerimaan dicapai para informan dengan pertama-tama memaknai kepemilikan anak sebagai takdir dari Tuhan. Pemaknaan akan takdir ini selanjutnya memunculkan harapan bahwa Tuhan bisa memberikan anak pada masa depan. Harapan menjadi sumber utama kekuatan bagi para informan penelitian dalam menerima kondisi infertilitas. Hasil penelitian juga mengungkap faktor-faktor protektif dan risiko yang mampu mempengaruhi keberhasilan perempuan infertil dalam menjalani program kehamilan. Faktor-faktor protektif meliputi aspek spiritualitas, marital benefit, dukungan sosial, dan coping mechanism, sedangkan faktor-faktor risiko meliputi tekanan sosial, kesibukan suami dalam pekerjaan, dan hubungan negatif antara pasien dan tenaga kesehatan profesional. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi tenaga profesional kesehatan dalam memberikan bantuan medis dan psikologis bagi perempuan infertile.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/783
10.33508/exp.v3i1.783
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 3, No 1 (2015); 109-119
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v3i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/783/772
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2940
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN RELIGIOSITAS DENGAN KECERDASAN EMOSI PADA DOKTER MUDA YANG SEDANG MENJALANI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER DI SURABAYA
Kristiani, Fransiska Dwi
Susilo, Dicky
Kecerdasan Emosi merupakan salah satu aspek psikologis yang berperan penting dalam kehidupan seseorang. Kecerdasan emosi dapat menunjang kinerja seseorang baik dalam pekerjaan, pendidikan maupun dalam berinteraksi dengan orang lain. Peran kecerdasan emosi dalam menunjang kinerja seseorang dirasakan oleh dokter muda yang sedang menjalani pendidikan profesi dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan religiositas dengan kecerdasan emosi pada dokter muda yang sedang mejalani pendidikan profesi dokter di Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada dokter muda yang sedang menjalani pendidikan profesi dokter di beberapa rumah sakit di Surabaya (N = 95). Penarikan sample dilakukan dengan teknik non-random sampling (convenience sampling & snowball sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala Religiositas dan skala Kecerdasan Emosi dimana masing-masing skala terdiri dari 5 aspek. Data dianalisis dengan teknik statistika non-parametrik yaitu Kendall’s Tau B. Hasil pengolahan data mendapatkan nilai r sebesar 0,277 yang memiliki nilai p 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan positif antara religiositas dengan kecerdasan emosi pada dokter muda yang sedang menjalani pendidikan profesi dokter di Surabaya, sehingga apabila religiositas tinggi maka kecerdasan emosi seseorang juga tinggi begitupun sebaliknya. Selain itu religiositas berkontribusi sebesar 7% terhadap kecerdasan emosi, maka 93% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2940
10.33508/exp.v9i1.2940
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 24-31
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2940/2611
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/898
2016-12-19T11:43:49Z
EXPERIENTIA:ART
Self Efficacy Pengerjaan Skripsi Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Hapsari, Elisabet Widyaning
Menyelesaikan pendidikan tinggi merupakan harapan setiap mahasiswa. Untuk meraih jenjang sarjana, mahasiswa harus menyelesaikan tugas-tugas dan menulis skripsi. Selama penulisan skripsi, mahasiswa dapat menjumpai halangan yang membuat mereka melakukan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik merupakan penghambat menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Completing higher education is an expectation of all students. In order to obtain bachelor’s degree, students need to do assignments and write thesis. During thesis writing, students can experience obstacles that lead them to perform academic procrastination. Academic procrastination is a delay for completing academic tasks. Academic procrastination could be caused by self-efficacy. This research aimed to examine correlation between academic procrastination and self efficacy; where self-efficacy is defined as a belief in one’s abilities to perform a task. Students in this study (N=30) were the students at the Faculty of Pharmacy, Widya Mandala Catholic University Surabaya who were doing their thesis. The sampling method was incidental sampling . Data were collected from 42 item scale. It was based on Likert’s scale consisting of academic procrastination scale and self efficacy scale. Data were analyzed using Kendal’s Tau B. The results showed a negative correlation between academic procrastination and self-efficacy with the r value of -0.378 and p = 0.005 (p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2016-12-19
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/898
10.33508/exp.v4i2.898
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 4, No 2 (2016); 75-84
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v4i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/898/873
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3064
2021-04-09T13:37:08Z
EXPERIENTIA:ART
SELF REGULATED LEARNING DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMALB/B X
Feliarosa, Dorothea Diana
Simanjuntak, Ermida
Abstraksi Siswa tunarungu dapat mengalami kesulitan untuk belajar khususnya pada pelajaran Matematika. Prestasi belajar matematika adalah pencapaian yang dapat diamati yang berhubungan dengan proses belajar matematika. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh pada prestasi belajar matematika adalah self regulated learning (SRL). SRL adalah kemampuan peserta didik untuk mengaktifkan dan memfokuskan pikiran, perasan, tindakan serta melakukan perencanaan agar siswa dapat mencapai tujuan belajar yang dimilikinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara SRL dengan prestasi belajar matematika pada siswa tunarungu di SMALB/B X. Subjek penelitian adalah 37 siswa tunarungu di SMALB/B X. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur SRL adalah skala self regulated learning dan prestasi belajar dinilai melalui nilai ulangan harian dan nilai ujian tengah semester. Hasil penelitian menunjukkan r = 0,585 (p<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara self regulated learning (SRL) dengan prestasi belajar matematika pada siswa di SMALB/B X. Sekolah disarankan untuk dapat merancang program yang dapat mengembangkan self regulated learning siswa sehingga prestasi belajar matematika siswa dapat meningkat. Kata Kunci:self regulated learning, prestasi belajar matematika, siswa tunarungu Abstract Deaf students might have difficulties in learning especially Mathematics. Mathematics achievement is student’s performance in learning mathematic. Regarding mathematics achievement, self regulated learning (SRL) is considered to be one of the important factors that contribute to mathematics achievement. SRL is defined as student’s ability to activate and focus their thoughts, feelings, actions and plans to achieve their learning goals. This study aims to determine the relationship between self regulated learning and mathematics achievement of deaf students in SMALB/B X. Participants in this study are 37 deaf students in SMALB/B X. Self regulated learning scale is used to measure student’s self regulated learning while mathematics achievement is measured using daily mathematics tests and midterm exam scores. The results show that r = 0,585 (p<0.05) means that there is a significant relationship between self regulated learning (SRL) and student’s mathematics achievement in SMALB/B X. Schools should design self regulated learning training program for the students in order to optimize student’s mathematics achievement. Keywords:self regulated learning, mathematics achievement, deaf students
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-04-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3064
10.33508/exp.v9i1.3064
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 1 (2021); 63-70
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3064/2615
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/905
2017-01-26T13:32:42Z
EXPERIENTIA:ART
Pengaruh Psychological Capital Terhadap Work Engagement pada Dosen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Suharianto, .
Effendy, Nurlaila
Berdasarkan hasil keputusan Kopertis, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) mendapatkan peringkat ketiga dalam penilaian kampus unggulan. Penilaian berdasarkan 4 kriteria penilaian (1) tata kelola kelembagaan dan kerjasama, (2) pendidik dan tenaga kependidikan, (3) penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, (4) pembelajaran dan kemahasiswaan. Untuk meningkatkan penilaian di tahun berikutnya, UKWMS harus mengevaluasi hasil tersebut dan meningkatkan di bagian tata kelola dan kerjasama serta tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Kinerja tenaga pendidik supaya bisa menghasilkan hasil yang optimal maka diperlukan work engagement pada tenaga pendidik atau dosen untuk meningkatkan kinerja. Work engagement adalah hubungan yang positif yang memiliki keterlibatan emosional, komitmen antara karyawan dengan pekerjaan untuk mencapai kesejahteraan. Work engagement dipengaruhi beberapa faktor, salah satu faktornya yaitu psychological capital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh psychological capital terhadap work engagement pada dosen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Metode yang digunakan accidental sampling dan purposive sampling dengan kriteria dosen tetap Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan membagi kuesioner sebanyak 71 dosen di UKWMS. Teknik analisa data adalah regresi sederhana, analisa data menggunakan bantuan program Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS) for windows versi 16. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh psychological capital pada work engagement pada dosen di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang digambarkan dengan persamaan Y = 6,079 + 0,645X, sumbangan efektifnya sebesar 69,7% dan nilai sig nya sebesar 0,00 ( < 0,05).
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-01-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/905
10.33508/exp.v3i2.905
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 3, No 2 (2015); 23-34
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v3i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/905/878
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3330
2022-03-12T12:57:34Z
EXPERIENTIA:ART
PENGARUH PREOCCUPIED ATTACHMENT DAN AUTHORITARIAN PARENTING STYLE TERHADAP SELF-ESTEEM PADA REMAJA SMA DI SURABAYA
Sanjaya, Ersa Lanang
Wilda, Maghrizkia Aulia
This study aimed to determine the effect of Preoccupied Attachment Style and Authoritarian Parenting Style on Self-Esteem in high school adolescents in Surabaya. This research was conducted with a correlational quantitative design. The subjects of this study were 121 high school students in Surabaya. The sampling technique used is non-probability incidental sampling with the Slovin formula. Retrieval of data using the State Self Esteem Scale (Heatherton & Polivy, 1991), Attachment Style Scale (Bartholomew & Horowitz, 1991), Parental Authority (Buri, 1991). These three scales were adapted to Indonesian. Data analysis in this study used simple regression analysis with JASP version 9.2 software. The results of the regression test showed that when tested together, preoccupied attachment and authoritarian parenting style had a significant effect on adolescent self-esteem, but if we examined the relationship between each variable, preoccupied attachment had a negative effect on self-esteem, while authoritarian parenting style had no effect on self-esteem.Keywords: preoccupied attachment, authoritarian parenting, self-esteem
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2021-11-27
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3330
10.33508/exp.v9i2.3330
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 9, No 2 (2021); 137-143
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v9i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3330/2814
Copyright (c) 2021 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2895
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN GRIT PADA MAHASISWA YANG MEMILIKI ONLINE SHOP
Dharmawan, Albertus Suhardinata
ABSTRACT Technological advances make everything fast so, there are many changes in various sectors including the industrial sector. The process of buying and selling transactions can now be done digitally and online. This progress is used by college students to get income to meet their needs. The problem that arises when students have an online shop is how the lecture process and the business online shop run optimally? Grit is a combination of consistency with passion, namely consistency with goals that have been set for a long period of time, and perseverance which means the ability to overcome the desire to give up (Duckworth, 2016). Grit is one of the differences so that online shops and lectures can run together and optimally. Researchers conducted research to determine the description of grit in college students who have an online shop. This research used a qualitative approach with a phenomenological type. The data obtained were analyzed using themethod led theory, especially deductive analysis. The research informants were undergraduate students with a minimum GPA of 2.75 and theage was online shop over 1 year. The results of the study found that the grit of the two informants was the same as the existing theory. There are 4 aspects, namely 1) interest, 2) practice, 3) purpose, and 4) hope that there are also factors that influence the growth of grit, namely 1) parenting, 2) culture and 3) experience. However, researchers found another factor, which is the situation where informants were forced to be independent because students had to migrate away from their parents. Keywords : Grit, Online Shop, Perseverence
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2895
10.33508/exp.v10i1.2895
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 16-30
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2895/3047
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1549
2017-10-23T10:35:36Z
EXPERIENTIA:ART
Efektivitas Pelatihan Supervisor Skill terhadap Kepuasan pada Supervisor Karyawan Departemen Operasional Noormans Hotel Semarang
Repi, Andhika Alexander
Peran supervisor di industri hotel sangat vital karena berkaitan dengan optimal atau tidaknya kinerja bawahan di tengah pola kerja yang dinamis. Bawahan yang puas dengan supervisor mampu melakukan kinerja secara optimal, melakukan resiliensi terhadap pekerjaannya, membentuk komitmen kerja, hingga terstimulasi memiliki work engagement yang diwujudkan dalam dedikasi kerja yang tinggi. Hubungan yang baik antara supervisor dengan bawahannya mampu meningkatkan kinerja, bahkan menciptakan work-life-balance. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan supervisor skill terhadap kepuasan bawahan kepada supervisor operasional di Noormans Hotel Semarang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pelatihan supervisor skill terhadap peningkatan kepuasan bawahan kepada supervisor Noormans Hotel Semarang. Subjek pada penelitian ini adalah karyawan department operation yang berjumlah 31 orang. Kepuasan bawahan kepada supervisor operasional Noormans Hotel Semarang diukur dengan skala kepuasan bawahan terhadap supervisor. Metode penelitian yang digunakan, yaitu pendekatan quasi eksperimen, dengan teknik analisis data Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil analisis data diperoleh nilai z = -3.594 dengan p
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-10-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1549
10.33508/exp.v5i1.1549
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 5, No 1 (2017); 19-29
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v5i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1549/1439
Copyright (c) 2017 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3789
2022-12-09T08:19:14Z
EXPERIENTIA:ART
STRES AKADEMIK DAN DUKUNGAN TEMAN PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA SELAMA PEMBELAJARAN DARING
Putro, Alessandro Widianto
Simanjuntak, Ermida
dukungan teman, stres akademik, mahasiswa tahun pertama
Abstrak Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia menyebabkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan peraturan untuk melaksanakan pembelajaran secara daring bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi. Mahasiswa tahun pertama sebagai mahasiswa yang baru saja mengalami masa transisi dari SMA menuju Perguruan Tinggi merupakan pihak yang rentan mengalami stres akademik saat pembelajaran daring. Stres akademik adalah respon yang dirasakan oleh tubuh terkait tuntutan yang tinggi dari dunia akademik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres akademik dapat menurun ketika individu memperoleh dukungan dari lingkungan sekitarnya. Pada penelitian ini dukungan dari lingkungan sekitar adalah dukungan yang diberikan oleh teman. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dukungan teman dan stres akademik pada mahasiswa tahun pertama selama pembelajaran daring. Responden dalam penelitian ini berjumlah 194 mahasiswa tahun pertama yaitu 66 mahasiswa dan 128 mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan teman dengan stres akademik pada mahasiswa tahun pertama selama pembelajaran daring (r = -0,356; p<0,05). Mahasiswa tahun pertama yang memperoleh dukungan dari teman akan menurun stres akademik yang dirasakannya. Dosen disarankan dapat menyediakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk bekerjasama secara interaktif sehingga mahasiswa memperoleh dukungan dari teman mahasiswa selama proses pembelajaran daring. Kata Kunci: dukungan teman, stres akademik, mahasiswa tahun pertama Abstract Ministry of Education and Culture issue a regulation for University to conduct online learning due to the Covid-19 pandemic in Indonesia. First-year university students as students who have just experienced a transition from high school to university are vulnerable to academic stress during online learning. Academic stress is the body responses related to high demand of academic tasks. Several studies show that academic stress can be lower when a person get support from surrounding environment. This study aims to explore the relationship between peers support and academic stress of first-year students during online learning in the Covid-19 pandemic. Participants in this study are 194 first-year students with 66 male students and 128 female students. The result shows that there is a significant relationship between peer support and academic stress of first-year students (r = -0.356; p < 0.05). Students who have support from their peers will have lower academic stress. It is recommended that the lectures should provide teaching methods that allow students to do learn interactively in order to get support from their peers during online learning.Keywords: peer support, academic stress, first-year students
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-06-30
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3789
10.33508/exp.v10i1.3789
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 1 (2022); 81-94
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3789/3045
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1554
2017-10-23T10:35:36Z
EXPERIENTIA:ART
Sikap terhadap Euthanasia Ditinjau dari Jenjang Pendidikan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Kristika, Deshinta Rachma Tsani
Simanjuntak, Ermida Listyani
Euthanasia adalah tindakan mengakhiri kehidupan seseorang baik secara aktif maupun pasif untuk menghentikan penderitaan atas penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Mahasiswa kedokteran sebagai seorang calon dokter adalah pihak yang akan berhubungan dengan euthanasia. Mahasiswa Kedokteran pada tahun pertama hingga co-ass mempunyai pengetahuan yang berbeda tentang topik euthanasia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap terhadap euthanasia ditinjau dari jenjang pendidikan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran (N=344 mahasiswa) dari angkatan pertama hingga co-assisten (dokter muda). Data dikumpulkan menggunakan Skala Sikap Terhadap Euthanasia. Data diolah dengan menggunakan uji statistika non parametrik Kruskal-Wallis yang menunjukkan nilai chi-square 2,378 dan p=0,667 (p>0,000) yang berarti tidak ada perbedaan sikap terhadap euthanasia ditinjau dari jenjang pendidikan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran. Sebagian besar subjek memiliki sikap netral terhadap pelaksanaan praktik euthanasia. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mahasiswa cenderung tidak berpihak atau tidak mendukung terhadap praktik euthanasia. Fakultas Kedokteran disarankan agar memberikan program-program yang menambah pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang topik euthanasia.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2017-10-23
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1554
10.33508/exp.v5i1.1554
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 5, No 1 (2017); 81-92
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v5i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1554/1444
Copyright (c) 2017 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/3891
2023-02-03T03:07:25Z
EXPERIENTIA:ART
RESIPROSITAS PENJUAL PEMBELI PADA APLIKASI TIKTOK
Nurjannah, Anggi Vidia
Rembulan, Cicilia Larasati
Onggono, Jessica Noviana
seller; buyer; resiprocity pattern; tiktok
COVID-19 pandemic has led to changes in the way people shop online and has an impact on the emergence of a new phenomenon where the TikTok application becomes a medium for buying and selling online. With TikTok becoming online commerce medium, can cause practical-knowledge gap, by which negative behavior such as scams can happen during buying and selling activities occurs. With this phenomenon, the purpose of this research is to describe the pattern of buyer-seller reciprocity on TikTok social media. This research is included in qualitative research. Primary data used were obtained through informants and secondary data obtained through comments on the TikTok application. Participant characteristics were taken using purposive sampling technique and using a screening with an open questionnaire to find participants who would be interviewed. From the research results, it was found that the buyer-seller reciprocity pattern in TikTok contained three stages in the big theme. The first big theme is the predecessor condition, then it is continued at the process stage (interaction), and ends with output.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2022-12-09
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3891
10.33508/exp.v10i2.3891
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 10, No 2 (2022); 166-182
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v10i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/3891/3148
Copyright (c) 2022 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/1789
2018-09-24T00:11:14Z
EXPERIENTIA:ART
TINJAUAN HIERARCHY OF EFFECTS PADA PROMOSI INSTITUSI PENDIDIKAN MELALUI BROSUR
Budi, Caecilia Setya
Perkembangan teknologi dan pergeseran generasi mempengaruhi dampak di berbagai bidang, termasuk dampak promosi di pendidikan tinggi. Perkembangan teknologi modern menjadi perhatian tenaga profesional bidang marketing terkait strategi pemasaran atau promosi. Terjadi pertentangan pendapat bahwa meski era sudah berubah namun promosi melalui brosur masih dipertahankan karena menurut beberapa pihak, strategi ini dianggap masih berdampak positif. Di sisi lain, beberapa orang merasa bahwa bentuk promosi tersebut seharusnya mulai ditinggalkan karena dampaknya kurang sesuai hasil yang diharapkan. Meninjau fenomena ini, maka peneliti ingin meninjau dampak promosi melalui brosur di Perguruan Tinggi X menggunakan teori hierarchy of effects. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara konsumen (N=5 orang) yang akan memutuskan untuk mendaftar di Perguruan Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi pendidikan tinggi melalui penyebaran brosur hanya memiliki pengaruh pada area kognitif, yang merupakan tahap awal dari hierarchy of effects. Promosi melalui brosur belum berdampak pada area afektif konsumen. Dengan demikian, diperlukan adanya strategi promosi yang lebih holistik, yang tidak hanya mengandalkan brosur semata, namun juga cara yang lain. Penggunaan brosur untuk promosi masih memiliki dampak pada pengetahuan mengenai jasa pendidikan yang dipromosikan sehingga keberadaan brosur dapat menjadi starting point bagi customer dalam mengenal pendidikan tinggi yang ditawarkan.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2018-09-24
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1789
10.33508/exp.v6i1.1789
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 1 (2018); 39-44
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/1789/1637
Copyright (c) 2018 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4307
2023-06-06T06:41:21Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA DALAM TUGAS KELOMPOK SELAMA PERKULIAHAN DARING
Karana, Allison Carol
Lavienda, Dita
Gayatri Maheswari, Margaretha Eka
Rani, Elizabeth
Prasetya, Melani Dian
Tedjawidjadja, Detricia
Motivasi Berprestasi, Social Loafing, Pembelajaran daring
Selama pandemi Covid-19 proses pembelajaran mengalami perubahan dikarenakan kebijakan pemerintah yang awalnya dilakukan secara tatap muka menjadi daring. Perubahan pembelajaran tersebut mengakibatkan penurunan tingkat motivasi berprestasi mahasiswa dan berpotensi memunculkan perilaku social loafing. Social loafing adalah fenomena terjadinya penurunan dalam usaha yang dikeluarkan oleh individu saat mengerjakan tugas kelompok untuk mencapai tujuan kelompok dibandingkan saat mengerjakan tugas individu yang bertujuan untuk mencapai tujuan pribadi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi berprestasi dengan social loafing pada mahasiswa selama pembelajaran daring. Penelitian ini berbentuk kuantitatif studi hubungan. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 169 responden yang merupakan mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya angkatan 2018-2021 dan mengikuti perkuliahan secara daring. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan skala social loafing milik Kusuma (2015) dan motivasi berprestasi milik Pratiwi (2016). Data dianalisis menggunakan Uji Non-Parametrik Kendall’s Tau-B, dengan hasil nilai korelasi sebesar -0,306 dan nilai p= 0,000, yang memiliki makna adanya hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan social loafing pada mahasiswa selama perkuliahan daring dengan arah hubungan negatif. Artinya, semakin tinggi tingkat motivasi berprestasi maka semakin rendah tingkat social loafing. Demikian pula sebaliknya. Hasil penelitian ini memberikan implikasi atas pentingnya meningkatkan motivasi berprestasi mahasiswa agar dapat menurunkan perilaku social loafing.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Detricia Tedjawidjaja
2023-06-06
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4307
10.33508/exp.v11i1.4307
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 1 (2023); 31-42
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4307/3324
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2120
2019-08-26T14:31:19Z
EXPERIENTIA:ART
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN HOMESICKNESS PADA MAHASISWA RANTAU YANG BERASAL DARI LUAR PULAU JAWA DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA KAMPUS PAKUWON CITY
Istanto, Trinanda Linggayuni
Engry, Agustina
Homesickness is a distress caused by separation from home to the new environment. Homesickness often occurs to overseas students in the first year of college and if it occurs for too long, it will cause negative impact, therefore social support is needed. Social support refers to comfort feeling that occurs through social process that can make a person reduce the negative impact caused by negative stress. This study aims to find out about relationship between social support and homesickness in first year students that came from outside Java Island at Widya Mandala Catholic University Surabaya Pakuwon City Campus. Participant in this research (N=149) is the first year students that came from outside Java Island at Widya Mandala Catholic University Surabaya Pakuwon City Campus. Sampling technique that used in this study was disproportionate stratified random sampling. This study was analyzed using non parametric correlated method Kendall’s Tau-b. Result of this study shows correlation coefficient (r) = -0,381 dan p = 0,000 (p < 0,05), it means there is significant negative correlations between social support and homesickness in first year students that came from outside Java Island at Widya Mandala Catholic University Surabaya Pakuwon City Campus
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2019-08-26
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2120
10.33508/exp.v7i1.2120
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 7, No 1 (2019); 19-30
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v7i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2120/1911
Copyright (c) 2019 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2401
2021-02-08T13:28:35Z
EXPERIENTIA:ART
KEBAHAGIAAN DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA ORGANISASI MAHASISWA
Repi, Andhika Alexander
Komitmen organisasi merupakan hubungan, keyakinan, dan penerimaan individu terhadap nilai-nilai dalam organisasi yang diikutinya. Sedangkan kebahagiaan merupakan emosi positif yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan dapat mempengaruhi peningkatan baik kinerja fisik dan psikologi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebahagiaan dengan komitmen organisasi pada anggota ormawa. Penelitian ini dilakukan pada ormawa Fakultas Psikologi Universitas katolik Widya Mandala Surabaya, dengan partisipan (N=35) anggota ormawa Fakultas Psikologi tahun 2017/2018. Pengambilan data dilakukan dengan teknik total population sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Skala Kebahagiaan dengan 6 dimensi, dan Skala Komitmen Organisasi dengan 3 dimensi dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistika non-parametrik Kendall Tau B. Hasil pengolahan data mendapatkan sig sebesar 0,341 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara kebahagiaan dengan komitmen organisasi pada Ormawa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Secara deskriptif tingkat kebahagiaan anggota ormawa tergolong sedang hingga sangat tinggi dan sebagian besar anggota ormawa memiliki tingkat kebahagiaan yang sedang yaitu sebesar 60% dan sebagian besar anggota ormawa memiliki tingkat komitmen organisasi yang sedang yaitu sebesar 45,7%.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2401
10.33508/exp.v8i1.2401
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 8, No 1 (2020); 39-46
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v8i1
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2401/2337
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/4582
2023-12-15T10:31:45Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN STRATEGI COPING PADA PEREMPUAN EMERGING ADULTHOOD YANG MENGALAMI TOXIC RELATIONSHIP NAMUN MEMPERTAHANKAN HUBUNGAN
Audrey, Daniella
Christanti, Fransisca Dessi
Tedjawidjaja, Detricia
Strategi coping; Toxic Relationship; Kekerasan Dalam Pacaran, Perempuan Emerging Adulthood
Coping merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk mengelola kesenjangan antara tuntutan (baik dari individu itu sendiri maupun lingkungannya) dengan kemampuan mereka dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan. Strategi coping banyak dilakukan oleh perempuan emerging adulthood yang mengalami toxic relationship dalam usaha mempertahankan hubungannya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi coping pada perempuan emerging adulthood yang mengalami toxic relationship dan berusaha mempertahankan hubungannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus dan menggunakan analisis tematik deduktif. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga informan dengan kriteria pernah mengalami toxic relationship dan berusaha mempertahankan hubungannya. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat empat tema pokok yaitu bentuk kekerasan selama berpacaran, dampak negative mengalami kekerasan selama berpacaran, alasan mempertahankan hubungan, dan strategi coping. Ketiga informan menggunakan baik problem-focused coping maupun emotion-focused coping dan kekerasan balik pada pasangan.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2023-12-15
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4582
10.33508/exp.v11i2.4582
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 11, No 2 (2023); 108-128
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v11i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/4582/3494
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/downloadSuppFile/4582/607
Copyright (c) 2023 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
oai:ojs.jurnal.wima.ac.id:article/2720
2020-09-22T14:26:49Z
EXPERIENTIA:ART
GAMBARAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA WANITA YANG BERADA PADA TAHAP PASCA MASTEKTOMI KANKER PAYUDARA DAN TIDAK MENIKAH
Widhigdo, Jessica Christina
Erawan, Erlyn
It is not easy for a woman to accept and take decision to undergo surgical removal of a breast procedure (mastectomy). Losing one of the most important parts of the body that create a woman can be a traumatic event in life. There are many physically and psychologically changes that a patient felt after mastectomy. The research was conducted in order to find out the subjective well-being of single women with breast cancer after mastectomy. Subjective well-being is defined as the positive evaluation cognitively and affectively toward life experience. This research used a qualitative-inductive through an in-depth interview and observation, involving single women with the age range from 44 to 60 years old who have been diagnosed with breast cancer and undergone a mastectomy procedure within the range of 1-15 years before. Result of the research shows that subjective well-being is found in positive evaluations of their life after mastectomy, such as feeling happiness, satisfaction with life, having positive interpersonal relationship, showing their own capabilities in life, religious experiences, being useful for self and family, and thinking positive thinking. This research found that acceptance is an important key that can affect a person’s positive evaluation toward life. Positive acceptance, social support and effective coping stress can help people to have a positive evaluation about their life.
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
2020-09-22
info:eu-repo/semantics/article
info:eu-repo/semantics/publishedVersion
application/pdf
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2720
10.33508/exp.v6i2.2720
EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia; Vol 6, No 2 (2018); 45-56
2685-9963
2252-7702
10.33508/exp.v6i2
eng
http://journal.wima.ac.id/index.php/EXPERIENTIA/article/view/2720/2340
Copyright (c) 2020 EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia
6948caed9831180686f92f6859027f7a