Abstract
Kulit koro pedang adalah salah satu limbah organik hasil olahan tepung koro pedang yang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk lain yang bermanfaat. Kulit koro pedang mengandung kalsium yang relatif tinggi sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sumber kalsium alami. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan Desain Faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu konsentrasi asam klorida (HCl) dan pemanasan. Faktor pemanasan terdiri dari 2 taraf faktor, yaitu pemanasan dan tanpa pemanasan sedangkan faktor konsentrasi HCl terdiri dari 6 taraf faktor, yaitu 0, 2, 4, 6, 8, dan 10% (v/v). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemanasan, konsentrasi HCl dan interaksinya terhadap kadar kalsium, kadar karbohidrat, dan warna ekstrak kalsium kulit koro pedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata dari interaksi konsentrasi HCl dan pemanasan terhadap kadar kalsium, kadar karbohidrat, dan warna dari ekstrak kalsium kulit koro pedang. Ekstrak kulit koro pedang yang diberi perlakuan pemanasan memiliki kadar kalsium dan kadar karbohidrat yang lebih tinggi daripada ekstrak kulit koro pedang tanpa pemanasan. Selain itu, faktor pemanasan juga mempengaruhi warna ekstrak kulit koro pedang karena adanya penurunan lightness dan peningkatan redness serta yellowness sampel. Perbedaan konsentrasi HCl juga meningkatkan kadar kalsium dan karbohidrat, akan tetapi memberikan hasil yang bervariasi pada warna dari ekstrak kulit koro pedang tanpa perlakuan pemanasan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tahapan awal untuk menghasilkan ekstrak kalsium dari bahan organik sebagai upaya untuk memanfaatkan limbah organik hasil olahan pangan, yaitu kulit koro pedang.
Save to Mendeley
Keywords
kulit koro pedang; HCl; kalsium; Karbohidrat