Gegar Budaya dalam Webtoon Next Door Country

Chyntia Devi, Sumekar Tanjung

Abstract


This study aimed to explain the cultural shock reaction experienced by foreigner in the context of Indonesian culture, especially in Aditiya Wahyu Budiawan's Webtoon Next Door Country. This research employed Roland Barthes' semiotic analysis to analyze three episodes from mentioned Webtoon series. The findings showed that in Next Door Country Webtoon, foreigners often to use facial expression when dealing with customs and cultural traditions in Indonesia. In this Webtoon, facial expression is used as a form of emotional expression to show the emotions they feel as a result of culture shock phenomenon experienced in the process when experiencing and understanding a new culture. During the process of cultural shock, foreigners as in Webtoon will go through four phases; those are optimistic phase, crisis phase, recovery phase, and adjustment phase. Another finding from this research is that the diverse cultural tradition in Indonesia is the main trigger for these foreigners to experience cultural shock.

Save to Mendeley


Keywords


webtoon, culture shock, semiotic, Barthes, comic.

Full Text:

PDF

References


Agnes, T. detikHOT Edisi 13 Agustus. (2016). Pembaca LINE Webtoon Indonesia Terbesar di Dunia. Akses pada 20 Maret 2018. Diambil dari https://hot.detik.com/art/d-3274551/pembaca-line-webtoon-indonesia-terbesar-di-dunia

Dayakisni, T. (2012). Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM.

Devinta, M., Hidayah, N., & Hendrastomo, G. (2015) Fenomena Cultural Shock (Gegar Budaya) Pada Mahasiswa Perantauan di Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sosiologi 2015, hal. 1-15.

IDN Times. (2017). 15 Hal Mengejutkan yang Kamu Belum Tahu Soal Illuminati. Akses pada 17 Desember 2018. Diambil dari https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/bayu/15-hal-mengejutkan-yang-kamu-belum-tahu-soal-illuminati

Jatnika, A. W., & Hermawan, F. F. (2018). Menjadi Lelaki Sejati: Maskulinitas Dalam Komik Daring Webtoon Indonesia. Jurnal Seni Budaya, vol. 33, no. 1, Februari 2018, hal. 60-66. Akses pada 16 Mei 2018. Diambil dari https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/158

Liliweri, A. (2003). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LkiS.

Matsumoto, D., Hirayama, J., & LeRoux, J. (2006). Pyschological Skills related to Intercultral Adjustment dalam P. Wong and L. Wong (Eds.). Handbook of Multicultural Prespectives on Stress and Coping. New York: Kluwer Academic/Plenum.

Matsumoto, D. (2004). Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

McCloud, S. (2001). Understanding Comics. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Mulyana, D., dan Rahmat, J. (2006). Komunikasi Antar Budaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyana, D. (2008). Komunikasi Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. (2004). Komunikasi Efektif Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prawitasari, J. E. (1995). Mengenal Emosi Melalui Komunikasi Nonverbal. Buletin Psikologi, tahun III, no. 1, Agustus 1995. Akses pada 11 Februari 2019. Diambil dari https://journal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/viewFile/13384/9598

Putri, D. M. (2018). Pengaruh Media Sosial LINE Webtoon Terhadap Minat Membaca Komik Pada Mahasiswa Universitas Riau. Jurnal FISIP, vol. 5, no. 1, April 2018, hal. 1-15. Akses pada 16 Mei 2018. Diambil dari https://media.neliti.com/media/publications/208551-none.pdf

Sarwono, S. W. (2016). Psikologi Lintas Budaya. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Shoelhi, M. (2015). Komunikasi Lintas Budaya dalam Dinamika Komunikasi Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Tinarbuko, S. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.




DOI: https://doi.org/10.33508/jk.v9i1.2372