Penjernihan air limbah sintetis menggunakan koagulan alami

Leonardus Nanda Arisoma H, Nikodemus Masan Sang, Adriana Anteng Anggorowati, Yohanes Sudaryanto

Abstract


Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Kualitas air saat ini menurun dikarenakan ulah manusia yang membuang limbah ke sungai atau ke sumber air tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Untuk itu diperlukan cara agar dapat mengolah air limbah menjadi air bersih yaitu dengan cara koagulasi. Pada penelitian ini dipergunakan koagulan dari bahan alami dengan menggunakan protein sebagai bahan aktifnya, yang digunakan adalah biji kelor, kacang tolo, dan biji melinjo. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi larutan pengekstrak terhadap kadar protein yang terdapat dalam biji kelor, kacang tolo dan biji melinjo. Selain itu dipelajari juga pengaruh penambahan volume larutan ekstrak dengan kadar protein tertinggi (sebagai koagulan alami) dari biji kelor, kacang tolo dan biji melinjo terhadap presentase penurunan kekeruhan dari air limbah sintetis. Proses penjerihan air menggunakan koagulan alami terdiri dua tahap yaitu: (1) ekstraksi protein dari biji-bijian menggunakan pengekstrak NaCl dengan konsentrasi: 0,2 N; 0,3 N; 0,4 N; 0,5 N; 0,6 N; 0,8 N dan 1 N. (2) ekstrak protein dengan kadar protein tertinggi ditambahkan ke dalam air limbah sintetis kemudian diukur kekeruhannya. Hasil pengukuran kekeruhan ini kemudian dihitung presentase penurunannya terhadap kekeruhan air limbah sintetis mula-mula sebelum ditambahkan koagulan alami. Pengukuran kekeruhan menggunakan alat Turbidimeter. Sedangkan kadar protein diukur menggunakan alat Kjeldahl. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar protein tertinggi dari setiap biji-bijian diperoleh dengan menggunakan larutan pengekstrak NaCl pada konsentrasi yang berbeda-beda. Pada biji kelor diperoleh kadar protein tertinggi sebesar 2,51% dengan menggunakan larutan pengekstrak NaCl berkonsentrasi NaCl 0,4 N. Sedangkan untuk kacang tolo dan biji melinjo kadar protein tertinggi berturut-turut sebesar 1,37% dan 0,55%, dengan menggunakan larutan pengekstrak NaCl yang berkonsentrasi berturut-turut sebesar 0,4 N dan 0,2 N. Penurunan kekeruhan air limbah sintetis dengan penambahan ekstrak protein sebanyak 0,5 mL dari biji kelor, yaitu 92,63% diikuti dengan kacang tolo, yaitu 91,02% dan biji melinjo, yaitu 90,85%.

Save to Mendeley


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.33508/wt.v17i2.1963