Perbaikan dan Peningkatan Kualitas di Perusahaan Mie Sumber Rasa Dengan Pendekatan Dmaic
Abstract
Perusahaan Mie Sumber Rasa, merupakan perusahaan yang memproduksi bermacam-macam mie seperti mie keriting, misoa, mie tekuk dan kwe tiau kering. Melalui pengamatan awal dan wawancara yang dilakukan, diperoleh permasalahan yang seringkali terjadi pada proses produksinya yaitu gagal produksi atau cacat. Dugaan
penyebab terjadinya mie gagal produksi atau cacat adalah komposisi adonan mie kurang tepat. Perhitungan nilai
DPMO sebelum perbaikan adalah sebesar 150.000 dengan nilai sigma 2,54. Perbaikan dilakukan dengan melakukan implementasi Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control).
Pada tahap improve dari siklus DMAIC ini menggunakan desain eksperimen yaitu metode Taguchi untuk menentukan komposisi adonan mie yang optimal agar menghasilkan cacat mie yang terkecil. Dalam pelaksanaan eksperimen ini menggunakan 2 faktor yaitu tepung tapioka dan air yang masing-masing terdiri dari 3 level.
Jumlah tepung tapioka yang digunakan adalah 2,5 kg, 5 kg, dan 7,5 kg, sedangkan jumlah air 13,5 liter, 15 liter, dan 16,5 liter. Dari hasil eksperimen komposisi bahan baku yang paling tepat adalah dengan menggunakan jumlah tepung tapioka 7,5 kg dan jumlah air 16,5 liter. Dengan demikian nilai DPMO setelah perbaikan adalah sebesar 80.000 dengan nilai sigma 2,92. Penghematan yang diperoleh perusahaan setelah dilakukan perbaikan sebesar Rp 6.265.400,- per bulan.
penyebab terjadinya mie gagal produksi atau cacat adalah komposisi adonan mie kurang tepat. Perhitungan nilai
DPMO sebelum perbaikan adalah sebesar 150.000 dengan nilai sigma 2,54. Perbaikan dilakukan dengan melakukan implementasi Six Sigma dengan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control).
Pada tahap improve dari siklus DMAIC ini menggunakan desain eksperimen yaitu metode Taguchi untuk menentukan komposisi adonan mie yang optimal agar menghasilkan cacat mie yang terkecil. Dalam pelaksanaan eksperimen ini menggunakan 2 faktor yaitu tepung tapioka dan air yang masing-masing terdiri dari 3 level.
Jumlah tepung tapioka yang digunakan adalah 2,5 kg, 5 kg, dan 7,5 kg, sedangkan jumlah air 13,5 liter, 15 liter, dan 16,5 liter. Dari hasil eksperimen komposisi bahan baku yang paling tepat adalah dengan menggunakan jumlah tepung tapioka 7,5 kg dan jumlah air 16,5 liter. Dengan demikian nilai DPMO setelah perbaikan adalah sebesar 80.000 dengan nilai sigma 2,92. Penghematan yang diperoleh perusahaan setelah dilakukan perbaikan sebesar Rp 6.265.400,- per bulan.
Save to Mendeley
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.33508/wt.v6i2.1255