Hubungan Antara Durasi Penggunaan Layar Gadget Dengan Kejadian Sindroma Mata Kering
Abstract
Abstrak: Gangguan akomodasi dan kelelahan mata adalah hasil dari penggunaan perangkat yang tidak terkendali untuk jangka waktu yang lama. Otot refleks kedip mata adalah yang menjadi lelah. Refleks kedip yang lemah menyebabkan mata kering saat mata lelah. Ketajaman penglihatan yang berkurang dan ketidaknyamanan adalah gejala sindrom mata kering. Penggunaan perangkat dalam jangka waktu lama di kalangan mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko gejala sindrom mata kering termasuk mata merah, radang, terbakar, dan berair. Kami bermaksud untuk mengukur korelasi antara jumlah waktu yang dihabiskan orang untuk menatap layar dan prevalensi kondisi mata kering. Studi ini mensurvei 68 orang senior menggunakan teknik pengambilan sampel acak proporsional untuk menarik kesimpulan dari desain studi korelasional cross-sectional. OSDI dan kuesioner durasi waktu layar untuk perangkat elektronik digunakan. Temuan studi menunjukkan korelasi kuat antara jumlah waktu yang dihabiskan untuk menatap layar dan terjadinya sindrom mata kering, sebagaimana dikonfirmasi oleh uji hipotesis Rank Spearman, yang menghasilkan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05). Korelasi positif yang sangat signifikan (rs +0,000) ditemukan dalam studi tersebut. Dengan penggunaan perangkat yang melampaui empat jam, 55,9% responden menderita kondisi mata kering yang parah. Pengguna harus memperhatikan berapa banyak waktu yang mereka habiskan di depan layar dan harus beristirahat bila perlu, menurut studi tersebut.
Kata kunci : Durasi layar gadget, sindroma mata kering, OSDI
Save to Mendeley
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.33508/ners.v12i2.5844